Sukses

Alat-Alat Musik Papua, Cara Memainkan, dan Kegunaannya

Alat musik Papua adalah instrumen tradisional yang berasal dari berbagai suku di Papua.

Liputan6.com, Jakarta - Alat musik Papua adalah instrumen tradisional yang berasal dari berbagai suku di Papua, seperti Suku Kamoro, Dani, dan Asmat. Alat musik ini mencakup berbagai jenis, mulai dari alat tiup seperti Triton dan Fuu, hingga alat pukul seperti Tifa dan Eme. Instrumen-instrumen ini tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga memainkan peran penting dalam upacara adat dan komunikasi.

Mengetahui alat musik Papua penting untuk memahami kekayaan budaya dan tradisi yang masih dijaga oleh masyarakat Papua hingga kini. Alat musik seperti Pikon dan Butshake tidak hanya sekadar alat musik, tetapi juga bagian dari identitas dan warisan budaya yang diwariskan secara turun-temurun.

Selain itu, memahami cara memainkan alat musik Papua memberikan wawasan lebih dalam tentang kehidupan sehari-hari dan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat Papua. Teknik memainkan alat musik seperti menggetarkan Pikon atau meniup Triton menunjukkan kearifan lokal dan keterampilan yang diwariskan.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam alat musik Papua dan cara memainkannya merangkum dari buku "Mengenal Tarian dan Seni Papua" karya Dewi Nurhayati, Portal Merauke, dan sumber lainnya, Rabu (22/5/2024).

2 dari 3 halaman

1. Tifa

Deskripsi: Tifa adalah alat musik Papua pukul yang sangat populer di Papua, sering digunakan dalam pertunjukan seni. Alat musik ini memiliki batang tubuh yang terbuat dari kayu, sering kali dari kayu matoa.

Cara Memainkan: Tifa dimainkan dengan cara dipukul pada bagian yang ditutupi kulit rusa yang telah dikeringkan.

Kegunaan: Tifa digunakan dalam berbagai upacara adat dan pertunjukan seni, menjadi simbol perdamaian bagi masyarakat Papua di masa lampau.

2. Eme

Deskripsi: Eme adalah alat musik pukul yang mirip dengan Atowo, tetapi memiliki pegangan khusus pada salah satu sisinya. Alat musik ini sering digunakan oleh Suku Kamoro di Papua.

Cara Memainkan: Eme alat musik Papua yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan. Posisi memegang pegangan khusus memudahkan pemain untuk mengontrol dan menghasilkan ritme yang diinginkan.

Kegunaan: Eme biasanya digunakan sebagai sarana hiburan atau pada acara-acara adat Suku Kamoro. Alat musik ini sering mengiringi nyanyian atau petuah-petuah kebijakan.

Bahan: Eme terbuat dari campuran kapur dari bia dan darah manusia yang berfungsi sebagai perekat kulit biawak yang melapisi batang tubuh alat musik ini.

3. Yi

Deskripsi: Yi adalah alat musik tiup tradisional Papua yang mirip dengan suling, tetapi lebih tebal dan memiliki lubang angin yang lebih besar.

Cara Memainkan: Yi alat musik Papua yang dimainkan dengan cara ditiup, menggunakan teknik pernapasan yang stabil untuk menghasilkan suara yang harmonis.

Kegunaan: Yi sering digunakan untuk mengiringi tarian-tarian adat dan pada masa lalu digunakan untuk memanggil orang-orang untuk berkumpul.

Bahan: Yi terbuat dari kayu dan bambu berwarna coklat gelap, menghasilkan suara yang unik dan khas.

4. Paar dan Kee

Deskripsi: Paar dan Kee adalah dua alat yang berbeda namun tidak terpisahkan dalam penggunaannya oleh Suku Waris di Papua.

Cara Memainkan: Paar, yang merupakan tempurung labu kering, digunakan sebagai penutup kelamin pria, sementara Kee, ikat pinggang dari tulang burung kasuari, menjaga Paar tetap pada tempatnya. Kombinasi ini digunakan dalam tarian dan musik pada pesta adat.

Kegunaan: Selain sebagai pakaian tradisional, Paar dan Kee digunakan oleh pria Suku Waris untuk memainkan musik mengiringi momen-momen pesta adat.

5. Guoto

Deskripsi: Guoto adalah alat musik petik tradisional dari Papua Barat, terbuat dari kayu dan kulit lembu.

Cara Memainkan: Guoto dimainkan dengan cara dipetik, menghasilkan suara yang stabil berkat lubang kecil di bagian tengahnya yang membantu resonansi.

Kegunaan: Guoto digunakan dalam berbagai upacara adat dan hiburan di Papua Barat.

6. Atowo

Deskripsi: Atowo adalah alat musik pukul berbentuk tabung kecil, terbuat dari kayu dengan ukiran di bagian luar.

Cara Memainkan: Atowo alat musik Papua yang dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan teknik pukulan tertentu untuk menghasilkan irama yang sesuai.

Kegunaan: Atowo sering digunakan dalam acara adat, meskipun saat ini cukup sulit ditemukan.

7. Kecapi Mulut

Deskripsi: Kecapi mulut adalah alat musik tiup tradisional dari suku Dani di wilayah lembah Baliem, Papua, terbuat dari bambu.

Cara Memainkan: Kecapi mulut dimainkan dengan cara menjepit bibir pada bagian tertentu sambil ditiup. Pemain mengatur nada dengan menarik bagian tali dari alat musik ini.

Kegunaan: Kecapi mulut digunakan dalam berbagai upacara adat suku Dani, menambahkan keunikan pada musik tradisional Papua.

 

 

3 dari 3 halaman

8. Triton

Deskripsi: Triton adalah alat musik tiup tradisional Papua yang terbuat dari kulit kerang. Triton awalnya digunakan sebagai alat panggil serta pemberi tanda oleh masyarakat Papua.

Cara Memainkan: Triton dimainkan dengan cara ditiup sambil menutup salah satu sisi kulit kerang. Teknik ini memungkinkan suara keras yang dihasilkan oleh Triton untuk terdengar jauh, sesuai dengan fungsi awalnya sebagai alat untuk memanggil masyarakat sekitar agar berkumpul.

Kegunaan: Selain digunakan untuk panggilan dan tanda, Triton kini sering digunakan dalam berbagai acara adat sebagai alat musik Papua pengiring. Triton banyak ditemukan di daerah Biak, Yapen, Nabire, Wondama, hingga Waropen, tempat masyarakat setempat mencari kerang.

9. Fuu

Deskripsi: Fuu, juga dikenal dengan nama Korno atau Tahuri, adalah alat musik tiup tradisional Papua yang terbuat dari kayu dan bambu. Alat musik ini sering digunakan oleh Suku Asmat di Kabupaten Merauke.

Cara Memainkan: Fuu dimainkan dengan cara ditiup, menghasilkan suara yang digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk alat komunikasi antar penduduk dan pengiring tarian adat.

Kegunaan: Fuu sering digunakan dalam tarian-tarian adat Suku Asmat dan pada masa lalu juga digunakan sebagai alat komunikasi. Kini, fuu tetap populer sebagai bagian dari budaya Papua, khususnya dalam pementasan seni tradisional.

10. Pikon

Deskripsi: Pikon adalah alat musik tradisional khas Suku Dani di Papua. Terbuat dari sebilah bambu kecil dengan ruas dan rongga, pikon berbentuk lonjong namun ukurannya cukup kecil.

Cara Memainkan: Pikon dimainkan dengan menarik lidi yang terikat pada bagian pangkal, yang membuat penggetar di dalamnya menghasilkan suara khas. Teknik ini membuat pikon unik dalam menghasilkan getaran yang khas.

Kegunaan: Pikon biasanya dimainkan oleh kaum pria suku Dani, terutama dalam acara adat dan upacara. Suara yang dihasilkan oleh pikon menambah kekayaan musik tradisional Papua.

11. Korambi

Deskripsi: Korambi adalah alat musik petik tradisional dari suku Tehit di Kabupaten Sorong, Papua. Terbuat dari bambu, korambi sering digunakan untuk mengiringi kesenian tari-tarian khas adat.

Cara Memainkan: Korambi dimainkan dengan cara dipetik. Senar yang terpasang pada korambi menghasilkan suara melalui getarannya.

Kegunaan: Korambi sering digunakan bersama dengan alat musik Papua lainnya seperti fuu dan tifa dalam pementasan adat, menambah harmonisasi musik tradisional Papua.

12. Amyen

Deskripsi: Amyen adalah alat musik tiup sejenis terompet yang terbuat dari kayu putih, banyak ditemukan pada masyarakat suku Web di Kabupaten Keerom, Papua.

Cara Memainkan: Amyen alat musik Papua yang dimainkan dengan cara ditiup, menghasilkan suara yang khas dan digunakan dalam berbagai kesenian tari-tarian daerah.

Kegunaan: Selain digunakan untuk mengiringi tarian adat, Amyen pada zaman dahulu juga berfungsi sebagai alat komunikasi oleh masyarakat suku Web. Amyen tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya Papua.

13. Butshake

Deskripsi: Butshake adalah alat musik dengan bentuk unik, terbuat dari bambu dan buah kenari. Alat musik ini berasal dari suku Matu di Kabupaten Merauke, Papua.

Cara Memainkan: Butshake dimainkan dengan cara digoyangkan, sehingga buah kenari yang saling menempel menghasilkan suara musik yang mirip dengan marakas modern.

Kegunaan: Butshake alat musik Papua yang sering digunakan dalam acara adat dan upacara, menambah ritme dan dinamika pada musik tradisional Papua. Suara yang dihasilkan oleh butshake menambah warna tersendiri dalam setiap pementasan.