Liputan6.com, Jakarta Menjaga tekanan darah atau tensi tetap normal adalah kunci penting untuk kesehatan tubuh. Jika tekanan darah terlalu tinggi atau terlalu rendah, berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Faktanya, semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi pula risiko terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke.
Sebaliknya, tekanan darah yang terlalu rendah dapat mengurangi kemampuan jantung untuk memompa darah, yang berisiko menurunkan pasokan darah ke organ-organ tubuh dan menyebabkan kegagalan organ. Lalu, apakah yang dianggap sebagai tekanan darah atau tensi yang ideal?
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang tensi normal berdasarkan usia dan cara menjaganya, mari kita telusuri lebih dalam. Apakah ada rahasia khusus dalam menjaga tekanan darah tetap stabil sesuai dengan usia kita?
Advertisement
Untuk menjawab semua pertanyaan diatas, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Kamis (30/5).
Tensi Darah Normal Berdasarkan Usia
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh kekuatan sirkulasi darah terhadap dinding arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah terdiri dari dua komponen utama: tekanan darah sistolik (ketika jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh) dan tekanan darah diastolik (ketika jantung berelaksasi).
Penting untuk dicatat bahwa tekanan darah manusia ditentukan oleh elastisitas pembuluh darah, volume darah, dan kemampuan kontraksi jantung. Kondisi-kondisi ini berbeda pada setiap individu sesuai dengan usia dan kesehatannya.
Berikut adalah penjelasan mengenai tekanan darah normal berdasarkan usia, mulai dari bayi hingga lansia.
1. Tekanan Darah Normal pada Bayi
Tekanan darah normal pada bayi dapat berubah seiring pertumbuhan mereka. Tekanan darah normal pada bayi baru lahir adalah sekitar 60/40 mmHg. Seiring pertumbuhannya, tekanan darah ini akan meningkat secara bertahap menjadi 65-90 mmHg (sistolik) dan 45-65 mmHg (diastolik) hingga mereka berusia 6 bulan.
Tekanan darah pada bayi bisa mencapai 80-100 mmHg (sistolik) dan 55-65 mmHg (diastolik) ketika mereka berusia 6-12 bulan. Sementara itu, ketika bayi berusia 1-2 tahun, tekanan darah normal mereka akan berkisar antara 85-113 mmHg (sistolik) dan 37-69 mmHg (diastolik).
2. Tekanan Darah Normal pada Anak-Anak
Anak-anak berada pada usia di mana mereka mengalami proses pertumbuhan yang cepat dan signifikan, sehingga tekanan darah normal mereka bisa bervariasi. Tekanan darah anak usia 3 tahun berkisar antara 91-120 mmHg (sistolik) dan 46-80 mmHg (diastolik).
Sementara itu, jika mereka sudah mencapai usia 6-12 tahun, tekanan darah mereka dapat meningkat menjadi 96-131 mmHg (sistolik) dan 55-62 mmHg (diastolik).
3. Tekanan Darah Normal pada Remaja
Tekanan darah pada remaja (13-18 tahun) biasanya berkisar antara 112-128 mmHg (sistolik) dan 62-80 mmHg (diastolik). Periode remaja adalah masa transisi yang penting dari masa kanak-kanak ke dewasa, sehingga pengukuran tekanan darah perlu dilakukan dengan hati-hati.
4. Tekanan Darah Normal pada Dewasa
Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah sekitar 90-120 mmHg (sistolik) dan 60-80 mmHg (diastolik). Tekanan darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, baik sistolik maupun diastolik, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti aktivitas yang sedang dilakukan, kondisi emosional, perubahan hormonal pada wanita hamil, atau kondisi medis lainnya yang memerlukan pemantauan lebih lanjut.
5. Tekanan Darah Normal pada Lansia
Secara umum, tekanan darah normal pada lansia sama dengan orang dewasa, yaitu 90-120 mmHg (sistolik) dan 60-80 mmHg (diastolik). Meskipun demikian, angka-angka tersebut dapat berubah karena faktor fisiologis organ tubuh seiring bertambahnya usia.
Mengetahui tekanan darah normal berdasarkan usia sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai masalah kesehatan yang serius. Monitoring tekanan darah secara rutin dan memahami cara-cara menjaga tekanan darah tetap stabil dapat membantu kita menjalani hidup yang lebih sehat dan berkualitas.
Advertisement
Masalah Kesehatan yang Terkait dengan Tekanan Darah
Tekanan darah yang tidak normal menandakan adanya masalah kesehatan dalam tubuh. Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang berkaitan dengan tekanan darah yang mungkin terjadi:
Hipertensi
Hipertensi terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi, mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Kondisi ini tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas. Akibatnya, banyak orang dengan hipertensi tidak menyadari bahwa tekanan darah mereka melebihi batas normal.
Jika tidak segera ditangani, tekanan darah tinggi dapat memicu komplikasi kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung, stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan gangguan penglihatan. Oleh karena itu, penting untuk rutin memeriksa tekanan darah dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang sesuai untuk menghindari risiko tersebut.
Hipotensi
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah kondisi ketika tekanan darah mencapai 90/60 mmHg atau lebih rendah. Kondisi ini ditandai dengan rasa pusing dan ringan kepala. Jika terjadi secara berulang, hipotensi dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan pada organ-organ tubuh, termasuk otak, ginjal, dan jantung.
Penting untuk waspada terhadap tekanan darah rendah jika pasien mengalami beberapa gejala, seperti dehidrasi, kelelahan, mual, pusing, napas pendek, dan kehilangan kesadaran (pingsan). Jika kondisi ini terjadi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pentingnya Menjaga Tekanan Darah
Menjaga tekanan darah tetap dalam batas normal adalah langkah krusial untuk mencegah berbagai masalah kesehatan yang dapat timbul akibat hipertensi atau hipotensi. Dengan rutin memantau tekanan darah dan menjalani gaya hidup sehat, risiko terkena penyakit serius dapat dikurangi. Konsultasi rutin dengan tenaga medis juga sangat disarankan untuk memastikan tekanan darah tetap stabil dan sehat.
Cara Menjaga Tekanan Darah Tetap Normal
Turunkan Berat Badan dan Perhatikan Lingkar Pinggang
Tekanan darah sering kali meningkat seiring dengan peningkatan berat badan. Kelebihan berat badan juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea), yang selanjutnya meningkatkan tekanan darah. Penurunan berat badan adalah salah satu perubahan gaya hidup paling efektif untuk mengontrol tekanan darah. Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, kehilangan sedikit saja berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah. Secara umum, tekanan darah dapat turun sekitar 1 milimeter air raksa (mm Hg) dengan setiap kilogram (sekitar 2,2 pon) berat badan yang hilang. Selain itu, ukuran lingkar pinggang juga penting. Memiliki terlalu banyak lemak di sekitar pinggang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
Secara umum:
- Pria berisiko jika ukuran pinggang mereka lebih dari 40 inci (102 sentimeter).
- Wanita berisiko jika ukuran pinggang mereka lebih dari 35 inci (89 sentimeter).
Ukuran ini bisa bervariasi di antara kelompok etnis. Konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan Anda tentang ukuran lingkar pinggang yang sehat untuk Anda.
Olahraga Secara Teratur
Aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan tekanan darah tinggi sekitar 5 hingga 8 mm Hg. Penting untuk terus berolahraga agar tekanan darah tetap stabil. Sebagai tujuan umum, usahakan untuk melakukan setidaknya 30 menit aktivitas fisik sedang setiap hari. Olahraga juga dapat membantu mencegah tekanan darah yang sudah meningkat dari berubah menjadi tekanan darah tinggi (hipertensi). Bagi mereka yang sudah memiliki hipertensi, aktivitas fisik teratur dapat menurunkan tekanan darah ke tingkat yang lebih aman.
Beberapa contoh latihan aerobik yang dapat membantu menurunkan tekanan darah termasuk berjalan, jogging, bersepeda, berenang, atau menari. Latihan interval intensitas tinggi juga bisa menjadi pilihan, yang melibatkan pergantian antara aktivitas intens yang singkat dengan periode aktivitas yang lebih ringan. Latihan kekuatan juga dapat membantu mengurangi tekanan darah. Usahakan untuk memasukkan latihan kekuatan setidaknya dua hari dalam seminggu. Bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan tentang pengembangan program latihan.
Makan Makanan yang Sehat
Mengonsumsi makanan yang kaya akan biji-bijian utuh, buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak serta rendah lemak jenuh dan kolesterol dapat menurunkan tekanan darah tinggi hingga 11 mm Hg. Contoh rencana makan yang dapat membantu mengontrol tekanan darah adalah diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dan diet Mediterania. Kalium dalam makanan dapat mengurangi efek garam (sodium) pada tekanan darah. Sumber terbaik kalium adalah makanan seperti buah-buahan dan sayuran, bukan suplemen. Usahakan untuk mendapatkan 3.500 hingga 5.000 mg sehari, yang mungkin menurunkan tekanan darah 4 hingga 5 mm Hg. Tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan Anda berapa banyak kalium yang sebaiknya Anda konsumsi.
Advertisement
Kurangi Garam (Sodium) dalam Makanan
Bahkan pengurangan kecil sodium dalam makanan dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi tekanan darah tinggi sekitar 5 hingga 6 mm Hg. Efek asupan sodium pada tekanan darah bervariasi di antara kelompok orang. Secara umum, batasi sodium hingga 2.300 miligram (mg) sehari atau kurang. Namun, asupan sodium yang lebih rendah - 1.500 mg sehari atau kurang - adalah ideal untuk kebanyakan orang dewasa.
Untuk mengurangi sodium dalam makanan:
- Baca label makanan. Carilah versi makanan dan minuman rendah sodium.
- Kurangi konsumsi makanan olahan. Hanya sedikit sodium yang terjadi secara alami dalam makanan. Sebagian besar sodium ditambahkan selama pengolahan.
- Jangan menambahkan garam. Gunakan herba atau rempah-rempah untuk menambah rasa pada makanan.
- Masak sendiri. Memasak memungkinkan Anda mengontrol jumlah sodium dalam makanan.
Batasi Konsumsi Alkohol
Membatasi alkohol hingga kurang dari satu minuman sehari untuk wanita atau dua minuman sehari untuk pria dapat membantu menurunkan tekanan darah sekitar 4 mm Hg. Satu minuman setara dengan 12 ons bir, 5 ons anggur, atau 1,5 ons minuman keras 80-proof. Namun, minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah beberapa poin. Ini juga dapat mengurangi efektivitas obat tekanan darah.
Berhenti Merokok
Merokok meningkatkan tekanan darah. Berhenti merokok membantu menurunkan tekanan darah. Ini juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, yang berpotensi memperpanjang hidup Anda.
Dapatkan Tidur yang Cukup dan Berkualitas
Kualitas tidur yang buruk - kurang dari enam jam tidur setiap malam selama beberapa minggu - dapat berkontribusi pada hipertensi. Sejumlah masalah dapat mengganggu tidur, termasuk sleep apnea, sindrom kaki gelisah, dan insomnia umum. Beritahukan kepada penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda sering kesulitan tidur. Menemukan dan mengobati penyebabnya dapat membantu memperbaiki tidur. Namun, jika Anda tidak memiliki sleep apnea atau sindrom kaki gelisah, ikuti tips sederhana ini untuk mendapatkan tidur yang lebih nyenyak:
- Tetapkan jadwal tidur. Pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Usahakan untuk menjaga jadwal yang sama pada malam hari dan akhir pekan.
- Ciptakan ruang yang nyaman. Ini berarti menjaga ruang tidur tetap sejuk, tenang, dan gelap. Lakukan sesuatu yang menenangkan pada jam sebelum tidur, seperti mandi air hangat atau melakukan latihan relaksasi. Hindari cahaya terang, seperti dari TV atau layar komputer.
- Perhatikan apa yang Anda makan dan minum. Jangan pergi tidur dalam keadaan lapar atau kekenyangan. Hindari makan besar mendekati waktu tidur. Batasi atau hindari nikotin, kafein, dan alkohol mendekati waktu tidur.
- Batasi tidur siang. Bagi mereka yang merasa tidur siang selama hari membantu, batasi tidur siang hingga 30 menit lebih awal dalam hari agar tidak mengganggu tidur malam.
Kurangi Stres
Stres emosional jangka panjang (kronis) mungkin berkontribusi pada tekanan darah tinggi. Lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengetahui apakah teknik pengurangan stres dapat mengurangi tekanan darah. Namun, tidak ada salahnya untuk menentukan apa yang menyebabkan stres, seperti pekerjaan, keluarga, keuangan, atau penyakit, dan menemukan cara untuk mengurangi stres. Cobalah hal-hal berikut:
- Hindari mencoba melakukan terlalu banyak. Rencanakan hari Anda dan fokus pada prioritas Anda. Belajarlah untuk mengatakan tidak. Sediakan cukup waktu untuk menyelesaikan apa yang perlu dilakukan.
- Fokus pada masalah yang dapat Anda kendalikan dan buat rencana untuk menyelesaikannya. Untuk masalah di tempat kerja, bicarakan dengan atasan Anda. Untuk konflik dengan anak-anak atau pasangan, cari cara untuk menyelesaikannya.
- Hindari pemicu stres. Misalnya, jika lalu lintas jam sibuk menyebabkan stres, bepergianlah pada waktu yang berbeda atau gunakan transportasi umum. Hindari orang yang menyebabkan stres jika memungkinkan.
- Luangkan waktu untuk bersantai. Sediakan waktu setiap hari untuk duduk dengan tenang dan bernapas dalam-dalam. Sediakan waktu untuk kegiatan atau hobi yang menyenangkan, seperti berjalan-jalan, memasak, atau menjadi sukarelawan.
- Latih rasa syukur. Mengungkapkan rasa syukur kepada orang lain dapat membantu mengurangi stres.
Pantau Tekanan Darah Anda di Rumah dan Lakukan Pemeriksaan Rutin
Pemantauan di rumah dapat membantu Anda memantau tekanan darah Anda. Ini dapat memastikan obat-obatan dan perubahan gaya hidup Anda bekerja dengan baik. Alat pemantau tekanan darah di rumah tersedia secara luas dan tanpa resep. Bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda tentang pemantauan di rumah sebelum Anda memulai. Kunjungan rutin dengan penyedia layanan kesehatan juga penting untuk mengontrol tekanan darah. Jika tekanan darah Anda terkontrol dengan baik, tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan seberapa sering Anda perlu memeriksanya. Anda mungkin hanya perlu memeriksanya sekali sehari atau lebih jarang.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda dapat membantu menjaga tekanan darah tetap dalam batas normal dan mengurangi risiko terkena komplikasi kesehatan yang serius.
Advertisement