Sukses

Ciri-ciri Asam Lambung yang Parah dan Tidak Boleh Diabaikan, Segera Atasi

Pada beberapa kasus yang sudah memasuki tahap parah, ciri-ciri asam lambung yang parah dapat membuat penderitanya mengalami kesulitan dalam menelan makanan, yang dikenal dengan istilah disfagia.

Liputan6.com, Jakarta Asam lambung atau yang sering dikenal dengan penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD), merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemui pada masyarakat Indonesia. Penyakit ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga dapat menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari bayi, remaja, hingga lansia.

Pada beberapa kasus yang sudah memasuki tahap parah, ciri-ciri asam lambung yang parah dapat membuat penderitanya mengalami kesulitan dalam menelan makanan, yang dikenal dengan istilah disfagia. Ciri-ciri asam lambung yang parah ini tentu saja sangat mengganggu, karena selain menimbulkan rasa tidak nyaman, juga dapat mempengaruhi asupan nutrisi dan kualitas hidup penderita. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan jika gejala asam lambung mulai dirasakan, serta memahami ciri-ciri asam lambung yang parah dan cara meringankan gejalanya. Berikut ulasan lebih lanjut tentang ciri-ciri asam lambung yang parah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (4/6/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Heartburn atau Rasa Panas di Dada

Salah satu ciri-ciri asam lambung yang parah paling umum dari asam lambung naik adalah heartburn atau rasa panas di dada. Sensasi panas atau terbakar ini biasanya terjadi di tengah dada dan bisa menyebar dari perut hingga ke leher atau punggung. 

Selain rasa panas, penderita juga bisa merasakan sensasi seperti ditusuk-tusuk jarum. Heartburn umumnya terjadi setelah makan, berbaring, atau saat membungkuk. Ketika asam lambung naik, cairan asam yang bersentuhan dengan jaringan di sepanjang kerongkongan atau esofagus menyebabkan iritasi, yang memicu rasa tidak nyaman ini.

2. Rasa Mual

Rasa mual yang terjadi ketika asam lambung naik adalah ciri-ciri asam lambung yang parah lain yang sering dirasakan. Pada kasus yang parah, rasa mual ini bisa menyebabkan keinginan untuk muntah, dan beberapa orang bahkan memuntahkan cairan bening atau kuning yang terasa sangat pahit. Mual ini terjadi akibat nyeri hebat pada lambung dan ulu hati yang disebabkan oleh asam lambung yang tinggi.

3. Sakit Tenggorokan

Asam lambung yang naik hingga ke kerongkongan dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan. Pada penderita GERD yang sering, dinding tenggorokan bisa menjadi merah akibat iritasi kronis. Gejala lain yang muncul akibat naiknya asam lambung termasuk radang atau sakit tenggorokan, suara yang serak, dan sensasi benjolan di tenggorokan. Iritasi ini terjadi karena paparan asam lambung yang merusak jaringan halus di tenggorokan, menyebabkan peradangan dan ketidaknyamanan.

3 dari 6 halaman

4. Perut Kembung

Asam lambung yang naik dapat mengakibatkan makanan yang tidak tercerna dengan baik, sehingga produksi gas dalam sistem pencernaan meningkat. Ciri-ciri asam lambung yang parah ini dapat menyebabkan perut terasa kembung setelah makan, yang dikenal sebagai acid reflux. Perut kembung yang terjadi secara terus-menerus jika tidak ditangani dapat menjadi ciri-ciri asam lambung naik yang lebih serius.

5. Sendawa

Perut yang terasa penuh akibat gas yang terbentuk dapat menghasilkan sendawa. Perut kembung dan sendawa juga dapat berhubungan dengan peradangan pada lapisan lambung yang disebabkan oleh bakteri H. Pylori, yang bertanggung jawab atas beberapa kasus tukak lambung.

6. Napas Bau

Napas yang bau meskipun rutin membersihkan mulut dan menyikat gigi dapat menjadi ciri-ciri asam lambung yang parah. Bau mulut yang disebabkan oleh asam lambung naik biasanya terjadi karena pergerakan isi lambung ke kerongkongan. Selain itu, cara mengunyah makanan yang tidak sempurna juga dapat menyebabkan makanan membusuk di dalam lambung, yang juga dapat menghasilkan napas yang tidak sedap.

7. Rasa Asam di Mulut

Naiknya asam lambung ke kerongkongan dapat menimbulkan gejala rasa asam di daerah mulut. Rasa asam ini dapat disertai dengan sensasi panas atau sensasi terbakar pada tenggorokan. Gejala ini dapat menjadi tanda bahwa asam lambung naik cukup parah dan memerlukan perhatian medis lebih lanjut.

4 dari 6 halaman

Ciri-ciri Umum Asam Lambung Lainnya

Selain ciri-ciri asam lambung yang parah ada juga gejala asam lambung naik umum lainnya, berikut diantaranya.

1. Napas Bau

Naiknya asam lambung ke kerongkongan dapat menyebabkan bau napas yang tidak sedap. Ini terjadi karena adanya paparan asam lambung pada area kerongkongan dan mulut, yang dapat menghasilkan bau yang tidak menyenangkan.

2. Batuk

Asam lambung yang naik hingga ke kerongkongan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, yang dapat memicu batuk. Batuk ini seringkali terjadi terutama saat berbaring atau setelah makan.

3. Sulit Menelan

Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, dapat menyebabkan kesulitan menelan atau disfagia. Hal ini disebabkan oleh iritasi dan peradangan pada kerongkongan akibat paparan asam lambung yang berlebihan.

4. Suara Serak

Naiknya asam lambung dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan atas, termasuk pita suara. Hal ini dapat menghasilkan suara serak atau tidak nyaman saat berbicara.

Upaya Mencegah Asam Lambung

Mencegah ciri-ciri asam lambung yang parah merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan pencernaan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah asam lambung naik.

1. Penuhi Berat Badan Ideal

Menjaga berat badan ideal dapat membantu mengurangi tekanan pada perut dan mengurangi risiko naiknya asam lambung.

2. Makan dengan Porsi Kecil dan Sering

Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun lebih sering dapat membantu mengurangi beban kerja pada lambung dan menghindari penumpukan makanan yang dapat memicu naiknya asam lambung.

3. Makan 2-3 Jam Sebelum Tidur

Memberi jeda waktu antara makan dan tidur dapat membantu mencegah naiknya asam lambung saat berbaring.

4. Duduk Tegak Saat Makan

Duduk tegak saat makan dapat membantu mencegah tekanan berlebih pada perut dan mengurangi kemungkinan naiknya asam lambung.

5. Tunggu Beberapa Saat Sebelum Tiduran

Hindari tiduran segera setelah makan, tunggu beberapa saat agar makanan dapat mencerna dengan baik sebelum Anda berbaring.

6. Batasi Asupan Makanan dan Minuman Tertentu

Batasi konsumsi makanan yang tinggi lemak, pedas, berlemak, serta minuman berkarbonasi yang dapat memicu naiknya asam lambung.

7. Berhenti Merokok

Merokok dapat meningkatkan produksi asam lambung, sehingga berhenti merokok dapat membantu mengurangi risiko naiknya asam lambung.

8. Tidur dengan Alas Kepala yang Lebih Tinggi

Tidur dengan kepala yang lebih tinggi dari badan dapat membantu mencegah naiknya asam lambung saat tidur.

9. Cobalah untuk Tidur di Kursi saat Tidur Siang

Jika Anda sering mengalami naiknya asam lambung saat tidur siang, cobalah tidur di kursi dengan posisi yang lebih tegak.

10. Atur Pola Makan dan Berolahraga

Atur pola makan yang sehat dan seimbang serta rajin berolahraga dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah naiknya asam lambung. Buah-buahan seperti pepaya, apel, pisang, melon, dan air kelapa juga dapat membantu mencegah naiknya asam lambung karena kandungan seratnya yang tinggi dan sifatnya yang dapat menetralkan asam dalam lambung. Mengonsumsi buah-buahan ini secara rutin dapat menjadi bagian dari strategi mencegah asam lambung naik.

5 dari 6 halaman

Penyebab Asam Lambung Naik

Berikut adalah beberapa penyebab utama asam lambung naik.

1. Obesitas

Berat badan berlebih meningkatkan tekanan pada perut, yang pada gilirannya dapat mendorong asam lambung naik ke kerongkongan. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya asam lambung.

2. Tekanan pada Perut pada Ibu Hamil

Kehamilan menyebabkan peningkatan tekanan pada perut, terutama saat janin bertumbuh. Hal ini bisa mendorong asam lambung naik, menyebabkan gejala GERD pada ibu hamil.

3. Usia Lanjut 

Seiring bertambahnya usia, fungsi otot di sekitar kerongkongan dan perut bisa melemah, sehingga lebih mudah terjadi refluks asam lambung.

4. Gastroparesis

Kondisi ini ditandai dengan melemahnya otot dinding lambung sehingga pengosongan lambung melambat. Akibatnya, makanan dan asam lambung lebih lama berada di perut dan dapat naik ke kerongkongan.

5. Scleroderma

Penyakit ini menyerang jaringan ikat, termasuk yang berada di sekitar esofagus. Scleroderma dapat menyebabkan fungsi otot esofagus terganggu, meningkatkan risiko refluks asam lambung.

6. Jenis makanan tertentu

Makanan seperti susu, makanan pedas, dan gorengan diketahui dapat memicu naiknya asam lambung. Selain itu, kebiasaan makan yang salah, seperti makan terlalu cepat atau makan dalam porsi besar sebelum tidur, juga dapat memperburuk kondisi ini.

7. Obat-obatan tertentu

Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi asma, tekanan darah tinggi, alergi, serta obat penghilang rasa sakit, obat penenang, dan antidepresan dapat memicu naiknya asam lambung. Obat-obatan ini dapat mempengaruhi sfingter esofagus atau meningkatkan produksi asam lambung.

6 dari 6 halaman

Kebiasaan yang dapat Memicu Asam Lambung

Kebiasaan buruk dapat menjadi pemicu naiknya asam lambung dan memperburuk kondisi gastroesophageal reflux disease (GERD). Berikut adalah beberapa kebiasaan buruk yang dapat memicu asam lambung naik.

1. Jadwal Makan Malam Tidak Teratur

Jadwal makan malam yang tidak teratur dapat memengaruhi produksi asam lambung. Misalnya, makan terlalu larut malam atau terlalu sering makan tengah malam tanpa memberi jeda yang cukup sebelum tidur dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung saat berbaring.

2. Sering Ngemil Sebelum Tidur

Ngemil atau mengonsumsi makanan besar sebelum tidur dapat membuat lambung terisi berlebihan dan meningkatkan tekanan pada sfingter esofagus, yang dapat memicu naiknya asam lambung.

3. Gaya Hidup Tidak Sehat

Gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan, dan stres kronis, dapat berkontribusi pada naiknya asam lambung.

4. Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan tekanan pada perut dan memperbesar kemungkinan naiknya asam lambung ke kerongkongan.

5. Tidak Mengontrol Jumlah Makanan yang Dikonsumsi

Mengonsumsi makanan dalam porsi yang besar atau berlebihan dapat membuat lambung terlalu terisi, meningkatkan risiko naiknya asam lambung, terutama jika diikuti dengan berbaring segera setelah makan.

6. Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Pedas dan Asam

Makanan yang pedas dan asam dapat merangsang produksi asam lambung. Terlalu banyak mengonsumsi makanan ini dapat memperburuk gejala GERD dan memicu naiknya asam lambung.

Perbedaan Asam Lambung dan Maag

Asam lambung dan maag adalah dua kondisi yang sering disalahartikan sebagai satu kondisi yang sama. Tapi sebenarnya asam lambung dan maag memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Asam lambung adalah kondisi di mana cairan asam lambung naik kembali ke kerongkongan (esofagus). Hal ini terjadi karena rusaknya otot-otot sfingter esofagus yang seharusnya menutup setelah makanan masuk ke dalam lambung. 

Gejala asam lambung termasuk sensasi terbakar di dada (heartburn), rasa asam atau pahit di mulut, serta kesulitan menelan. Asam lambung biasanya terjadi karena produksi asam lambung berlebihan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gaya hidup yang tidak sehat, makanan tertentu, atau kebiasaan buruk.

Sedangkan, maag adalah kondisi di mana terjadi luka atau peradangan pada dinding lambung. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, konsumsi obat-obatan tertentu, alkohol, merokok, atau stres. Gejala maag meliputi nyeri atau perih pada perut bagian atas, mulas, mual, muntah, serta perut terasa kembung. Maag dapat menjadi lebih parah dan menyebabkan komplikasi seperti tukak lambung jika tidak diobati dengan tepat.

Perbedaan utama antara asam lambung dan maag terletak pada penyebab dan lokasi masalahnya. Asam lambung terutama berkaitan dengan naiknya cairan asam lambung ke kerongkongan, sementara maag terjadi karena adanya luka atau peradangan pada dinding lambung.

Meskipun kedua kondisi ini dapat saling memperburuk, seperti asam lambung yang dapat memperburuk gejala maag, keduanya memiliki proses penyakit yang berbeda dan memerlukan penanganan yang berbeda pula. Sehingga, penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari dokter untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dan mendapatkan perawatan yang sesuai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.