Sukses

13 Contoh Hewan Ovovivipar, Kenali Ciri-cirinya

Pengertian, ciri-ciri dan contoh hewan ovovivipar

Liputan6.com, Jakarta Dalam alam, ada fenomena menarik yang melibatkan beberapa jenis hewan ovovivipar. Dalam kategori ini, contoh-contoh hewan ovovivipar menunjukkan adaptasi yang luar biasa dalam cara mereka berkembang biak. Keunikan mereka terletak dalam strategi reproduksi yang unik, yang tidak hanya memengaruhi kehidupan mereka sendiri tetapi juga memberikan pandangan menarik tentang evolusi dan interaksi mereka dengan lingkungan sekitar. 

Contoh hewan ovovivipar muncul dengan beragam ciri-ciri yang menarik bagi para peneliti biologi. Keberadaan mereka dalam ekosistem memberikan wawasan unik tentang dinamika reproduksi dan peran mereka dalam rantai makanan. Kajian terhadap contoh-contoh hewan ovovivipar juga membuka diskusi menarik tentang evolusi dan adaptasi hewan-hewan ini terhadap perubahan lingkungan seiring waktu. 

Dalam keragaman contoh hewan ovovivipar, muncul pertanyaan-pertanyaan menarik tentang kelangsungan hidup dan keseimbangan ekosistem. Bagaimana hewan-hewan ini mengatasi tantangan lingkungan, dan apa kontribusi mereka dalam menjaga ekosistem yang seimbang? Dengan memahami lebih dalam tentang contoh-contoh hewan ovovivipar, kita dapat mengungkap rahasia keberhasilan mereka dalam bertahan hidup dan beradaptasi dalam lingkungan yang beragam. 

Untuk lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum pengertian, ciri-ciri dan contoh hewan ovovivipar, pada Rabu (29/5).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Apa Itu Hewan Ovovivipar?

Hewan ovovivipar merupakan salah satu cara berkembang biak yang menarik dan unik dalam dunia hewan. Istilah ovovivipar berasal dari kata 'ovum' yang berarti telur, dan 'vivipar' yang berarti melahirkan. Dengan demikian, hewan ovovivipar adalah hewan yang menggabungkan dua metode reproduksi, yaitu bertelur dan melahirkan.

Hewan ovovivipar memiliki ciri khas dalam proses reproduksi mereka. Tidak seperti hewan ovipar yang meletakkan telurnya di luar tubuh untuk menetas secara alami atau hewan vivipar yang mengandung anaknya hingga lahir, hewan ovovivipar melakukan kedua proses tersebut secara bersamaan.

Telur pada hewan ovovivipar disimpan di dalam tubuh induknya hingga berkembang menjadi embrio dan siap untuk menetas. Selama proses ini, telur mendapatkan perlindungan dan mungkin juga nutrisi dari tubuh induk, meskipun sebagian besar nutrisi berasal dari cadangan makanan yang ada dalam telur itu sendiri. Setelah embrio berkembang sepenuhnya, telur akan menetas di dalam tubuh induk dan anak-anak hewan tersebut akan dilahirkan dalam kondisi hidup.

Proses ini memberikan keuntungan tertentu bagi hewan ovovivipar. Dengan menyimpan telurnya di dalam tubuh, mereka dapat melindungi telur dari predator dan kondisi lingkungan yang buruk, sehingga meningkatkan peluang kelangsungan hidup anak-anak mereka. Contoh hewan ovovivipar meliputi beberapa jenis ikan, reptil, dan invertebrata seperti beberapa spesies serangga dan moluska.

Secara keseluruhan, metode reproduksi ovovivipar ini menampilkan adaptasi yang unik dan efisien dalam dunia hewan, menggabungkan manfaat dari bertelur dan melahirkan secara langsung, sehingga memastikan anak-anak mereka lahir dalam keadaan yang lebih aman dan siap untuk bertahan hidup.

 

 

3 dari 6 halaman

Cara Berkembangbiak Hewan Ovovivipar

Cara berkembang biak hewan ovovivipar merupakan proses yang unik dan menarik dalam dunia hewan. Hewan ovovivipar tidak memiliki kemampuan menyusui dan tidak memiliki rahim seperti mamalia. Pembuahan pada hewan ovovivipar terjadi secara internal, di mana sperma dari pejantan membuahi sel telur betina di dalam tubuhnya. Setelah pembuahan, telur yang telah dibuahi berkembang menjadi embrio.

Proses perkembangan embrio pada hewan ovovivipar terjadi sepenuhnya di dalam telur yang berada di dalam tubuh induk betina. Ketika embrio berkembang hingga mencapai tahap yang siap untuk bertahan hidup di lingkungan luar, induk betina akan melahirkan anak-anaknya. Dengan kata lain, anak-anak hewan ovovivipar dilahirkan dalam keadaan hidup, bukan dalam bentuk telur yang harus menetas terlebih dahulu.

Sumber utama nutrisi bagi embrio hewan ovovivipar adalah kuning telur. Berbeda dengan mamalia yang memiliki ikatan tali pusar atau plasenta yang menghubungkan embrio dengan induknya untuk mendapatkan nutrisi dan oksigen, hewan ovovivipar bergantung sepenuhnya pada cadangan makanan yang terdapat dalam kuning telur. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya struktur pelengkap seperti tali pusar atau plasenta pada hewan ovovivipar, sehingga pertukaran nutrisi dan gas antara induk dan embrio tidak terjadi.

Salah satu keuntungan yang signifikan dari metode reproduksi ovovivipar adalah bahwa setelah lahir, anak-anak hewan ini sudah cukup mandiri untuk mencari makan dan mempertahankan diri. Karena mereka telah berkembang sepenuhnya di dalam tubuh induk hingga siap untuk hidup di alam liar, mereka memiliki kemampuan yang cukup untuk menjaga diri mereka sendiri tanpa perlu perlindungan atau perawatan lebih lanjut dari induknya. Hal ini memberikan keuntungan adaptif dalam lingkungan yang keras, di mana kemampuan untuk segera bertahan hidup dan mandiri sangat penting.

 
4 dari 6 halaman

Contoh Hewan Ovovivipar Golongan Reptil

Berikut ini adalah beberapa contoh reptil ovovivipar yang menarik, mulai dari ular hingga salamander. Masing-masing spesies memiliki metode reproduksi dan adaptasi unik yang memungkinkan mereka bertahan hidup di berbagai habitat.

1. Ular

Ada beberapa jenis ular yang termasuk dalam golongan hewan ovovivipar, di antaranya adalah ular kadut dan ular derik.

Ular Kadut: Ular kadut kawin pada musim semi, biasanya antara bulan April hingga Mei. Betina melahirkan anak setiap dua hingga tiga tahun sekali. Setiap kelahiran, betina ular kadut dapat melahirkan antara 10 hingga 20 anak. Masa kehamilannya berlangsung sekitar lima bulan. Sebagai hewan ovovivipar, telur-telur ular kadut dierami di dalam tubuh betina hingga menetas, dan anak-anak ular dilahirkan dalam keadaan hidup.

Ular Derik: Berbeda dengan ular yang bertelur di dalam sarang, ular derik betina membawa telur di dalam tubuhnya selama sekitar 90 hari sebelum melahirkan anak-anaknya. Ular derik hanya bereproduksi setiap dua tahun sekali. Metode ovovivipar ini memberikan keuntungan bagi ular derik dalam hal perlindungan terhadap telur-telurnya dari predator dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.

2. Bunglon

Bunglon merupakan sejenis kadal yang terkenal karena kemampuannya mengubah warna kulit untuk menyamarkan diri di antara dedaunan. Salah satu spesies bunglon yang termasuk dalam golongan ovovivipar adalah bunglon Jackson (Trioceros jacksonii). Bunglon Jackson memiliki masa kehamilan yang berlangsung antara lima hingga tujuh bulan. Selama periode ini, telur berkembang menjadi embrio di dalam tubuh betina hingga siap untuk dilahirkan sebagai individu baru yang hidup.

3. Iguana

Meskipun sebagian besar spesies iguana adalah ovipar, ada beberapa yang termasuk ovovivipar. Spesies iguana yang ovovivipar kebanyakan hidup di Amerika Selatan dan telah beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang lebih gersang. Iguana adalah reptil herbivora, tetapi ada juga spesies yang memakan serangga kecil seperti jangkrik. Ketika menghadapi ancaman dari predator, perilaku iguana biasanya adalah melarikan diri untuk menyelamatkan diri.

4. Kadal

Kadal adalah contoh klasik dari reptil ovovivipar. Telur kadal disimpan di dalam tubuh betina hingga embrio berkembang sepenuhnya. Nutrisi untuk pertumbuhan embrio berasal dari kuning telur. Setelah embrio berkembang menjadi individu baru, induk kadal melahirkan anak-anaknya dalam keadaan hidup. Metode ini memberikan perlindungan tambahan kepada telur-telur kadal dari ancaman eksternal selama perkembangan embrio.

5. Salamander

Secara fisik, salamander mirip dengan kadal. Namun, habitat mereka berbeda. Salamander lebih suka tempat yang lembab atau basah, sementara kadal lebih sering ditemukan di tanah berpasir atau pepohonan. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan salamander akan kulit yang lembab untuk respirasi kutaneus, sebuah proses di mana mereka menyerap oksigen langsung melalui kulit mereka. Beberapa spesies salamander juga termasuk dalam golongan ovovivipar, di mana telur berkembang di dalam tubuh betina hingga siap untuk menetas dan dilahirkan dalam keadaan hidup.

5 dari 6 halaman

Golongan Serangga

Serangga adalah kelompok hewan yang luas dan beragam, termasuk lalat, kumbang, dan kecoa. Setiap spesies serangga memiliki metode reproduksi yang unik dan adaptasi yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan berkembang biak di lingkungan mereka.

1. Lalat

Beberapa spesies lalat, terutama lalat bangkai, memiliki strategi reproduksi yang menarik. Larva lalat bangkai sering menetas sebelum diletakkan oleh induknya. Hal ini terjadi terutama pada lalat yang larvanya sangat bergantung pada sumber makanan yang tersedia. Dengan menetaskan telurnya sebelum diletakkan, induk lalat dapat memastikan bahwa larva-larvanya akan memiliki akses langsung ke sumber makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

2. Kumbang

Kumbang merupakan contoh lain dari serangga ovovivipar. Kumbang betina akan melahirkan anaknya ketika telur yang telah dierami di dalam tubuhnya sudah menjadi embrio yang siap untuk dilahirkan. Kumbang dikenal sebagai hewan yang hidup berkelompok, dimana mereka sering ditemukan dalam kelompok-kelompok kecil atau besar, terutama ketika berada di habitat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

3. Kecoa

Kecoa memiliki metode reproduksi yang unik karena mereka berkembang biak dengan cara yang kompleks, yaitu dengan bertelur dan beranak. Meskipun kecoa sering kali diasosiasikan dengan persepsi negatif, khususnya terkait dengan kebersihan dan kesehatan, mereka merupakan hewan yang sangat adaptif dan berhasil menghasilkan banyak spesies. Bahkan, diperkirakan ada hingga 4000 spesies kecoa yang berbeda di seluruh dunia.

Metode reproduksi kecoa yang bertelur dan beranak memberikan keleluasaan dalam reproduksi dan memastikan kelangsungan populasi mereka. Mereka bisa menghasilkan telur yang kemudian menetas menjadi larva, atau melahirkan anak-anak kecil yang sudah cukup mandiri untuk bertahan hidup di lingkungan sekitarnya.

6 dari 6 halaman

Golongan Ikan atau yang Hidup di Air

Berikut ini adalah beberapa contoh hewan ovovivipar yang hidup di air, mulai dari ikan hiu hingga kuda laut. Mereka memiliki cara reproduksi yang unik dan adaptasi yang luar biasa untuk bertahan hidup di lingkungan perairan.

1. Ikan Hiu

Hiu adalah salah satu hewan ovovivipar yang paling terkenal di dunia. Sebagai sejenis ikan, hiu memiliki banyak spesies yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik uniknya. Beberapa spesies hiu, seperti hiu putih besar, hidup di lautan dan dikenal sebagai predator puncak yang sangat tangguh. Mereka bisa ditemukan di berbagai lautan di seluruh dunia. Ada juga spesies seperti hiu banteng yang memiliki kemampuan luar biasa untuk hidup di air tawar maupun air asin, menjadikannya sangat adaptif terhadap berbagai habitat.

Semua hiu adalah karnivora, yang berarti mereka memakan daging. Mereka menggunakan gigi tajamnya yang terus tumbuh dan menggantikan gigi yang hilang untuk menangkap dan merobek mangsa mereka. Hiu juga memiliki kulit khusus yang disebut "dermal denticles" atau sisik kulit yang menyerupai gigi kecil, yang membantu mengurangi tarikan saat mereka berenang di dalam air, memungkinkan mereka bergerak dengan cepat dan efisien.

2. Ikan Pari

Ikan pari adalah contoh lain dari hewan ovovivipar. Hampir semua spesies ikan pari berkembang biak dengan cara bertelur dan kemudian melahirkan anak-anaknya. Embrio ikan pari tumbuh di dalam telur yang tetap berada di dalam tubuh induknya hingga mereka siap dilahirkan. Ketika waktunya tepat, induk ikan pari akan melahirkan anak-anaknya dalam keadaan hidup.

Ikan pari memiliki tubuh yang pipih dan lebar dengan sirip dada yang besar dan menyatu dengan tubuh, memberikan mereka bentuk yang khas dan kemampuan untuk bergerak dengan anggun di dalam air. Beberapa spesies ikan pari juga memiliki ekor yang panjang dan berduri yang digunakan sebagai alat pertahanan.

3. Ikan Guppy

Ikan guppy adalah salah satu ikan hias paling populer di dunia. Dengan ukurannya yang kecil dan warnanya yang cerah, ikan guppy sering dipelihara dalam akuarium. Ikan ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mudah dipelihara dan dikembangbiakkan, membuatnya populer di kalangan pecinta ikan hias.

Guppy adalah ikan ovovivipar, yang berarti mereka melahirkan anak-anaknya dalam keadaan hidup setelah telur menetas di dalam tubuh induknya. Ikan guppy betina memiliki kemampuan untuk menyimpan sperma dari pejantan selama beberapa bulan, memungkinkan mereka untuk membuahi beberapa kelompok telur secara bertahap. Guppy betina dapat melahirkan banyak anak sekaligus, kadang-kadang mencapai hingga 200 ekor dalam satu kali kelahiran.

4. Platypus

Platypus adalah hewan semi-akuatik yang hidup di Australia bagian timur dan Tasmania. Meskipun secara teknis bukan ikan, platypus termasuk dalam golongan ovovivipar karena mereka bertelur dan memiliki beberapa ciri khas yang menarik. Mereka memiliki moncong yang menyerupai paruh bebek, ekor seperti berang-berang, dan kaki berselaput yang memudahkan mereka untuk berenang.

Platypus adalah mamalia, tetapi mereka bertelur, yang merupakan salah satu karakteristik unik mereka. Setelah telur menetas, induk platypus akan menyusui anak-anaknya, memberikan nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang.

5. Kuda Laut

Kuda laut adalah ikan yang unik yang dapat ditemukan di perairan samudra Hindia dan Pasifik. Nama mereka berasal dari kepala mereka yang mirip dengan kuda, yang membantu mereka menyamarkan diri di antara tanaman laut. Kuda laut memiliki tubuh yang kecil dan ekor yang bisa menggenggam, memungkinkan mereka untuk berpegangan pada objek di bawah air.

Yang paling unik dari kuda laut adalah cara mereka berkembang biak. Tidak seperti kebanyakan hewan, kuda laut jantan yang hamil, bukan betina. Kuda laut betina akan menyimpan telurnya dalam kantong khusus yang dimiliki oleh kuda laut jantan. Telur-telur tersebut akan tetap berada di kantong hingga menetas, dan setelah itu kuda laut jantan akan melahirkan anak-anak kuda laut. Kehamilan kuda laut biasanya berlangsung sekitar 2 hingga 3 minggu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.