Liputan6.com, Jakarta Sebuah kisah mengharukan dan menggugah perhatian muncul dari kehidupan seorang pemuda berusia 21 tahun yang tanpa disadari menghadapi konsekuensi serius dari kebiasaan sehari-hari yang tampaknya sepele. Perjalanan hidupnya mengantarnya pada sebuah keputusan medis yang mengubah jalan hidupnya secara drastis.Â
Baca Juga
Advertisement
Dibalik kata-kata sederhana "Sering kucek mata", tersimpan perjalanan yang penuh perjuangan dan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan, terutama terkait dengan organ yang begitu vital seperti mata. Saat kita membayangkan seorang pemuda 21 tahun, apa yang biasanya terlintas adalah masa muda yang dinamis, penuh harapan, dan mungkin sedikit kelalaian dalam hal kesehatan.Â
Namun, di balik sosok yang muda dan bersemangat, tersirat sebuah cerita yang menunjukkan bahwa kesehatan tidak mengenal usia. Dalam kehidupan sehari-hari, kebiasaan yang dianggap sepele seringkali menjadi titik tolak dari perubahan besar yang tidak terduga.
Untuk kisah lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya, pada Minggu (26/5).
Awal Mula
Muhammad Zabidi, seorang pemuda berusia 21 tahun asal Malaysia, baru-baru ini menjalani transplantasi kornea setelah mengalami luka karena menggosok matanya secara berlebihan sepanjang hidupnya. Riwayat alergi yang dialaminya sejak kecil membuatnya sering menggosok matanya hingga menjadi merah.Â
Namun, masalah serius baru muncul saat ia memasuki masa remaja. Pada usia 15 tahun, ia mulai mengalami penglihatan buram di mata kanannya, dan kondisi ini semakin memburuk seiring berjalannya waktu.Â
Ketika akhirnya ia memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter, ia diberitahu bahwa ia telah menggaruk kornea secara parah akibat penggosokan mata yang konstan, dan ia kini membutuhkan kornea baru untuk mendapatkan kembali penglihatannya.
Advertisement
Perjuangan dan Proses Transplantasi
Perjalanan Zabidi menuju pemulihan tidaklah mudah. Keputusan untuk menjalani transplantasi kornea menjadi langkah penting dalam upaya memperbaiki penglihatannya yang semakin buram. Proses ini melibatkan pengangkatan kornea yang rusak dan penggantian dengan kornea baru, sebuah prosedur yang tidak hanya memakan waktu tetapi juga memerlukan pemulihan yang hati-hati.
Meskipun prosedur transplantasi kornea dilakukan dengan sukses, Zabidi harus melewati periode pemulihan yang panjang dan melelahkan. Dia harus mematuhi instruksi dokter dengan cermat, mengikuti program pemulihan, dan menjaga kesehatan matanya dengan lebih baik. Meskipun demikian, harapan akan pemulihan yang sepenuhnya tetap menjadi motivasi bagi Zabidi.
Kesadaran Publik dan Pesan Kesehatan
Kisah perjuangan Zabidi telah menarik perhatian publik akan pentingnya kesadaran akan kesehatan mata. Dari kisahnya, kita dapat mengambil pelajaran tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan mata dengan baik. Kebiasaan sehari-hari yang tampak sepele seperti menggosok mata secara berlebihan dapat memiliki dampak serius pada kesehatan mata.
Pesan kesehatan yang dapat kita ambil dari kisah Zabidi adalah tentang pentingnya merawat kesehatan mata dengan benar. Ini termasuk menghindari kebiasaan yang berpotensi merusak kornea, seperti menggosok mata secara berlebihan, dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur untuk memantau kondisi kesehatan mata. Dengan kesadaran yang lebih tinggi tentang kesehatan mata, kita dapat mengurangi risiko kerusakan serius pada kornea dan mempertahankan penglihatan yang baik.
Advertisement