Sukses

Kondisi Kehamilan yang Memerlukan Persalinan Caesar, Kenali Apa Saja

Meskipun banyak ibu hamil kembar yang melahirkan secara normal, ada beberapa faktor yang dapat membuat persalinan caesar menjadi lebih disarankan.

Liputan6.com, Jakarta Persalinan caesar atau sectio caesarea (SC), sering menjadi pilihan ketika ada situasi yang mengharuskan penanganan cepat untuk melindungi ibu dan bayi dalam kandungan. Meskipun banyak ibu hamil yang lebih memilih persalinan normal, operasi caesar tetap menjadi prosedur yang penting dalam dunia kebidanan.

Salah satu alasan utama mengapa persalinan caesar dipilih adalah karena keadaan darurat yang mengancam keselamatan ibu dan bayi. Misalnya, ketika terjadi komplikasi seperti plasenta previa, perdarahan berat, atau tekanan darah tinggi yang tidak terkendali, persalinan caesar menjadi pilihan yang tepat untuk menghindari risiko lebih lanjut.

Selain itu, ada juga ibu hamil yang memilih persalinan caesar karena alasan tertentu seperti ingin memilih tanggal kelahiran yang baik menurut kepercayaan atau untuk menghindari rasa sakit yang mungkin timbul selama persalinan normal. Meskipun demikian, keputusan ini harus dibuat setelah diskusi mendalam dengan tim medis untuk memastikan keputusan tersebut sesuai dengan kondisi medis dan kebutuhan ibu dan bayi.

Dalam praktiknya, operasi caesar dapat dibagi menjadi dua jenis, direncanakan dan emergensi. Persalinan caesar yang direncanakan terjadi ketika dokter dan ibu hamil sudah memiliki jadwal operasi yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan operasi caesar yang emergensi terjadi dalam situasi darurat yang membutuhkan penanganan segera untuk menjaga nyawa ibu dan bayi. Berikut beberapa kondisi kehamilan yang mengharuskan ibu hamil melakukan persalinan caesar yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/5/2024).

2 dari 5 halaman

1. Kehamilan Kembar

Kehamilan dengan janin kembar dua atau bahkan lebihdapat menjadi tantangan tersendiri dalam proses persalinan. Meskipun banyak ibu hamil kembar yang melahirkan secara normal, ada beberapa faktor yang dapat membuat persalinan caesar menjadi lebih disarankan. Misalnya, jika salah satu atau kedua janin berada dalam posisi yang tidak ideal untuk kelahiran normal, maka persalinan caesar mungkin diperlukan untuk menghindari risiko komplikasi yang lebih besar.

Selain itu, faktor-faktor seperti berat janin yang besar atau perbedaan berat janin yang signifikan antara kedua janin juga dapat menjadi alasan untuk memilih persalinan caesar. Keputusan ini biasanya dibuat setelah pertimbangan cermat oleh tim medis yang memperhitungkan risiko dan manfaat bagi kesehatan ibu dan bayi.

2. Kelainan Posisi Janin

Umumnya, pada trimester akhir kehamilan kepala bayi akan berada dibawah mendekati jalan lahir. Namun, terkadang terjadi kelainan posisi janin, seperti posisi bokong berada di bagian bawah (breech position) atau bayi posisi lintang. Dalam kondisi ini, persalinan normal dapat menjadi sulit atau bahkan berisiko tinggi.

Persalinan caesar sering dipilih untuk mengatasi kelainan posisi janin ini karena dapat mengurangi risiko komplikasi seperti trauma pada bayi atau prolaps tali pusat. Meskipun persalinan normal bisa dicoba dalam beberapa kasus, keputusan akhir biasanya didasarkan pada evaluasi medis yang menyeluruh.

3. Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah kondisi darurat di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum waktunya. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan yang serius dan mengancam nyawa ibu dan bayi. Operasi caesar sering menjadi pilihan pertama dalam penanganan solusio plasenta, terutama jika kondisi tersebut mengancam keselamatan ibu atau bayi.

3 dari 5 halaman

4. Plasenta Previa

Kondisi ini terjadi ketika plasenta menempel di bagian bawah dinding rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pintu leher rahim. Pada kasus plasenta previa, perlu dilakukan observasi teliti terlebih dahulu sebelum keputusan operasi caesar diambil. Meskipun tidak semua kasus memerlukan operasi caesar, umumnya plasenta previa yang menutupi seluruh atau sebagian pintu leher rahim membutuhkan intervensi operasi caesar untuk memastikan kelahiran bayi berlangsung dengan aman.

5. Tali Pusat Keluar

Kondisi langka ini terjadi ketika tali pusat janin keluar melalui leher rahim dan vagina sebelum janin lahir. Hal ini dapat mengganggu aliran darah dan nutrisi yang kaya oksigen ke janin, menyebabkan keadaan darurat dalam kehamilan. Operasi caesar menjadi tindakan yang mendesak untuk dilakukan dalam kondisi ini guna menghindari komplikasi serius akibat tekanan pada tali pusat yang keluar.

6. Robekan Rahim

Robekan rahim dapat terjadi baik selama kehamilan maupun persalinan. Hal ini bisa menyebabkan perdarahan yang signifikan dan mengancam nyawa ibu dan bayi. Operasi caesar perlu segera dilakukan untuk mengatasi robekan rahim dan menghentikan perdarahan, serta melakukan penjahitan pada bagian rahim yang robek.

7. Persalinan Berlangsung Lama

Kadang-kadang, persalinan melalui vagina bisa menjadi lambat atau terhenti kemajuannya. Faktor-faktor seperti ukuran bayi yang besar, kontraksi yang lemah, atau panggul yang sempit dapat menyebabkan persalinan melambat. Tanda-tanda persalinan lama bisa berupa pembukaan leher rahim yang lambat atau terhenti. Dalam kasus-kasus ini, persalinan caesar  bisa dipertimbangkan untuk memastikan kelahiran bayi dengan aman dan menghindari komplikasi yang mungkin timbul dari persalinan yang berlangsung lama.

4 dari 5 halaman

8. Riwayat Operasi Caesar Sebelumnya

Meskipun sebagian besar wanita yang memiliki riwayat operasi caesar sebelumnya dapat mencoba persalinan melalui vagina pada kehamilan berikutnya (VBAC), namun ada risiko yang terkait dengan VBAC seperti robekan rahim. Karena itu, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum mempertimbangkan VBAC. Dalam beberapa kasus, terutama jika ada risiko robekan rahim atau komplikasi lain, operasi caesar tetap menjadi pilihan yang lebih aman.

9. Disproporsi Kepala Panggul (CPD)

Pada kondisi ini, ukuran kepala bayi mungkin terlalu besar atau panggul ibu terlalu kecil sehingga tidak sesuai untuk persalinan melalui vagina. Persalinan caesar menjadi pilihan utama dalam kasus disproporsi kepala panggul untuk memastikan kelahiran bayi dengan aman tanpa risiko komplikasi yang berlebihan.

10. Kelainan pada Ibu atau Janin

Beberapa masalah kesehatan pada ibu hamil seperti preeklamsia, diabetes, atau herpes dapat menjadi indikasi untuk melakukan operasi caesar. Preeklamsia yang parah misalnya, dapat mengancam suplai oksigen dan nutrisi pada janin sehingga persalinan caesar perlu dilakukan untuk menghindari risiko yang lebih besar. Demikian pula, pada kasus diabetes yang mengakibatkan janin berukuran besar, operasi caesar bisa menjadi pilihan yang lebih aman untuk kelahiran.

11. Kelainan Kongenital pada Janin

Persalinan caesar juga dapat diperlukan jika janin memiliki kelainan kongenital yang dapat meningkatkan risiko komplikasi selama proses persalinan. Dengan melakukan operasi caesar, risiko terhadap bayi dan ibu dapat dikurangi dan tindakan medis yang lebih tepat dapat dilakukan.

5 dari 5 halaman

Resiko yang Mungkin Terjadi pada Persalinan Caesar

Meskipun sangat membantu dianjurkan dalam kondisi-kondisi medis tertentu, persalinan caesar juga memiliki sejumlah risiko dan komplikasi yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Berikut adalah beberapa risiko yang dapat terjadi pada persalinan caesar.

1. Cedera pada Saluran Kemih

Selama prosedur operasi, terutama saat melakukan insisi pada lapisan rahim, ada risiko terjadi cedera pada saluran kemih yang dapat menyebabkan masalah pada kemih dan memerlukan tindakan medis lanjutan.

2. Infeksi Kandung Kemih atau Rahim

Seperti pada prosedur bedah lainnya, risiko infeksi pada kandung kemih atau rahim juga dapat terjadi setelah persalinan caesar. Infeksi ini memerlukan perawatan antibiotik untuk diatasi.

3. Perdarahan yang Memerlukan Transfusi Darah

Meskipun persalinan caesar biasanya meminimalkan risiko perdarahan dibandingkan persalinan normal, tetap ada kemungkinan perdarahan yang cukup banyak sehingga memerlukan transfusi darah untuk mengatasi kehilangan darah yang signifikan.

Selain itu, persalinan caesar juga dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan persalinan selanjutnya, seperti berikut. 

1. Plasenta Akreta

Ini adalah kondisi di mana bagian plasenta tumbuh terlalu dalam ke dalam dinding rahim. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan selanjutnya atau bahkan memerlukan penanganan bedah yang lebih lanjut.

2. Plasenta Previa

Plasenta previa terjadi ketika plasenta menutupi bagian bawah rahim, menghalangi jalan lahir. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko perdarahan hebat selama persalinan, yang dapat mengancam nyawa ibu dan bayi.

3. Uterus Pecah (Ruptur)

Meskipun jarang terjadi, ruptur uterus merupakan kondisi serius di mana lapisan dinding rahim pecah, menyebabkan perdarahan hebat. Kondisi ini memerlukan penanganan medis darurat, termasuk mungkin pengangkatan rahim (histerektomi) untuk menghentikan perdarahan.

Selain risiko pada ibu, persalinan caesar juga dapat menimbulkan risiko pada bayi, seperti cedera selama pembedahan atau masalah pernapasan, terutama jika bayi lahir sebelum usia kehamilan 39 minggu.

Oleh karena itu keputusan untuk melakukan persalinan caesar harus dipertimbangkan dengan seksama oleh tim medis dan pasien, dengan memperhitungkan manfaat dan risiko dari tindakan tersebut sesuai dengan kondisi medis yang ada. Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien sangat penting untuk memahami semua aspek yang terkait dengan persalinan caesar.

Â