Sukses

Metformin Obat Apa? Ini Penjelasan BPOM dan Disebut Bikin Panjang Umur

Metformin adalah obat yang digunakan untuk mengelola diabetes mellitus tipe 2.

Liputan6.com, Jakarta - Metformin obat apa? Ini adalah obat yang digunakan untuk mengelola diabetes mellitus tipe 2, bekerja dengan menekan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengakui metformin sebagai obat esensial yang aman dan efektif untuk pasien diabetes, terutama mereka yang kelebihan berat badan dan tidak dapat mengontrol gula darah hanya dengan diet dan olahraga.

Menurut K24Klik, metformin HEXPHARM 500MG TAB 200S tersedia dalam bentuk tablet dan dapat dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Selain sebagai penurun gula darah, metformin obat apa juga disebut-sebut memiliki potensi untuk memperpanjang umur dan mencegah penyakit terkait penuaan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa metformin bisa membantu mencegah penyakit kardiovaskular dan kanker, serta memperlambat penuaan. Meski begitu, klaim ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk konfirmasi lebih mendalam.

BPOM senantiasa mengawasi penggunaan dan kualitas metformin di Indonesia, memastikan bahwa obat ini memenuhi standar nasional dan internasional. Penggunaan metformin harus selalu berdasarkan rekomendasi dokter, terutama untuk pasien dengan riwayat alergi, gagal jantung kongestif, atau gangguan fungsi ginjal.

Bagi yang mencari jawaban tentang metformin obat apa, penting untuk memahami bahwa metformin adalah obat yang tidak hanya berfungsi sebagai pengelola diabetes. Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang metformin obat apa, manfaat, dan efek sampingnya, Rabu (15/5/2024).

2 dari 4 halaman

Obat Metformin

Metformin adalah obat yang dikenal luas dalam dunia medis sebagai pengobatan utama untuk diabetes tipe 2. Obat ini termasuk dalam golongan biguanide dan berfungsi untuk membantu tubuh menggunakan insulin secara lebih efektif. Pada pasien diabetes tipe 2, tubuh mereka tidak dapat menggunakan atau memproduksi insulin dengan normal, sehingga gula darah tidak dapat diubah menjadi energi dan hanya menumpuk dalam darah.

Banyak yang mencari tahu Metformin obat apa. Ini adalah obat yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin dan mengurangi jumlah gula yang diproduksi oleh hati. Oleh karena itu, banyak pasien diabetes tipe 2 bergantung pada metformin untuk mengelola kondisi mereka dan mencegah komplikasi serius.

Selain dikenal sebagai obat anti-diabetes, metformin obat apa juga disebut-sebut memiliki manfaat tambahan yang luar biasa. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa metformin mungkin memiliki kemampuan untuk memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas hidup. Obat ini diduga dapat mengurangi rasa sakit, mengobati atau bahkan mencegah penyakit kardiovaskular, dan mengurangi risiko kanker.

Namun, klaim ini masih dalam tahap penelitian lebih lanjut dan belum sepenuhnya diterima dalam praktik medis umum. Penting untuk mencatat bahwa meskipun ada potensi manfaat tambahan, penggunaan metformin harus selalu berdasarkan rekomendasi dokter dan sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing individu.

Di Indonesia, metformin obat apa, yakni termasuk dalam daftar obat esensial yang diakui oleh Badan POM. Sejak pertama kali digunakan secara global pada tahun 1957, metformin telah terbukti aman dan efektif dalam pengobatan diabetes tipe 2, khususnya pada pasien dengan kelebihan berat badan dan kadar glukosa yang sulit dikontrol hanya melalui diet dan olahraga. BPOM terus memantau keamanan, khasiat, dan mutu metformin, memastikan bahwa obat ini memenuhi standar nasional dan internasional.

Penelitian terbaru dari mahasiswa Program Doktor Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) melansir dari keterangan resminya, memberikan pandangan lebih mendalam tentang efektivitas metformin. Penelitian ini mengkaji pengaruh variasi genetik PRKAA2 terhadap efektivitas terapi metformin dan risiko penyakit kardiovaskular pada pasien diabetes tipe 2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa monoterapi metformin mampu menurunkan HbA1c minimal 1% pada hampir setengah dari peserta penelitian dan efektif menurunkan HbA1c menjadi kurang dari 7% pada 15% pasien. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa mayoritas partisipan yang menjalani monoterapi metformin memiliki risiko rendah untuk penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun mendatang.

Penelitian lebih lanjut sangat dianjurkan untuk mengeksplorasi peran variasi genetik PRKAA2 dalam respons terapi metformin. Hal ini meliputi evaluasi kejadian hipoglikemia, perubahan indeks massa tubuh (BMI), dan analisis komplikasi mikrovaskular serta makrovaskular pada pasien. Mengikuti perkembangan penelitian ini, diharapkan manfaat metformin dapat dimaksimalkan, baik sebagai pengobatan diabetes tipe 2 maupun potensi penggunaannya dalam meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

3 dari 4 halaman

Manfaat Metformin Lainnya

Melansir dari Harvard Health Publishing, dokter dan anggota fakultas kesehatan di Harvard Medical School, Robert H. Shmerling, menjelaskan bahwa para peneliti sedang menyelidiki potensi metformin untuk beberapa penyakit lain. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai manfaat metformin yang sedang diteliti:

1. Memperlambat Penuaan, Mencegah Penyakit Terkait Usia, dan Meningkatkan Umur

Studi awal menunjukkan bahwa metformin dapat memperlambat penuaan dan meningkatkan harapan hidup dengan beberapa mekanisme. Metformin meningkatkan respons tubuh terhadap insulin, yang sangat penting dalam mengatur kadar gula darah dan mencegah kerusakan sel. Selain itu, metformin memiliki efek antioksidan yang membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

Kesehatan pembuluh darah juga mendapat manfaat dari metformin, sehingga mencegah penyakit kardiovaskular yang sering terkait dengan penuaan. Penelitian-penelitian ini memberikan harapan bahwa metformin dapat menjadi salah satu intervensi dalam strategi penuaan sehat. Bagi mereka yang bertanya-tanya "metformin obat apa", penting untuk diketahui bahwa potensi anti-penuaan ini masih dalam tahap penelitian.

Penelitian menunjukkan bahwa metformin dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker pada orang dengan diabetes tipe 2, termasuk kanker payudara, usus besar, dan prostat. Metformin bekerja dengan mengurangi kadar insulin dalam darah, yang diketahui dapat merangsang pertumbuhan sel kanker. Selain itu, metformin mempengaruhi jalur seluler yang terkait dengan proliferasi sel dan apoptosis (kematian sel terprogram), yang dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metformin dapat memberikan manfaat tambahan bagi pasien diabetes tipe 2 dalam hal pencegahan kanker. Ini menambah dimensi lain pada pertanyaan "apa itu metformin" selain sebagai obat antidiabetes.

Metformin juga menunjukkan potensi dalam menurunkan risiko demensia dan stroke. Beberapa penelitian mencatat bahwa pengguna metformin mengalami penurunan kognitif yang lebih sedikit dan tingkat demensia yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan obat ini. Selain itu, tingkat stroke juga lebih rendah di antara pengguna metformin.

Hal ini mungkin terkait dengan kemampuan metformin dalam meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga kesehatan pembuluh darah. Bagi pasien diabetes, manfaat ini sangat berarti karena mereka memiliki risiko lebih tinggi terhadap gangguan kognitif dan stroke. Oleh karena itu, memahami metformin obat apa dapat memberikan wawasan tentang potensinya dalam melindungi kesehatan otak.

Penelitian-penelitian ini sebagian besar mencakup orang dengan diabetes atau pradiabetes, sehingga belum jelas apakah manfaat potensial ini juga berlaku bagi mereka yang tidak menderita diabetes. Namun, temuan awal ini memberikan harapan bahwa metformin mungkin memiliki aplikasi yang lebih luas di masa depan. Bagi masyarakat umum, mengetahui apa itu metformin dan potensi manfaatnya dapat membantu dalam pengambilan keputusan terkait kesehatan dan pengelolaan penyakit kronis.

 

4 dari 4 halaman

Efek Samping Metformin

Metformin adalah obat yang umum digunakan untuk mengelola kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Sebagai obat golongan biguanide, metformin berfungsi menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. Meskipun efektif, metformin juga memiliki sejumlah efek samping yang perlu diperhatikan oleh pengguna.

Melansir dari K24Klik bahwa beberapa efek samping metformin yang sering dialami pasien, seperti diare, banyak buang gas, rasa lelah, nyeri-nyeri otot, gula darah rendah (hipoglikemia), penurunan kadar vitamin B-12 dalam tubuh, sulit buang air besar, dan sakit maag.

Diare Paling Sering Terjadi

Diare merupakan salah satu efek samping metformin yang paling umum terjadi. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan dehidrasi jika tidak dikelola dengan baik. Pengguna metformin sering kali mengalami diare pada awal penggunaan obat, namun biasanya gejala ini akan berkurang seiring waktu.

Penting bagi pasien untuk tetap terhidrasi dan berkonsultasi dengan dokter jika diare berlanjut atau parah. Banyak buang gas juga sering dilaporkan sebagai efek samping metformin, yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan sosial dan fisik.

Rasa Lelah dan Nyeri Otot

Rasa lelah dan nyeri-nyeri otot juga termasuk dalam efek samping metformin yang harus diwaspadai. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh perubahan dalam metabolisme tubuh saat menyesuaikan diri dengan pengobatan. Pasien yang mengalami gejala ini sebaiknya menghubungi dokter untuk mendapatkan nasihat tentang cara mengelola atau mengurangi gejala tersebut.

Hipoglikemia, atau gula darah rendah, juga merupakan risiko potensial, terutama jika metformin digunakan bersamaan dengan obat lain yang menurunkan gula darah. Pasien harus memantau kadar gula darah mereka secara teratur dan mengenali tanda-tanda hipoglikemia, seperti pusing, gemetar, dan keringat dingin.

Efek Samping Lainnya

Efek samping metformin lainnya adalah penurunan kadar vitamin B-12 dalam tubuh. Kekurangan vitamin B-12 dapat menyebabkan anemia dan kerusakan saraf jika tidak diatasi. Oleh karena itu, pasien yang menggunakan metformin jangka panjang disarankan untuk memeriksa kadar vitamin B-12 mereka secara berkala dan mempertimbangkan suplemen jika diperlukan.

Kesulitan buang air besar dan sakit maag juga merupakan efek samping yang dilaporkan, yang bisa diatasi dengan perubahan diet atau penggunaan obat tambahan sesuai rekomendasi dokter.

Metformin harus dikonsumsi sesuai dosis yang ditetapkan untuk meminimalkan risiko efek samping. Dosis awal yang umum adalah 500 mg per hari, dan dapat ditingkatkan hingga dosis maksimal 2.000 mg per hari, tergantung respons pasien terhadap pengobatan.

Metformin sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan makanan untuk mengurangi risiko gangguan pencernaan. Penyimpanan obat juga harus dilakukan dengan benar, yaitu di tempat sejuk dan kering, serta terhindar dari cahaya matahari langsung, agar kualitas obat tetap terjaga. Penggunaan metformin pada wanita hamil, menyusui, dan lanjut usia harus mendapat perhatian khusus dan pengawasan dari dokter .