Sukses

Mengenal Gamelan, Sejarah, Fungsi, Jenis-Jenis, dan Cara Memainkannya

Gamelan adalah ansambel musik tradisional Indonesia yang terdiri dari berbagai jenis instrumen, seperti gong, kenong, saron, dan bonang.

Liputan6.com, Jakarta Gamelan adalah ansambel musik tradisional Indonesia yang terdiri dari berbagai jenis instrumen, seperti gong, kenong, saron, dan bonang. Musik gamelan ini berasal dari Jawa, Bali, dan Lombok, dengan masing-masing daerah memiliki gaya dan karakteristik tersendiri. Instrumen gamelan biasanya terbuat dari perunggu, besi, atau kayu, yang memberikan suara yang khas dan harmonis.

Seni gamelan tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki peran penting dalam upacara adat dan keagamaan. Dalam pertunjukan gamelan, setiap instrumen dimainkan secara bersamaan dengan pola ritmis yang kompleks, menciptakan harmoni yang mendalam dan meditatif. Musik ini sering mengiringi tarian tradisional, wayang kulit, dan berbagai ritual budaya lainnya, menjadikannya bagian integral dari kehidupan masyarakat setempat.

Pembelajaran dan pelestarian gamelan dilakukan melalui proses pembinaan yang ketat dan sering kali diturunkan secara turun-temurun. Banyak sekolah dan sanggar seni di Indonesia yang mengajarkan gamelan, memastikan generasi muda dapat terus melestarikan warisan budaya ini. Dengan demikian, gamelan tidak hanya menjadi aset budaya yang berharga, tetapi juga simbol identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian gamelan, sejarah, fungsi, jenis-jenis, dan cara memainkannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/5/2024).

2 dari 5 halaman

Pengertian Gamelan

Gamelan adalah musik ansambel tradisional Jawa dan Bali di Indonesia yang memiliki tangga nada pentatonis dalam sistem tangga nada (laras) slendro dan pelog. Terdiri dari instrumen musik perkusi yang digunakan pada seni musik karawitan. Gamelan termasuk music perkusif. Perkembangan penggunaan gamelan untuk upacara ritual, bersifat keagamaan, pendidikan, media penerangan, dan lain-lain.

Kata gamelan berasal dari bahasa Jawa gamêl yang berarti 'memukul' atau 'menabuh', dapat merujuk pada jenis palu yang digunakan untuk memukul instrumen, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Jadi gamelan merupakan suatu aktivitas menabuh yang dilakukan oleh orang zaman dahulu yang kemudian menjadi nama alat musik ansambel. Sejak 2021, seluruh instrumen gamelan secara resmi diakui oleh UNESCO sebagai salah satu Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda yang berasal dari Indonesia.

Bahasa Jawa halus (krama) untuk 'gamelan' adalah gangsa, dibentuk dari kata tiga dan sedasa (tiga dan sepuluh) merujuk pada elemen pembuat gamelan berupa perpaduan tiga bagian tembaga dan sepuluh bagian timah. Perpaduan tersebut menghasilkan perunggu, yang dianggap sebagai bahan baku terbaik untuk membuat gamelan.

Sementara, gamelan Jawa adalah  ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa.

3 dari 5 halaman

Sejarah Gamelan

Pada abad-abad permulaan masehi kedatangan perdagangan Tiongho bukan saja sebagai misi dagang tetapi juga sebagai misi kebudayaan. Dalam jumpa dagang mereka saling bercerita tentang pengalaman mereka masing-masing, juga sampai pada hal kepercayaan. Kepercayaan Tiongkok mempercayai bahwa roh nenek moyang mereka senang terhadap bunyi-bunyian. Karena alat-alat bunyi-bunyian dipergunakan demikian, maka alat-alat tersebut juga dikeramatkan. Perkembangan dari alat-alat inilah yang menjadi gamelan yang sekarang ini.

Sebenarnya, gamelan diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit (1293-1500 M) dan bahkan sebelumnya, dengan bukti arkeologis yang menunjukkan adanya alat musik serupa yang digunakan dalam ritual-ritual keagamaan dan kerajaan.

Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, gamelan menjadi bagian penting dari upacara keagamaan dan hiburan istana. Instrumen gamelan yang awalnya sederhana berkembang menjadi lebih kompleks dengan pengaruh budaya dari India, Cina, dan kemudian Islam, yang masuk melalui jalur perdagangan dan penaklukan. Perkembangan gamelan selama periode ini menghasilkan berbagai bentuk dan gaya, mencerminkan kekayaan budaya dan interaksi antarbangsa yang terjadi di Nusantara.

Pada era Kerajaan Mataram Islam (1587-1755 M), gamelan semakin diperkaya dan diadaptasi dalam konteks keislaman, meskipun tetap mempertahankan elemen-elemen tradisionalnya. Seiring berjalannya waktu, berbagai jenis gamelan berkembang di berbagai daerah di Indonesia, seperti gamelan Jawa, gamelan Bali, dan gamelan Sunda, masing-masing dengan karakteristik uniknya. Hingga saat ini, gamelan tetap menjadi bagian integral dari kebudayaan Indonesia, sering dimainkan dalam acara-acara adat, ritual keagamaan, dan pertunjukan seni, serta diakui secara internasional sebagai warisan budaya yang kaya dan berharga.

4 dari 5 halaman

Fungsi Gamelan

Gamelan memiliki berbagai fungsi yang penting dalam kehidupan budaya dan sosial masyarakat Indonesia, terutama di Jawa, Bali, dan Lombok. Berikut beberapa fungsi utama dari gamelan:

1. Pengiring Upacara Keagamaan dan Adat

Gamelan sering dimainkan dalam upacara-upacara keagamaan dan adat untuk menciptakan suasana yang sakral dan khidmat. Dalam konteks Hindu-Bali, gamelan mengiringi upacara-upacara di pura, seperti odalan (ulang tahun pura), ngaben (upacara kremasi), dan berbagai ritual lainnya. Di Jawa, gamelan juga digunakan dalam berbagai upacara adat seperti pernikahan, sunatan, dan selamatan.

2. Pengiring Seni Pertunjukan

Gamelan berperan penting dalam seni pertunjukan tradisional seperti wayang kulit, tari tradisional, dan teater rakyat. Dalam pertunjukan wayang kulit, gamelan tidak hanya mengiringi dalang (pemain wayang) tetapi juga memberikan efek suara yang memperkuat narasi cerita. Tarian tradisional seperti tari Bedhaya dan tari Legong juga diiringi oleh musik gamelan yang menambah keindahan dan dramatik penampilan.

3. Media Hiburan dan Ekspresi Seni

Selain fungsi ritus dan seremonial, gamelan juga berfungsi sebagai media hiburan dan ekspresi seni. Gamelan sering dimainkan dalam konser-konser, festival budaya, dan kegiatan seni lainnya baik di dalam maupun luar negeri. Di lingkungan masyarakat, gamelan menjadi sarana berkumpul dan berinteraksi, di mana para pemain dapat mengekspresikan kreativitas dan kebersamaan melalui musik.

5 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Gamelan dan Cara Memainkannya

Cara memainkan gamelan melibatkan beberapa teknik yang bervariasi tergantung pada jenis instrumen yang digunakan dalam ansambel tersebut. Gamelan terdiri dari berbagai instrumen, seperti gong, kenong, saron, bonang, kendang, dan lainnya, masing-masing memiliki teknik dan peran khusus. Berikut adalah penjelasan umum tentang cara memainkan beberapa instrumen utama dalam gamelan:

1. Saron

Saron dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tabuh (alat pemukul) yang terbuat dari kayu atau bahan lainnya. Setelah bilah saron dipukul, tangan lainnya digunakan untuk meredam suara dari bilah yang sebelumnya dipukul agar tidak berbunyi terlalu lama dan mengganggu nada berikutnya.

2. Bonang

Bonang terdiri dari deretan gong kecil yang diletakkan mendatar. Pemain bonang menggunakan dua tabuh yang terbuat dari kayu dengan kepala bulat yang dilapisi kain atau karet. Pemain bonang harus cepat dan tepat memukul gong yang berbeda dengan kedua tabuh, menciptakan pola melodi yang kaya dan rumit.

3. Gong

Gong besar dimainkan dengan cara dipukul pada bagian tengahnya menggunakan pemukul yang besar dan empuk. Gong biasanya menandai akhir dari sebuah frase musik atau bagian penting dalam komposisi, memberikan efek dramatis dan penekanan.

4. Kenong dan Kethuk

Kenong dan kethuk dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tabuh khusus. Kenong memiliki bentuk seperti gong kecil yang diletakkan mendatar, sedangkan kethuk lebih kecil dan datar. Instrumen ini berfungsi sebagai penanda ritme dan menambah kompleksitas pola irama dalam gamelan.

5. Kendang

Kendang dimainkan dengan tangan langsung tanpa alat pemukul. Pemain kendang menggunakan kedua tangan untuk memukul bagian kulit kendang yang berbeda, menciptakan berbagai nada dan ritme. Kendang berfungsi sebagai pengatur tempo dan dinamika dalam pertunjukan gamelan, sering kali memimpin ansambel dalam perubahan ritme dan tempo.

6. Gender

Gender dimainkan dengan tabuh yang lebih kecil dan lembut, memukul bilah logam yang tergantung pada tali. Pemain gender harus menggunakan teknik damper yang sangat cepat untuk menghentikan getaran bilah yang sudah dipukul sebelum memukul bilah berikutnya, menciptakan suara yang jernih dan teratur.

Setiap instrumen dalam gamelan memiliki peran spesifik dan membutuhkan keterampilan serta koordinasi yang baik dari para pemainnya. Kunci dalam memainkan gamelan adalah sinkronisasi dan harmoni, di mana setiap pemain mendengarkan dan berinteraksi dengan pemain lainnya untuk menciptakan musik yang kompak dan harmonis.