Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar menjadi perhatian penting dalam dinamika ekonomi Indonesia, terutama mengingat keterkaitannya dengan stabilitas makroekonomi dan daya saing ekspor. Dalam globalisasi, pengaruh nilai tukar Dollar ke Rupiah tidak hanya memengaruhi sektor perdagangan, tetapi juga berdampak pada daya beli masyarakat, inflasi, dan investasi.
Baca Juga
Advertisement
Memahami bagaimana faktor-faktor seperti perekonomian Amerika Serikat yang meningkat. Lalu turunnya harga komoditas ekspor, dan tingginya tingkat impor memengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar menjadi krusial.
Nilai tukar Rupiah ke Dollar saat ini dan kaitannya dengan pengaruh nilai tukar Dollar ke Rupiah tersebut dapat dilihat dari data terkini. Menurut informasi dari Google Finance pada 7 Juni 2024, 1 Dollar bernilai Rp16.205.
Adanya nilai tukar yang terus berfluktuasi, penting bagi pelaku ekonomi untuk memahami bagaimana faktor-faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi Amerika Serikat, kondisi pasar komoditas global, dan tingkat impor mempengaruhi stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dollar.
Dalam menghadapi dinamika pengaruh nilai tukar Dollar ke Rupiah, strategi untuk meningkatkan nilai tukar Rupiah ke Dollar perlu diperhatikan. Upaya-upaya seperti kebijakan fiskal yang berkelanjutan, diversifikasi ekspor, dan pengendalian impor dapat menjadi langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi tekanan terhadap nilai tukar Rupiah.
Berikut Liputan6.com ulas pengaruh nilai tukar Dollar ke Rupiah dan cara meningkatkannya merangkum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan penelitian publikasi UGM berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) dengan model koreksi kesalahan Engle-Granger (Pendekatan moneter) oleh Eni Setyowati, Jumat (7/6/2024).
1. Perekonomian Amerika Serikat yang meningkat
Perekonomian yang membaik di Amerika Serikat memiliki dampak signifikan pada nilai tukar Dollar terhadap Rupiah. Saat ekonomi AS membaik, investor cenderung mencari perlindungan ke aset-aset denominasi Dollar, seperti obligasi dan saham AS, yang mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap Dollar.
Contohnya, ketika pemerintah AS menerapkan kebijakan tapering off sejak 2013, suku bunga AS meningkat, menarik investor dan memperkuat nilai Dollar.
Dampak ini secara langsung memengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, mencerminkan pentingnya memahami pengaruh nilai tukar Dollar ke Rupiah dalam konteks perekonomian global.
2. Turunnya harga komoditas ekspor
Penurunan harga komoditas ekspor Indonesia di pasar internasional menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Ini karena komoditas ekspor sering dihargai dalam Dollar, penurunan harga langsung mempengaruhi pendapatan negara dari ekspor dan menyebabkan neraca perdagangan yang buruk.
Sebagai hasilnya, nilai tukar Rupiah melemah terhadap Dollar, mencerminkan dampak langsung dari pengaruh nilai tukar Dollar ke Rupiah dalam konteks perdagangan internasional dan ekonomi domestik.
3. Tingginya tingkat impor
Tingkat impor yang tinggi memiliki dampak yang signifikan pada nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Kebutuhan akan Dollar sebagai alat pembayaran untuk impor barang-barang tertentu meningkatkan permintaan terhadap mata uang tersebut.
Konsumsi masyarakat yang lebih cenderung ke produk impor dan kenaikan impor bahan bakar minyak (BBM) juga meningkatkan permintaan terhadap Dollar.
Akibatnya, nilai tukar Rupiah melemah karena permintaan yang tinggi terhadap Dollar, mencerminkan pengaruh nilai tukar Dollar ke Rupiah dalam konteks perdagangan internasional dan kebiasaan konsumsi masyarakat.
Advertisement
4. Jumlah uang beredar
Jumlah uang beredar memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, menyoroti pengaruh nilai tukar Dollar ke Rupiah. Ketika jumlah uang yang beredar di pasar meningkat secara signifikan, hal ini cenderung melemahkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar.
Misalnya, jika pemerintah mencetak lebih banyak uang tanpa adanya peningkatan dalam produksi atau ekspor, akan terjadi peningkatan suplai Rupiah yang tidak diimbangi oleh peningkatan permintaan, sehingga nilai tukar Rupiah terhadap Dollar menjadi rendah.
5. Pendapatan riil relatif
Pendapatan riil relatif suatu negara juga memainkan peran penting dalam menentukan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, menekankan pengaruh nilai tukar Dollar ke Rupiah. Jika pendapatan riil suatu negara relatif rendah dibandingkan dengan negara lain, nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung melemah terhadap Dollar.
Misalnya, ketika pendapatan riil Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan Amerika Serikat, daya beli Rupiah menurun, menyebabkan permintaan terhadap mata uang tersebut turun, sehingga nilai tukarnya pun turun.
6. Tingkat suku bunga relatif
Tingkat suku bunga relatif antara dua negara juga memiliki pengaruh yang signifikan pada nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, menunjukkan dampak nilai tukar Dollar ke Rupiah. Jika suku bunga suatu negara relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain, nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung melemah terhadap Dollar. Hal tersebut karena menurunkan daya tarik investasi dalam mata uang tersebut.
Sebaliknya, jika suku bunga suatu negara relatif lebih tinggi, nilai tukarnya cenderung menguat terhadap Dollar karena meningkatnya permintaan terhadap mata uang tersebut untuk investasi. Misalnya, ketika suku bunga Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan AS, investor cenderung beralih ke aset-aset denominasi Dollar, menyebabkan penurunan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar.
Â
Â
Â