Sukses

Mold, Organisme Mikroskopis yang Dapat Mengurai Bahan Organik tapi Perlu Dikendalikan

Mold atau jamur adalah organisme mikroskopis yang memainkan peran penting dalam penguraian materi organik seperti tumbuhan dan hewan.

Liputan6.com, Jakarta Mold atau jamur adalah sebuah bentuk besar dari mycelium yang terdiri dari banyak filamen vegetatif yang disebut hifa, bersama dengan struktur berbuah yang dihasilkan oleh berbagai jenis fungi. Beberapa contoh fungi yang sering membentuk mold adalah Aspergillus, Penicillium, dan Rhizopus. Biasanya, mold terkait dengan kerusakan makanan dan penyakit pada tanaman.

Jamur adalah bagian alami dari lingkungan kita dan bisa ditemukan di mana saja, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Biasanya, keberadaan jamur ini tidak menjadi masalah kecuali jika tumbuh di dalam ruangan. Sebab mold memiliki peran yang penting dalam penguraian bahan organik.

Cara terbaik untuk mengendalikan pertumbuhan jamur adalah dengan mengendalikan kelembaban.  Jika lingkungan terlalu lembab, seperti ruangan yang basah atau tempat dengan kelembaban tinggi, ini dapat memicu pertumbuhan jamur yang tidak diinginkan. Berikut ulasan lebih lanjut tentang mold yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat 30 Mei 2024.

2 dari 4 halaman

Apa itu Mold?

Mold atau jamur adalah organisme mikroskopis yang memainkan peran penting dalam penguraian materi organik seperti tumbuhan dan hewan. Di luar ruangan, Mold dapat ditemukan di area teduh dan lembap, atau tempat di mana daun atau vegetasi lainnya sedang mengalami dekomposisi. Di dalam ruangan, mold dapat tumbuh pada hampir semua permukaan, selama kelembaban, oksigen, dan bahan organik tersedia. Ketika mold terganggu, mereka melepaskan sel-sel kecil yang disebut spora ke udara sekitarnya.

Perbedaan Mold, Fungi, dan Mushroom

Mold adalah jenis spesifik dari fungi yang hadir dalam berbagai bentuk dan warna. Mereka tumbuh di lingkungan yang lembab dan basah, seperti ruang bawah tanah yang lembab, kamar mandi, dan area yang mengalami kerusakan air. Mold berkembang biak dengan melepaskan spora kecil ke udara. Ini menyebabkan pertumbuhan mold pada berbagai permukaan, termasuk dinding, langit-langit, dan bahan organik seperti makanan. Beberapa jenis mold tidak berbahaya, tetapi yang lain dapat menyebabkan risiko kesehatan, terutama bagi individu dengan alergi atau kondisi pernapasan.

ungi adalah kerajaan organisme yang luas dan beragam. Selain mold, fungi mencakup banyak spesies, termasuk jamur, ragi, dan kapang. Fungi merupakan pemain kunci dalam proses-proses ekologi, karena mereka berperan sebagai pengurai yang menguraikan materi organik dan memfasilitasi daur ulang nutrisi di ekosistem. Fungi dapat ditemukan di tanah, pada tanaman, dan bahkan di dalam tubuh manusia sebagai bagian dari mikrobiom.

Sedangkan mushroom merupakan salah satu jenis fungi yang memiliki struktur khusus dengan tudung dan tangkai. Mereka juga dikenal dengan kemampuan reproduksi yang luas dan beragam. Beberapa jenis mushroom digunakan sebagai sumber pangan, sedangkan yang lain memiliki nilai medis dan digunakan dalam produksi obat-obatan.

Dalam makrobiologi dan ilmu lingkungan, seringkali mold dan fungi digunakan secara bergantian, yang dapat menyebabkan kebingungan dan pemahaman yang salah. Namun, kedua istilah ini merujuk pada entitas yang berbeda dengan karakteristik dan peran yang berbeda dalam ekosistem. Mold adalah jenis spesifik dari fungi, sementara fungi mencakup berbagai organisme seperti mold, jamur, ragi, dan kapang, yang semuanya memiliki peran penting dalam proses-proses ekologi dan juga dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari kita secara beragam.

3 dari 4 halaman

Bagaimana Mold Memengaruhi Kesehatan Manusia

Mold dapat ditemukan dan di mana-mana, baik di rumah, tempat kerja, sekolah, baik di dalam maupun di luar ruangan. Secara umum, mold tidak berbahaya bagi manusia yang sehat. Tapi, inhalasi dianggap sebagai cara utama orang terpapar oleh mold. Spora dan fragmen mold dapat menjadi udara dan masuk ke udara yang kita hirup. 

Mold dapat memengaruhi kesehatan manusia dengan berbagai cara. Salah satunya adalah melalui produksi alergen (substansi yang dapat menyebabkan reaksi alergi) dan iritan. Inhalasi atau kontak dengan mold atau spora mold dapat menyebabkan reaksi alergi pada individu yang sensitif. Reaksi alergi meliputi gejala seperti pilek, bersin-bersin, mata merah, dan ruam kulit. Reaksi alergi terhadap mold umum terjadi, bisa bersifat langsung atau tertunda, dan dapat memicu serangan asma pada individu yang memiliki asma dan alergi terhadap mold.

Selain itu, paparan mold juga dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, hidung, tenggorokan, dan paru-paru baik pada orang yang alergi maupun yang tidak alergi terhadap mold. Gejala lainnya seperti kemampuan berperan di luar keraguan dilaporkan akibat inhalasi mold. Penelitian tentang mold dan efek kesehatan masih terus dilakukan.

Paparan mold juga dapat menyebabkan berbagai gejala kesehatan lainnya seperti, sinus, irritasi mata, penglihatan kabur, sakit tenggorokan, batuk kronis, dan ruam kulit. Khusus bagi individu dengan penyakit pernapasan kronis, kontak dengan jenis mold tertentu dapat menyebabkan kesulitan bernapas. 

Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga berisiko lebih tinggi terkena infeksi paru-paru akibat paparan mold. Studi yang didanai oleh NIEHS menunjukkan bahwa paparan mold pada tahun pertama kehidupan dapat meningkatkan risiko asma pada anak-anak. Jika ingin informasi lebih detail, konsultasikan dengan profesional kesehatan Anda atau lembaga kesehatan daerah setempat.

4 dari 4 halaman

Tips Mengendalikan pertumbuhan Mold di Dalam ruangan

Berikut adalah beberapa tips untuk mengendalikan pertumbuhan mold di dalam ruangan.

  1. Jaga kelembaban di rumah di bawah 60% dengan menggunakan dehumidifier dan AC.
  2. Keringkan area basah dalam 24-48 jam untuk mencegah mold tumbuh.
  3. Perbaiki kebocoran air dan pastikan drainase lancar.
  4. Gunakan exhaust fan di dapur dan kamar mandi untuk mengeluarkan kelembaban.
  5. Pastikan ventilasi yang baik di ruang crawl dan basement.
  6. Periksa dan bersihkan sistem ventilasi dan pengering pakaian secara berkala.

Dengan langkah-langkah sederhana ini, Anda dapat mengurangi risiko pertumbuhan mold di rumah Anda.

Â