Liputan6.com, Jakarta Campak pada bayi menjadi salah satu kekhawatiran utama bagi para orang tua. Infeksi yang disebabkan oleh virus Rubeolla ini seringkali ditandai dengan ruam yang menyebar di seluruh tubuh. Namun, apa yang sebenarnya membuat campak pada bayi begitu berbahaya dan bagaimana cara mengidentifikasinya? Fenomena ini dimulai dengan kemunculan bercak di belakang telinga yang kemudian menjalar ke kepala dan leher, memberikan tanda-tanda awal yang tidak bisa diabaikan.
Tidak hanya ruam, bayi yang terkena campak biasanya juga mengalami gejala seperti sakit tenggorokan, batuk, dan bersin sebelum ruam tersebut muncul. Namun, apakah ada faktor lain yang memperbesar risiko campak pada bayi? Vaksinasi yang terlewat dan minimnya asupan vitamin A menjadi salah dua penyebab utama yang dapat mengurangi daya tahan tubuh bayi, membuat mereka lebih rentan terhadap serangan virus Rubeolla.
Advertisement
Baca Juga
Mengapa campak pada bayi menjadi isu yang begitu penting untuk dibahas? Penyakit ini tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan bagi bayi, tetapi juga dapat membawa komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Mengenali tanda-tanda awal dan memahami penyebab serta pencegahannya dapat menjadi kunci utama dalam melindungi si kecil dari ancaman infeksi yang satu ini.
Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber penyebab, gejala dan cara mengobati campak pada bayi, Selasa (14/5/2024).
Penyebab Campak pada Bayi
Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Paramyxovirus. Infeksi ini sangat mudah menular dan dapat menyerang siapa saja, termasuk bayi. Penularan campak pada bayi umumnya terjadi melalui droplet liur dari orang yang terinfeksi. Droplet ini dapat terhirup oleh bayi ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.Â
Selain itu, bayi juga bisa tertular virus campak melalui kontak langsung dengan benda yang sudah terkontaminasi virus. Virus campak mampu bertahan di udara dan di permukaan benda selama sekitar 2 jam, yang meningkatkan risiko penularan, terutama di ruangan tertutup.
Campak pada bayi biasanya menyebar melalui saluran pernapasan. Ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, virus campak tersebar ke udara dalam bentuk droplet. Droplet ini dapat terhirup oleh bayi yang berada di dekatnya, menyebabkan infeksi. Penularan campak pada bayi juga bisa terjadi secara tidak langsung.Â
Misalnya, droplet yang mengandung virus bisa menempel di tangan seseorang setelah bersin atau batuk. Jika tangan yang sudah terkontaminasi ini kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut bayi, virus dapat masuk ke dalam tubuh bayi dan menyebabkan infeksi.
Advertisement
Gejala Campak
Campak adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus Morbillivirus. Penyakit ini sangat menular dan paling sering menyerang anak-anak yang belum menerima vaksin campak, memiliki sistem imun yang lemah, atau mengalami kekurangan vitamin A.
Gejala campak pada anak harus segera dikenali dan diatasi sedini mungkin untuk mencegah komplikasi serius. Hal ini sangat penting, terutama jika di rumah terdapat anak lain atau ibu hamil yang belum mendapatkan vaksin campak, untuk menghindari penularan.
Gejala campak pada anak biasanya muncul antara 10 hingga 12 hari setelah terinfeksi virus. Gejala awal yang muncul sangat mirip dengan gejala flu, seperti:
- Pilek
- Batuk
- Mata merah
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Kelelahan
Setelah 2 hingga 3 hari, anak yang menderita campak dapat mengalami gejala tambahan, seperti:
- Ruam dan bintik di wajah dan leher, yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh
- Koplik spot atau bercak putih kecil di bagian dalam pipi
- Diare
Tahapan Gejala Campak pada Anak
Infeksi virus campak terjadi secara bertahap dan berlangsung selama 14 hingga 21 hari. Berikut ini adalah tahapan munculnya gejala campak pada anak:
Tahap 1: Infeksi dan Inkubasi
Pada tahap ini, infeksi terjadi selama 10 hingga 14 hari pertama setelah terpapar virus. Virus menyebar di dalam tubuh anak, tetapi belum menimbulkan gejala campak apa pun.
Tahap 2: Gejala Awal
Tahap ini berlangsung selama 2 hingga 3 hari setelah tahap infeksi dan inkubasi. Gejala yang muncul pada tahap ini termasuk demam ringan hingga sedang, batuk, pilek, mata merah (konjungtivitis), dan sakit tenggorokan.
Tahap 3: Gejala Ruam dan Bintik
Pada hari ke-3 atau ke-4, anak akan mulai mengalami gejala ruam dan bintik-bintik. Ruam mungkin terlihat merah pada kulit terang dan abu-abu atau ungu pada kulit sawo matang. Selain berwarna kemerahan, bintik campak juga terasa gatal. Ruam ini biasanya menyebar dari belakang telinga, lalu ke wajah, perut, lengan, hingga kaki. Pada saat yang sama, demam anak dapat meningkat hingga 40 derajat Celsius.
Tahap 4: Pemulihan
Ruam dan bintik-bintik pada anak berlangsung selama sekitar 7 hari. Setelah itu, ruam akan meninggalkan bekas berwarna kecokelatan dan kulit anak akan mengelupas. Setelah periode ini, kulit anak biasanya akan tampak bersih kembali dan anak mulai pulih dari infeksi campak.
Penanganan yang tepat dan cepat sangat penting untuk mengatasi campak pada anak. Selain menjaga kebersihan dan memberikan nutrisi yang cukup, vaksinasi adalah langkah pencegahan yang paling efektif untuk melindungi anak dari penyakit ini. Jika gejala campak pada anak muncul, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.
Cara Mengobati Campak pada Bayi
Meskipun tidak ada pengobatan spesifik untuk menyembuhkan campak, pengobatan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu bayi yang terkena campak:
1. Memberikan Asupan Vitamin A
Pemberian suplemen vitamin A dengan dosis yang tepat oleh dokter dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dan kematian akibat campak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa komplikasi campak seringkali berhubungan dengan kekurangan vitamin A. Untuk bayi yang telah berusia 6 bulan ke atas, Mama bisa memberikan MPASI yang kaya vitamin A untuk membantu meringankan gejala.
2. Memberikan Antibiotik
Antibiotik hanya diberikan oleh dokter jika ada indikasi infeksi bakterial sekunder selama bayi menderita campak, seperti radang telinga tengah atau pneumonia.
3. Mencukupi Asupan Cairan Bayi
Salah satu hal terpenting adalah memastikan bayi mendapatkan asupan cairan yang cukup. Jika bayi masih menyusu, perbanyak frekuensi dan durasi pemberian ASI untuk memastikan kebutuhan cairannya terpenuhi. Untuk bayi yang sudah berusia di atas 6 bulan dan sudah mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI), berikan air putih sebagai tambahan sumber cairan.
4. Memberi Obat Demam
Demam adalah salah satu gejala campak yang umum terjadi pada bayi. Untuk mengatasinya, Mama bisa mengompres dahi bayi dengan air hangat dan memberikan obat demam seperti parasetamol atau ibuprofen sesuai dosis yang dianjurkan untuk usia bayi. Selain itu, Mama bisa mengakses Health Immune Checker untuk mendapatkan solusi lain dalam mengatasi demam bayi di rumah.
Â
5. Menyalakan Humidifier
Udara yang terlalu kering dapat membuat bayi merasa tidak nyaman, terutama saat mengalami batuk dan peradangan tenggorokan. Menyalakan humidifier di kamar bayi bisa membantu melembapkan udara dan mengurangi rasa tidak nyaman. Pastikan untuk membersihkan humidifier setiap hari agar tidak ada bakteri atau jamur yang tumbuh di dalamnya.
6. Menyemprotkan Saline Nasal Spray
Saline nasal spray adalah larutan garam steril yang bisa membantu melegakan hidung bayi yang tersumbat. Untuk menggunakannya, baringkan bayi dengan kepala mendongak ke belakang, lalu semprotkan 2-3 tetes saline nasal spray pada setiap lubang hidung. Jika ada lendir yang keluar, segera sedot dengan nasal aspirator untuk membantu bayi bernapas lebih lega. Hindari menyedot lendir dengan mulut karena dapat meningkatkan risiko infeksi.
7. Meredupkan Cahaya Lampu
Bayi yang sakit campak cenderung lebih sensitif terhadap cahaya. Untuk membuat bayi merasa lebih nyaman, ganti lampu di kamar bayi dengan lampu yang lebih redup.
8. Mandikan dengan Air Hangat
Mandi air hangat bisa membantu meredakan demam dan nyeri ruam akibat campak. Selain itu, mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa gatal yang disebabkan oleh ruam. Untuk membantu meredakan rasa gatal, Mama bisa menambahkan mineral salts atau oatmeal giling ke dalam air mandi bayi.
Â
9. Jangan Bawa Bayi Keluar Rumah
Umumnya, campak akan pulih setelah sekitar satu minggu dengan pengobatan yang tepat. Namun, penting untuk mengisolasi bayi hingga seluruh ruam berubah warna menjadi tembaga atau kehitaman untuk mengurangi risiko penularan pada orang lain.
10. Memberi Obat Batuk dan Pilek
Batuk dan pilek adalah gejala lain yang sering muncul saat bayi menderita campak. Untuk membantu bayi bernapas lebih nyaman, Mama bisa memberikan obat batuk dan pilek sesuai dosis yang diresepkan oleh dokter.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Mama dapat membantu meredakan gejala campak pada bayi dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan penanganan dan saran medis yang tepat.
Â
Â
Advertisement