Liputan6.com, Jakarta Naypyidaw sebagai ibu kota negara Myanmar, merupakan sebuah kota yang tak biasa. Dibangun secara rahasia dan diumumkan secara resmi pada tahun 2005, kota ini dipilih sebagai ibu kota baru untuk menggantikan Yangon yang telah lama menjadi pusat pemerintahan. Namun, yang membuat Naypyidaw begitu unik adalah lokasinya yang terpencil di dekat kota Pyinmana.
Baca Juga
Advertisement
Pemindahan ibu kota Myanmar ini menjadi sebuah cerita menarik. Dikabarkan bahwa pemindahan ini merupakan sebuah keputusan yang dibuat oleh pemerintah militer yang saat itu berkuasa. Perlu diketahui, bahwa kota Naypyidaw memiliki luas yang sangat besar, mencakup lebih dari 7.000 kilometer persegi. Hal ini menjadikannya salah satu ibu kota terbesar di dunia.
Kendati demikian, kota ini masih tergolong sepi dan sebagian besar wilayahnya masih kosong. Banyak orang yang mempertanyakan keputusan pemerintah, untuk membangun ibu kota baru di daerah yang jauh dari pusat kegiatan ekonomi dan hubungan internasional Myanmar.
Meski terpencil, ibu kota Myanmar ini memiliki beberapa objek wisata menarik, seperti Pagoda Uppatasanti yang merupakan replika dari Pagoda Shwedagon di Yangon. Pagoda ini menjadi tempat ziarah bagi umat Buddha. Selain itu, terdapat juga Taman Kebun Binatang Naypyidaw yang menyajikan beragam jenis hewan.
Berikut ini fakta menarik ibu kota Myanmar yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (27/5/2024).
Sekilas Tentang Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar
Tahun 2005 menjadi momen bersejarah bagi Myanmar ketika pada tanggal 7 November, junta militer memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Yangon ke Naypyidaw. Terletak di dekat kota Pyinmana, Naypyidaw yang berarti Rumah Para Raja, merupakan sebuah entitas yang sangat berbeda dari kota-kota lain di Myanmar. Jauh dari keramaian dan kepadatan penduduk, kota ini memperlihatkan ciri khas tersendiri dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit meskipun wilayahnya luas.
Menurut laman Britannica, Naypyidaw terletak di lokasi terpencil sekitar 320 kilometer di sebelah utara Yangon. Dengan luas wilayah sekitar 4.800 kilometer persegi, kota ini dirancang dengan cermat, memiliki 20 jalur jalan raya, 4 lapangan golf, taman safari, kebun binatang, hingga pagoda-pagoda megah. Salah satu aspek menariknya adalah pembangunan 20 jalur jalan raya yang kabarnya dirancang agar dapat berfungsi sebagai landasan pacu darurat untuk pesawat.
Namun, menurut laporan dari The Star, luas wilayah Naypyidaw tidak sebanding dengan jumlah penduduknya, bahkan tidak lebih dari seperlima jumlah penduduk Singapura. Fenomena ini terjadi karena mayoritas penduduk masih memilih untuk tinggal di Yangon daripada bermigrasi ke Naypyidaw. Awalnya, pembangunan Naypyidaw direncanakan dengan ambisi tinggi untuk menjadi setara dengan ibu kota negara-negara lain seperti Canberra di Australia atau Brasilia di Brazil.
Harapannya, Naypyidaw akan menjadi pusat ekonomi yang bersih dari polusi dan pusat kegiatan masyarakat yang maju. Namun, karena beberapa faktor, termasuk kurangnya perencanaan yang matang, Naypyidaw yang megah justru disebut sebagai 'kota hantu', di mana kegiatan masyarakat terasa sangat sepi.
Advertisement
Fakta Menarik Ibu Kota Myanmar
1. Pemindahan Ibu Kota
Keputusan pemerintah Myanmar untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Yangon ke Naypyidaw pada tahun 2005 merupakan langkah yang memicu banyak perdebatan. Meskipun telah berlalu beberapa tahun sejak peristiwa tersebut, masyarakat masih aktif membicarakan alasan di balik keputusan tersebut. Beberapa berpendapat bahwa pemindahan itu dilakukan untuk alasan politik, sementara yang lain percaya bahwa ada alasan praktis seperti membangun infrastruktur yang lebih modern dan efisien.
2. Pembangunan Cepat
Proses pembangunan Naypyidaw merupakan salah satu prestasi teknik dan keuangan yang mengesankan. Dalam waktu enam tahun, kota ini berhasil dibangun dari awal dengan biaya yang mencapai miliaran dolar. Namun, meskipun menjadi salah satu kota yang baru dan modern, populasi Naypyidaw masih terbilang minim. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan kebutuhan mendesak atas pembangunan kota yang sebesar itu.
3. Ukuran Luas
Salah satu aspek yang membedakan Naypyidaw dari ibu kota negara lain adalah luasnya. Dengan luas wilayah sekitar 7.054 kilometer persegi, kota ini ternyata lebih besar daripada beberapa ibu kota negara terkenal di dunia, seperti London, Roma, dan New York City. Ukurannya yang besar memberikan potensi bagi perkembangan kota ini menjadi pusat kegiatan ekonomi, budaya, dan politik yang penting di Myanmar.
4. Penataan Kota
Desain dan penataan Naypyidaw dapat dikatakan sebagai salah satu yang paling teratur dan modern di dunia. Jalan-jalan yang lebar dan bersih, taman-taman yang indah, serta bangunan-bangunan modern memberikan kesan kemajuan dan kesejahteraan bagi warga dan pengunjung. Infrastruktur yang baik, seperti jaringan jalan raya dan transportasi umum yang efisien, juga menjadi nilai tambah bagi kota ini.
5. Pusat Pemerintahan
Sebagai ibu kota negara, Naypyidaw menjadi pusat penting bagi administrasi dan pemerintahan Myanmar. Parlemen, kantor presiden, kementerian, dan berbagai lembaga pemerintah lainnya memiliki kantor pusat mereka di sini. Ini menunjukkan betapa Naypyidaw menjadi inti kegiatan politik dan administratif bagi negara ini.
6. Kurangnya Kegiatan Malam Hari
Meskipun merupakan kota yang modern dan berkembang, Naypyidaw memiliki ciri khas yang unik, yaitu kurangnya kegiatan yang terjadi di malam hari. Tempat-tempat wisata, restoran, dan pusat perbelanjaan seringkali sepi saat malam tiba, dan banyak toko-toko tutup pada jam-jam tertentu. Hal ini menciptakan suasana yang berbeda dengan kota-kota lain yang selalu sibuk bahkan di malam hari.
Bentuk Pemerintahan Myanmar
Myanmar adalah negara kesatuan yang berbentuk republik, hal ini jelas terlihat dari nama resminya yaitu Republik Persatuan Myanmar. Ini menunjukkan bahwa Myanmar adalah sebuah negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu pemerintahan yang terpusat. Dalam sistem ini, pemerintah memiliki otoritas dan kewenangan untuk mengatur seluruh wilayah negara tanpa adanya pembagian yang signifikan, berdasarkan entitas administratif lokal.
Myanmar menganut sistem pemerintahan presidensial, di mana jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan digabung menjadi satu. Ini berarti bahwa presiden bertanggung jawab atas kepemimpinan eksekutif negara, serta memiliki wewenang dalam mengambil keputusan yang penting dalam menjalankan urusan pemerintahan sehari-hari. Namun, sepanjang sejarahnya, Myanmar pernah mengalami perubahan dalam sistem pemerintahannya akibat dari kudeta, pertentangan politik, dan dinamika daerah.
Presiden Myanmar, sebagai pemimpin eksekutif tertinggi, dibantu oleh dua orang wakil presiden. Namun, pada tahun 2016, ada perubahan signifikan dalam struktur pemerintahan Myanmar dengan pembentukan jabatan baru yang setara dengan Perdana Menteri. Jabatan ini dikenal sebagai Kanselir Negara atau State Counsellor. Peran Kanselir Negara adalah untuk memberikan dorongan tambahan dalam kepemimpinan pemerintahan, mengkoordinasikan kebijakan, dan menghadiri forum internasional atas nama Myanmar.
Advertisement