Sukses

12 Negara yang Punya Program Mirip Tapera, Termasuk China dan Amerika

Tapera atau Tabungan Perumahan Rakyat merupakan solusi dari pemerintah untuk membiayai tempat tinggal bagi para pekerja.

Liputan6.com, Jakarta Tapera atau Tabungan Perumahan Rakyat merupakan solusi dari pemerintah untuk membiayai tempat tinggal bagi para pekerja. Pada tanggal 20 Mei 2020, Presiden Joko Widodo menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tapera. Kemudian, pada 20 Mei 2024, pemerintah mengeluarkan PP Nomor 21 Tahun 2024 yang mengubah PP Nomor 25 Tahun 2020.

PP tersebut mengatur mengenai perhitungan besaran simpanan Tapera, termasuk untuk pekerja mandiri atau freelancer. Program Tabungan Perumahan Rakyat ini sebenarnya telah diciptakan sejak 2016 melalui Undang-Undang Nomor 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat.

Secara sederhana, Tapera dapat dijelaskan sebagai iuran yang dibayarkan oleh peserta untuk membiayai perumahan. Besaran iuran Tapera adalah 3%, dengan 0,5% ditanggung oleh pemberi kerja dan 2,5% ditanggung oleh pekerja. Bagi peserta mandiri, iuran tersebut harus ditanggung sendiri.

Namun siapa yang menyangka, jika program semacam Tapera, ternyata bukan program yang baru. Sudah ada banyak negara yang menerapkan program mirip Tapera yang diterapkan di Indonesia. 

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (30/5/2024), berikut adalah sejumlah negara yang telah menerapkan program yang mirip Tapera.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Singapura

Singapura memiliki program serupa dengan Tapera yang dikenal sebagai Central Provident Fund (CPF). Program ini merupakan skema tabungan jaminan sosial wajib yang didanai oleh kontribusi pemberi kerja dan pekerja di Singapura.

CPF secara keseluruhan merupakan pilar utama sistem jaminan sosial di Singapura, dan memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan pensiun, perumahan, dan perawatan kesehatan. Melalui CPF, pengusaha diwajibkan memberikan kontribusi sebesar 17% dari gaji bulanan baik untuk dana pensiun maupun dana perumahan. Sedangkan pekerja memberikan kontribusi sebesar 20% dari gaji bulanan mereka.

Namun, kontribusi ini memiliki batasan pada pendapatan bulanan hingga batas atas sebesar SG$6.800 atau sekitar Rp81,3 juta mulai 1 Januari hingga 31 Desember 2024. Dengan batasan tersebut, kontribusi maksimum yang diberikan oleh pekerja adalah sebesar SG$1.360 dan pengusaha sebesar SG$1.156 per bulan.

Program CPF ini penting dalam menciptakan kestabilan keuangan dan jaminan pendapatan di masa pensiun bagi masyarakat Singapura. Selain itu, program ini juga memberikan akses untuk memiliki hunian yang layak serta perlindungan dalam hal kesehatan dan perawatan. Dengan begitu, CPF memberikan perlindungan dan keamanan sosial bagi masyarakat Singapura.

Meksiko

Di Meksiko, program-program mirip Tapera telah diperkenalkan untuk membantu kelompok berpendapatan rendah dalam mendapatkan perumahan. Salah satu program tersebut adalah "Tu Casa" dan "Vivienda Rural" yang memberikan hibah kepada masyarakat untuk pembangunan rumah baru, pembelian rumah yang sudah ada, dan renovasi rumah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap perumahan yang terjangkau.

Pada tahun 2007, program "Esta es tu Casa" diluncurkan untuk membantu rumah tangga dengan pendapatan kurang dari lima kali upah minimum dalam membeli rumah, membangun rumah, atau melakukan perbaikan. Dana untuk program ini dikeluarkan melalui badan eksekutif seperti bank dan lembaga perumahan. Dengan adanya program ini, diharapkan lebih banyak masyarakat berpendapatan rendah dapat memiliki rumah yang layak huni.

Selain itu, dalam produksi perumahan sosial di Meksiko saat ini juga mengintegrasikan prioritas seperti keberlanjutan dan redensifikasi di dalam kota. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan perumahan yang ramah lingkungan dan mengoptimalkan penggunaan lahan di dalam perkotaan.

Dalam sepuluh tahun terakhir, Meksiko telah memperkenalkan beberapa program yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada kelompok berpendapatan rendah dalam memperoleh perumahan. Melalui program-program tersebut, diharapkan akses terhadap perumahan dapat ditingkatkan sehingga masyarakat dengan pendapatan rendah juga memiliki kesempatan untuk memiliki rumah yang layak huni.

 

3 dari 7 halaman

Malaysia

Salah satu negara yang memiliki program mirip Tapera adalah Malaysia. Pemerintah Malaysia telah memberikan beberapa insentif untuk membantu masyarakat berpendapatan rendah dan pembeli rumah pertama mereka melalui program insentif pemerintah. Program ini terdiri dari sejumlah program provinsi yang bertujuan untuk membantu pembeli rumah pertama kali dengan mengurangi jumlah pajak pengalihan tanah.

Selain itu, Malaysia juga memiliki Malaysian Employee Provident Fund (EPF), program tabungan wajib untuk masa pensiun dan tabungan perumahan. Program ini khususnya ditujukan bagi karyawan di sektor swasta. Dalam EPF, karyawan diwajibkan untuk menyumbangkan sebagian dari pendapatan kotor mereka, yang saat ini sebesar 11%. Pemberi kerja juga akan memberikan tambahan dana sebesar 12-13% dari gaji karyawan mereka.

Program-program tersebut di Malaysia memiliki tujuan yang serupa dengan Tapera, yaitu membantu masyarakat berpendapatan rendah untuk memiliki rumah sendiri. Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat Malaysia dapat lebih mudah membeli rumah pertama mereka serta memiliki persiapan dana untuk masa pensiun di masa depan.

Filipina

Di Filipina, terdapat program yang mirip dengan Tapera yang dikenal sebagai Home Development Mutual Fund atau lebih dikenal sebagai PAG-IBIG Fund. Program ini mewajibkan pekerja dan pemberi kerja dari sektor formal maupun informal untuk mengikuti program iuran. Dana iuran tersebut kemudian digunakan untuk tujuan pensiun, kecelakaan kerja, dan pembiayaan perumahan bagi pesertanya.

Namun, untuk sektor informal, baru dapat mengikuti program ini jika pendapatan mencapai atau melebihi 1.000 peso per bulan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa peserta program memiliki tingkat pendapatan yang layak untuk dapat berpartisipasi dalam program ini.

Dalam program PAG-IBIG Fund ini, pekerja akan dikenakan iuran sebesar 3,63% dari gajinya, sementara perusahaan akan membayar iuran sebesar 7,37%. Sedangkan untuk sektor informal, iuran yang dikenakan sebesar 11%.

Program ini bertujuan untuk memberikan keamanan finansial di masa depan bagi para pekerja Filipina. Melalui program ini, peserta akan memiliki akses terhadap manfaat pensiun yang layak, perlindungan dari kecelakaan kerja, dan juga dapat memperoleh pembiayaan perumahan yang terjangkau.

Dengan adanya program ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Filipina, terutama dalam hal perlindungan sosial dan akses terhadap perumahan yang layak.

4 dari 7 halaman

Belanda

Di Belanda, terdapat program perumahan sosial yang mirip dengan Tapera di Indonesia. Program ini dikenal dengan sebutan "sociale huurwoningen" atau rumah sewa sosial yang ditawarkan kepada warga dengan tarif bersubsidi. Bagi mereka yang tinggal di rumah bersubsidi, mereka hanya membayar tidak lebih dari 710,68 euro (sekitar Rp12,4 juta) per bulan, dengan sisanya ditanggung oleh pemerintah.

Salah satu kebijakan pengendalian yang diterapkan dalam sistem perumahan Belanda adalah adanya batasan kenaikan harga sewa. Harga sewa diatur agar tidak naik lebih dari 4,3% setiap tahunnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga ketersediaan perumahan yang terjangkau bagi warga Belanda.

Selain itu, perumahan sosial di Belanda juga dikelola melalui sistem poin. Sistem ini menentukan nilai properti yang akan ditempati oleh pemohon dan juga menentukan besaran sewanya. Pembagian perumahan sosial juga dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan pemohon dan penilaian atas situasi keuangan mereka.

Untuk mengawasi dan mengelola program perumahan sosial ini, pemerintah Belanda membentuk dana perumahan pusat yang dikenal sebagai Centraal Fonds Volkshuisvesting. Dana ini bertanggung jawab dalam mengawasi berbagai kegiatan terkait perumahan sosial, termasuk pengaturan harga sewa dan distribusi perumahan kepada warga yang memenuhi syarat.

Dalam kesimpulannya, Belanda memiliki program perumahan sosial yang mirip dengan Tapera di Indonesia. Melalui program "sociale huurwoningen," warga Belanda dapat memperoleh rumah sewa bersubsidi dengan harga terjangkau, pengendalian harga sewa, dan pengelolaan yang terstruktur. Program ini menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mengatasi persoalan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat.

China

China memiliki program yang mirip dengan Tapera yang disebut sebagai Tunjangan Karyawan Wajib. Program ini bertujuan untuk menyediakan dana pensiun, asuransi kesehatan, asuransi untuk tuna karya, asuransi keselamatan kerja, tunjangan persalinan, dan dana perumahan bagi karyawan di China.

Program perumahan ini bersifat wajib bagi pekerja dan pemberi kerja, dan tidak melibatkan sektor informal. Pekerja diwajibkan untuk membayar iuran sebesar 5% dari gaji mereka, sementara pemberi kerja harus membayar sisanya sebesar 20%.

Dana perumahan yang terkumpul melalui program ini digunakan untuk membiayai pembangunan perumahan yang terjangkau bagi para pekerja. Program ini memungkinkan pekerja untuk memiliki rumah dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga meningkatkan tingkat kepemilikan rumah di China.

Program Tunjangan Karyawan Wajib di China mencerminkan komitmen pemerintah dalam menyediakan perlindungan sosial bagi pekerja. Selain memberikan manfaat finansial seperti dana pensiun dan asuransi, program ini juga membantu meningkatkan akses pekerja terhadap perumahan yang terjangkau. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup pekerja dan menciptakan stabilitas sosial di negara ini.

5 dari 7 halaman

Chili

Chili telah mengalami kemajuan besar dalam mengatasi masalah akses terhadap perumahan terjangkau dalam 30 tahun terakhir. Menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), proporsi keluarga dan individu yang tidak memiliki perumahan atau tinggal di perumahan di bawah standar telah menurun dari 23% pada tahun 1992 menjadi 10% pada tahun 2011.

Meskipun demikian, Chili masih menghadapi beberapa masalah terkait dengan kualitas perumahan yang buruk dan kepadatan penduduk yang tinggi, terutama di wilayah perkotaan. Hal ini menyebabkan segregasi perumahan yang signifikan.

Untuk mengatasi masalah ini, Chili telah menerapkan berbagai program penyediaan perumahan terjangkau. Salah satunya adalah subsidi untuk rumah tangga dengan pendapatan rendah dan menengah. Skema sewa untuk membeli juga menjadi salah satu program yang digunakan oleh pemerintah Chili. Program Subsidios para Acondicionamiento Termico de la Vivienda juga memberikan subsidi untuk perbaikan perumahan, seperti perbaikan atap dan dinding, kepada rumah tangga di tiga kuintil pertama distribusi pendapatan.

Meskipun masih ada tantangan yang harus diatasi, upaya Chili dalam meningkatkan akses terhadap perumahan terjangkau telah terbukti efektif dalam mengurangi proporsi orang yang tidak memiliki perumahan atau tinggal di perumahan yang tidak memenuhi standar. Dengan terus mengembangkan dan meningkatkan program-program ini, Chili diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas perumahan bagi seluruh masyarakatnya.

Kanada

Pemerintah Kanada memberlakukan Canadian Home Buyers' Plan (HBP), yang mirip dengan program Tapera di Indonesia. Program ini memungkinkan masyarakat Kanada untuk menggunakan dana tabungan pensiun mereka untuk membeli rumah.

Canadian Home Buyers' Plan (HBP) adalah sebuah program yang memberikan akses kepada individu untuk menarik dana dari rekening tabungan pensiun mereka (Registered Retirement Savings Plan - RRSP) guna membiayai pembelian rumah pertama mereka. Program ini membantu individu untuk memenuhi persyaratan uang muka yang diperlukan untuk membeli rumah pertama mereka.

Melalui HBP, setiap individu dapat menarik hingga CAD 35,000 dari RRSP mereka tanpa dikenai pajak. Jumlah ini dapat digunakan untuk membayar uang muka atau biaya-biaya lainnya terkait pembelian rumah. Dana yang ditarik harus dikembalikan dalam jangka waktu 15 tahun, dimulai pada tahun kedua setelah dana tersebut ditarik.

Namun, terdapat beberapa ketentuan yang perlu dipenuhi oleh individu yang ingin mengikuti program ini. Salah satunya adalah individu tersebut harus menjadi pemilik rumah pertama mereka atau mereka yang belum memiliki kepemilikan rumah dalam jangka waktu sebelumnya. Selain itu, individu juga harus menjadi penduduk Kanada dan menggunakan rumah tersebut sebagai tempat tinggal pribadi mereka.

Program HBP memberikan kesempatan kepada individu untuk memiliki rumah tanpa harus mengorbankan posisi pensiun mereka. Dengan menggunakan dana tabungan pensiun mereka melalui HBP, masyarakat Kanada dapat mencapai tujuan kepemilikan rumah mereka dengan lebih mudah.

 

6 dari 7 halaman

Australia

Program serupa Tapera yang diterapkan oleh negara Australia adalah Superannuation. Program ini memungkinkan individu untuk mengakumulasi dana pensiun yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pembelian rumah.

Superannuation di Australia adalah sistem pensiun yang diatur oleh pemerintah, di mana setiap pekerja diwajibkan untuk memberikan kontribusi sebagian dari penghasilan mereka ke rekening Superannuation. Dana ini kemudian diinvestasikan oleh pihak manajemen superannuation untuk meningkatkan nilainya seiring berjalannya waktu.

Salah satu keuntungan program ini adalah adanya kemungkinan untuk menarik dana superannuation untuk membeli rumah. Sejak 1 Juli 2018, individu yang telah mencapai usia 18 tahun dan memenuhi syarat tertentu dapat melihat dana pensiun mereka untuk membiayai pembelian rumah pertama mereka. Jumlah maksimum yang dapat ditarik adalah $30.000 AUD untuk setiap individu, atau $60.000 AUD untuk pasangan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan dana superannuation untuk membeli rumah pertama memiliki beberapa persyaratan. Misalnya, pengguna harus menjadi warganegara Australia atau pemegang izin tinggal tetap, dan harus melewati proses pengajuan dan persetujuan yang dilakukan oleh Australian Taxation Office.

Program Superannuation di Australia memberikan kesempatan bagi individu untuk mengamankan kehidupan pensiun mereka dan juga memfasilitasi kepemilikan rumah. Hal itu seiring dengan tujuan Tapera di Indonesia untuk memberikan akses kepada masyarakat untuk memiliki rumah dan menjamin kehidupan pensiun yang layak.

Korea Selatan

Program Housing Subscription Savings (HSS) yang diterapkan oleh negara Korea Selatan memiliki kesamaan dengan Tapera. HSS adalah program tabungan berlangganan perumahan yang bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan rumah yang terjangkau.

Melalui program HSS, pemerintah Korea Selatan memberikan insentif kepada individu yang menyisihkan sebagian pendapatannya ke dalam rekening tabungan khusus yang diperuntukkan untuk kepemilikan rumah. Program ini dapat diikuti oleh warga negara Korea Selatan yang mendapatkan penghasilan tertentu dan belum memiliki rumah.

Dalam program HSS, pemerintah memberikan kontribusi yang sama dengan kontribusi yang diberikan oleh individu. Kontribusi ini nantinya dapat digunakan sebagai uang muka untuk pembelian rumah ataupun sebagai modal untuk melakukan renovasi atau perbaikan rumah yang sudah dimiliki.

Selain itu, program HSS juga memberikan berbagai manfaat lainnya seperti bunga tabungan yang lebih tinggi dibandingkan produk tabungan konvensional, pembebasan dari pajak dan biaya administrasi, serta kemudahan akses untuk mendapatkan pinjaman rumah dengan bunga yang lebih rendah.

Dengan adanya program HSS, diharapkan masyarakat Korea Selatan dapat lebih mudah memiliki rumah yang layak dan terjangkau. Program ini juga membantu meningkatkan stabilitas sektor perumahan dan perekonomian negara secara keseluruhan.

7 dari 7 halaman

Jerman

Jerman adalah salah satu negara yang memiliki program mirip Tapera, yaitu program Bausparen. Program ini merupakan sistem pembiayaan perumahan yang memberikan kemudahan bagi masyarakat Jerman untuk memiliki hunian sendiri.

Dalam program Bausparen, individu atau keluarga yang berpartisipasi harus membayar sejumlah uang ke dalam akun tabungan Bauspar setiap bulannya. Tabungan ini kemudian akan berkembang seiring waktu dengan adanya bunga yang diberikan. Selain itu, peserta juga dapat mengajukan pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan yang berpartisipasi dalam program ini.

Salah satu kelebihan program Bausparen adalah adanya tingkat suku bunga yang menguntungkan. Suku bunga yang ditawarkan oleh bank atau lembaga keuangan biasanya lebih rendah dibandingkan dengan pinjaman hipotek biasa. Selain itu, program ini juga memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendapatkan bonus dalam bentuk tunai atau pengurangan bunga ketika target tabungan tertentu telah tercapai.

Meskipun program Bausparen tidak diwajibkan, keberadaannya sangat membantu masyarakat Jerman dalam mempersiapkan pembiayaan perumahan. Program ini memberikan solusi bagi mereka yang tidak dapat membayar uang muka yang besar atau yang tidak dapat memenuhi persyaratan pinjaman hipotek. Dengan adanya program Bausparen, individu atau keluarga dapat lebih mudah dan terjangkau dalam memiliki hunian sendiri di Jerman.

Amerika Serikat

Amerika Serikat memiliki program mirip Tapera yang dikenal sebagai Federal Housing Administration (FHA). Program ini dirancang untuk menyediakan pinjaman hipotek dengan persyaratan dan pembayaran yang terjangkau bagi masyarakat. FHA didirikan pada tahun 1934 sebagai tanggapan terhadap Great Depression dan bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat ke perumahan yang terjangkau.

Salah satu manfaat utama dari program FHA adalah persyaratan pinjaman yang lebih longgar dibandingkan dengan pinjaman konvensional. FHA memungkinkan peminjam untuk mendapatkan pinjaman dengan uang muka yang lebih rendah, suku bunga yang lebih kompetitif, dan mempertimbangkan latar belakang kredit yang kurang sempurna.

Selain itu, FHA juga menyediakan perlindungan bagi peminjam dengan memastikan bahwa pinjaman yang dikeluarkan oleh pemberi pinjaman swasta dijamin oleh pemerintah federal. Hal ini memberikan kepercayaan bagi pemberi pinjaman untuk memberikan pinjaman kepada peminjam dengan profil risiko yang lebih tinggi.

Program FHA sangat populer di Amerika Serikat karena membantu masyarakat yang tidak mampu membeli rumah secara tunai untuk tetap memiliki akses ke perumahan. Program ini juga berkontribusi dalam memulihkan ekonomi negara setelah resesi dan menjadi contoh program perumahan yang sukses di tingkat nasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.