Liputan6.com, Jakarta Apa itu Futuristic Schiaparelli Haute Couture? Sejak mulai menciptakan karyanya pada era 1930-an hingga awal 1950-an, Elsa Schiaparelli telah menghasilkan karya-karya yang sangat revolusioner. Ia menggunakan berbagai macam elemen sains dan fiksi ilmiah dalam perancangan busananya. Misalnya, Schiaparelli menciptakan sebuah gaun dengan motif planet dan bintang-bintang yang terbuat dari bahan metalik, serta berbagai pernak-pernik futuristic seperti antena atau piring terbang yang melengkapi busana tersebut.
Selama perjalanan kariernya, Schiaparelli juga kerap berkolaborasi dengan para seniman ternama seperti Salvador Dali. Hasil kolaborasi mereka menghasilkan karya-karya yang nyentrik dan penuh imajinasi seperti gaun dengan printed motif pegas dan setelan dengan motif rupa-rupa. Dengan inovasinya yang luar biasa, busana-busana Schiaparelli selalu berhasil menarik perhatian dan menggegerkan dunia mode.
Advertisement
Baca Juga
Futuristic Schiaparelli Haute Couture adalah deretan look yang unik dan inovatif. Salah satu sorotan terbesar adalah busana dengan desain menyerupai motherboard komputer. Dress ini terbuat dari bahan transparan yang memperlihatkan komponen-komponen elektronik dan kabel yang terhubung di dalamnya. Busana ini tidak hanya menjadi representasi mode masa depan, tetapi juga mencerminkan pernikahan antara fashion dan teknologi.
Apa itu Futuristic Schiaparelli Haute Couture? Hingga saat ini, pengaruh Elsa Schiaparelli dalam dunia haute couture masih terasa. Beberapa desainer ternama seperti Iris van Herpen dan Alexander McQueen terinspirasi oleh karya-karya Schiaparelli, dalam menciptakan busana-busana yang futuristik dan kontroversial. Dengan perpaduan antara sains dan kreativitas, Schiaparelli telah meninggalkan warisan yang tak tergantikan dalam dunia fashion.
Berikut ini penjelasan tentang Futuristic Schiaparelli Haute Couture yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (3/6/2024).
Mengenal Elsa Schiaparelli, Perancang Busana Terkenal di Italia
Elsa Schiaparelli lahir pada tanggal 10 September 1890 di Roma, Italia. Dari usia muda, Schiaparelli menunjukkan minat besar dalam meraih kebebasan pribadi serta dalam segala hal yang glamor dan berani. Di usia 22 tahun, Elsa memutuskan untuk merantau ke London setelah mendapatkan pekerjaan sebagai pengasuh anak. Di kota tersebut, ia bertemu dengan Count Wilhelm de Wendt de Kerlor, seorang spiritualis mistik asal Polandia. Tak lama kemudian, mereka menikah dan Schiaparelli pindah ke rumah keluarga suaminya di Nice.
Pada tahun 1916, pasangan ini memutuskan untuk pindah ke New York. Dalam perjalanan kapal dari Prancis menuju Amerika, Schiaparelli bertemu dengan Gabrielle Picabia, istri dari seniman Dada terkenal, Francis Picabia. Persahabatan ini kemudian menjadi salah satu kunci penting dalam perjalanan Schiaparelli untuk terhubung dengan dunia seni, yang berperan besar dalam karirnya nanti. Hubungan dengan suaminya mulai memburuk, dan mereka akhirnya berpisah pada tahun 1920, setelah kelahiran putri pertama mereka. Pada tahun 1922, Schiaparelli memutuskan untuk pindah ke Paris, di mana ia kemudian membantu Man Ray dengan majalahnya, Société Anonyme. Di Paris, ia bertemu dengan Paul Poiret, seorang desainer revolusioner yang dikenal sebagai 'Raja Mode' di awal abad ke-20. Mengakui bakat besar Schiaparelli, Poiret mendorongnya untuk mulai berkarya di bidang fashion.
Schiaparelli kemudian mendirikan atelier kecil di Rue de l’Université pada tahun 1927. Langkah besar dalam karirnya datang pada tahun yang sama, ketika sweater rancangannya dimuat di majalah Vogue. Sweater ini menampilkan motif pita trompe l’oeil yang memberikan ilusi optik elegan. Item ini begitu populer sehingga melambungkan karir Schiaparelli dan rumah modenya ke tingkat yang baru.
Kepekaan Terhadap Inovasi Fashion
Schiaparelli dikenal sebagai pelopor tren-tren baru yang berpengaruh besar dalam dunia fashion hingga saat ini. Salah satu contohnya adalah ia merupakan salah satu perancang pertama yang menggunakan ritsleting terlihat di kreasi haute couture dan menciptakan wrap dress. Petenis Lilí Álvarez mengenakan split skirt atau jupe-culotte karya Schiaparelli dalam sebuah pertandingan Wimbledon, yang membantu mengukuhkan nama Schiaparelli dalam bidang sportswear. Schiaparelli juga dikenal dengan aksesoris-aksesoris uniknya, seperti Mad Cap yang memiliki elemen surealis.
Desain Schiaparelli sering kali memiliki karakter praktikal, seperti evening dress yang memiliki kantung untuk menyimpan botol minuman. Karakter avant-garde dan imajinatif dari desainnya mencerminkan sisi inovatifnya sebagai perancang. Pada tahun 1934, Schiaparelli tampil di sampul majalah Time dan menjadi desainer fashion perempuan pertama yang mendapatkan kehormatan tersebut. Di akhir tahun 1930-an, Schiaparelli mempopulerkan warna pink cerah yang ia namakan 'Shocking Pink,' yang kemudian menjadi warna khas dari rumah modenya. Ia juga mengkreasikan beberapa parfum, seperti Soucis, Salut, Schiap, Shocking, Snuff, dan Sleeping.
Jika ada satu koleksi yang dapat mendefinisikan estetika dan aspirasi Schiaparelli, itu adalah koleksi Zodiac dari tahun 1938. Koleksi ini terinspirasi dari konstelasi astrologi dan elemen-elemen langit seperti planet, matahari, bulan, dan bintang. Rasi Big Dipper yang menjadi jimat keberuntungan Schiaparelli menjelma menjadi motif sulaman, dan sebuah jubah hitam disulam dengan benang emas untuk membentuk sebuah sunray mask. Kecintaannya pada penampilan yang mewah dan mencolok terlihat jelas dalam koleksi megah ini.
Di industri mode modern, kata 'kolaborasi' telah menjadi hal yang biasa. Dalam konteks ini, Schiaparelli sekali lagi menunjukkan visinya yang jauh melampaui zamannya. Bersama teman-temannya dari dunia seni, ia menciptakan kreasi-kreasi unik yang menggabungkan dua dunia: seni dan mode. Kolaborator pertama Schiaparelli adalah penulis Rusia-Prancis, Elsa Triolet, dalam kreasi Aspirin Necklace, sebuah kalung dari manik-manik porselen yang menyerupai tablet aspirin. Salah satu kolaborator setia Schiaparelli adalah pelukis surealis Salvador Dali. Pertemuan kreativitas mereka menghasilkan berbagai karya ikonis di rumah mode Schiaparelli, seperti Shoe Hat, botol parfum yang berbentuk seperti panel tombol telepon, serta gaun-gaun surealis seperti Tears Dress, Skeleton Dress, dan Lobster Dress. Wallis Simpson, Duchess of Windsor, salah satu ikon mode pada masa itu, mengenakan Lobster Dress dalam sebuah sesi foto majalah Vogue saat bulan madunya. Schiaparelli dan Dali juga berkolaborasi untuk parfum Le Roy Soleil, dengan Dali yang merancang botol dan konsep iklannya.
Advertisement
Apa Itu Haute Couture
Haute couture adalah istilah dalam bahasa Prancis yang secara harfiah berarti “jahitan tinggi” atau “busana kelas tinggi.” Istilah ini merujuk pada pembuatan pakaian yang dibuat secara khusus untuk klien tertentu, dengan spesifikasi yang sangat tinggi dan menggunakan bahan berkualitas terbaik. Haute couture sering kali dianggap sebagai simbol prestise dalam dunia mode, mewakili kreativitas, kemewahan dan keahlian tingkat tinggi dalam desain dan pembuatan pakaian.
Sejarah haute couture dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19 di Paris, Prancis. Pada masa itu, istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan rumah mode yang menawarkan pakaian yang dibuat secara khusus untuk para pelanggannya. Salah satu perancang mode paling terkenal yang memperkenalkan konsep haute couture adalah Charles Frederick Worth, seorang desainer busana asal Inggris yang membuka rumah mode di Paris pada tahun 1858. Worth menjadi pionir dalam menetapkan standar dan proses untuk haute couture, termasuk mengadakan pertunjukan mode reguler dan menggunakan model hidup untuk mempresentasikan koleksi pakaiannya.
Worth tidak hanya menciptakan pakaian yang unik dan mewah, tetapi juga memperkenalkan sistem rumah mode yang terorganisir dengan baik, yang menjadi dasar bagi banyak desainer masa kini. Dengan memperkenalkan praktik-praktik seperti appointment-only fittings dan personal consultations, Worth menjadikan haute couture sebagai seni yang sangat personal dan eksklusif. Haute couture memainkan peran penting dalam mempengaruhi arah dan tren dalam industri mode. Meskipun hanya sedikit orang yang mampu membeli pakaian haute couture secara langsung, desain-desain dari rumah-rumah mode haute couture sering kali menjadi sumber inspirasi bagi perancang lainnya di seluruh dunia. Koleksi haute couture juga sering menjadi sorotan dalam industri mode, dengan pertunjukan-pertunjukan yang menjadi peristiwa penting dalam kalender mode global. Pertunjukan haute couture biasanya diadakan dua kali setahun, yaitu pada bulan Januari untuk koleksi musim semi/musim panas dan pada bulan Juli untuk koleksi musim gugur/musim dingin.
Selain berfungsi sebagai ajang untuk memamerkan kreativitas dan inovasi, haute couture juga berperan dalam memelihara dan mempromosikan warisan dan keahlian tradisional dalam pembuatan pakaian. Bordir tangan, pembuatan pola yang rumit, dan pemilihan bahan berkualitas tinggi adalah beberapa teknik yang dijaga dan dikembangkan melalui haute couture. Keahlian ini tidak hanya memberikan nilai estetika yang tinggi pada pakaian, tetapi juga menjadikannya sebagai karya seni yang unik dan bernilai tinggi. Haute couture juga merupakan tempat bagi para desainer untuk bereksperimen dengan ide-ide baru dan mendorong batasan kreativitas mereka. Desainer-desainer seperti Christian Dior, Yves Saint Laurent, dan Karl Lagerfeld telah menggunakan haute couture sebagai medium untuk memperkenalkan siluet baru, teknik-teknik inovatif, dan estetika yang revolusioner.
Tantangan dalam Dunia Haute Couture
Haute couture sebagai salah satu bentuk tertinggi dalam industri mode, dihormati karena keanggunan, kreativitas dan keahliannya yang luar biasa. Namun, di balik gemerlap dan prestisenya, haute couture juga menghadapi sejumlah tantangan yang unik dan kompleks. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh haute couture:
1. Biaya Produksi yang Tinggi
Salah satu tantangan terbesar dalam haute couture adalah biaya produksi yang sangat tinggi. Setiap potongan pakaian haute couture dibuat secara manual dan disesuaikan dengan keinginan dan ukuran klien secara individual. Proses ini memerlukan waktu, tenaga dan bahan berkualitas tinggi, yang semuanya berkontribusi pada tingginya biaya produksi. Hal ini menyebabkan harga jual pakaian haute couture menjadi sangat mahal, sering kali mencapai puluhan hingga ratusan ribu dolar per potong, membuatnya tidak terjangkau bagi sebagian besar konsumen. Tingginya biaya ini bukan hanya mencerminkan kualitas dan eksklusivitas pakaian, tetapi juga mencerminkan dedikasi dan keahlian para pengrajin yang terlibat dalam pembuatannya.
2. Keterbatasan Pasar
Pasar untuk pakaian haute couture relatif kecil dan sangat eksklusif. Hanya sedikit individu yang memiliki kemampuan finansial dan keinginan untuk membayar harga tinggi untuk pakaian yang dibuat secara khusus. Ini berarti rumah mode haute couture harus bekerja keras untuk menjaga keseimbangan, antara mempertahankan eksklusivitas dan mencapai profitabilitas. Mereka harus membangun dan memelihara hubungan pribadi yang erat dengan klien mereka, yang sering kali terdiri dari kalangan aristokrat, selebriti dan individu berpengaruh lainnya. Selain itu, rumah mode juga harus terus menarik klien baru dalam pasar yang sangat terbatas ini.
3. Ketersediaan Tenaga Kerja Terampil
Pembuatan pakaian haute couture memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan teknik-teknik tradisional yang rumit. Menemukan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam bidang ini menjadi tantangan tersendiri. Banyak teknik yang digunakan dalam haute couture, seperti bordir tangan, pembuatan pola yang kompleks dan penjahitan manual, di mana membutuhkan pelatihan bertahun-tahun dan ketelitian yang luar biasa. Kurangnya tenaga kerja yang terampil dapat menghambat proses produksi dan mengancam keberlanjutan tradisi haute couture. Oleh karena itu, rumah mode haute couture sering kali berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan tenaga kerja mereka, untuk memastikan bahwa keahlian ini dapat diteruskan ke generasi berikutnya.
4. Tekanan dari Industri Fast Fashion
Industri mode saat ini menghadapi tekanan besar dari tren fast fashion, yang menawarkan pakaian modis dengan harga yang jauh lebih murah dan produksi yang cepat. Perbedaan yang signifikan antara harga pakaian haute couture yang mahal dan pakaian fast fashion yang terjangkau memperbesar kesenjangan antara pasar atas dan pasar massal. Hal ini menantang rumah mode haute couture untuk tetap relevan dan bersaing dalam pasar yang terus berubah ini. Mereka harus menemukan cara untuk menarik perhatian dan minat konsumen yang semakin terbiasa dengan kecepatan dan harga rendah yang ditawarkan oleh fast fashion. Selain itu, rumah mode haute couture juga harus menghadapi tantangan dalam mempertahankan nilai eksklusivitas dan kualitas tinggi di tengah maraknya produksi massal.
5. Keharusan Inovasi dan Relevansi
Industri mode terus berkembang dan berubah, memaksa rumah mode haute couture untuk tetap inovatif dan relevan. Mereka harus mampu mengantisipasi tren baru, memenuhi permintaan konsumen, dan terus menciptakan karya yang menginspirasi untuk tetap bersaing di pasar yang semakin ketat. Ini berarti bahwa desainer haute couture harus selalu berada di garis depan dalam hal kreativitas dan inovasi, menciptakan desain yang tidak hanya indah tetapi juga mempengaruhi dan menginspirasi industri mode secara keseluruhan. Tantangan ini juga melibatkan adaptasi terhadap perubahan teknologi dan media, termasuk penggunaan media sosial dan platform digital untuk mempromosikan karya mereka dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Advertisement