Sukses

Pakaian Masa Depan Ini Bisa Perbaiki Diri Sendiri Saat Robek, Terbuat dari Makhluk Hidup

Material kain tersebut mampu memperbaiki lubang jadi seperti semula.

Liputan6.com, Jakarta Punya pakaian robek memang menjengkelkan, apalagi saat dipakai. Hingga sebuah terobosan baru di dunia fashion hadir dari hasil penelitian tim dari Universitas Newcastle dan Universitas Northumbria di Inggris. Mereka menemukan teknologi bahan pakaian unik yang dapat memperbaiki dirinya sendiri saat robek. 

Penemuan ini berfokus pada penggunaan benang tipis seperti akar yang dihasilkan oleh jamur, yang dapat terurai secara hayati dan digunakan dalam pembuatan pakaian. Penelitian mereka menggunakan jamur Ganoderma lucidum, yang menghasilkan kulit dari filamen bercabang yang dikenal sebagai hifa. Hifa-hifa ini bersama-sama membentuk struktur yang disebut miselium. 

Dengan sedikit pengembangan, bahan ini dapat menjadi pengganti kulit yang ramah lingkungan dan sesuai untuk gaya hidup kaum vegan. Namun proses produksinya perlu dipercepat sebelum bisa dijadikan pakaian siap pakai.

"Hasilnya menunjukkan bahwa bahan miselium dapat bertahan di lingkungan kering dan oligotrofik, dan penyembuhan diri dapat dilakukan dengan intervensi minimal setelah dua hari," tulis para peneliti dalam makalah mereka dikutip Liputan6.com dari Onlinelibrary, Kamis (6/6/2024). 

2 dari 3 halaman

Kain Berbahan Jamur

Saat ini, bahan berbasis miselium sudah digunakan di berbagai industri, mulai dari konstruksi hingga tekstil. Namun, produksi bahan ini biasanya membunuh klamidospora atau spora jamur yang membantu organisme meregenerasi dirinya sendiri. 

Pendekatan baru ini mencampurkan miselia dengan klamidospora, karbohidrat, protein, dan nutrisi lain dalam cairan untuk mendorong pertumbuhan lapisan jamur yang bisa dikeringkan layaknya kain.

Meskipun hasil saat ini masih terlalu tipis untuk dijadikan pakaian, para peneliti optimis bahwa inovasi di masa depan dapat menghasilkan kulit yang lebih keras. Hal ini bisa dilakukan dengan menggabungkan beberapa lapisan atau membuat plastisisasi dalam gliserol. Yang penting, proses ini tidak membunuh klamidospora, memungkinkan pertumbuhan hifa segar pada luka di kulit.

Pengujian menunjukkan bahwa material tersebut mampu memperbaiki lubang yang dibuat di dalamnya, dengan kondisi yang sama saat pertama kali ditanam. Bahan ini kembali sekuat sebelumnya meski jejak lubangnya masih terlihat. 

3 dari 3 halaman

Perlu Penelitian Lanjutan

Penelitian juga dilakukan pada jamur Pleurotus ostreatus, yang tidak mengandung klamidospora dan tidak dapat menyembuhkan dirinya sendiri dengan cara yang sama. Ini menunjukkan bahwa klamidosporalah yang memberikan kemampuan regenerasi pada material tersebut.

Masih banyak tantangan sebelum pakaian dari jamur bisa dipasarkan, seperti mempercepat proses pertumbuhan dan penyembuhan yang memakan waktu beberapa hari. Namun, para peneliti optimis dengan potensi bahan hidup rekayasa atau (engineered living materials/ELM) ini, yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya dan bisa diubah dalam berbagai cara.

Para peneliti dalam studi mereka menyatakan bahwa bahan hidup yang direkayasa dari sel jamur menawarkan potensi besar karena memiliki sifat fungsional seperti perakitan mandiri, penginderaan, dan penyembuhan diri.