Sukses

Fakta Korban Gempa Turki 2023, Kisah Mati Suri dan Ditanya Malaikat

Salah satu korban gempa Turki menceritakan pengalamannya yang mencengangkan. Ia mengaku telah mengalami mati suri dua kali dan bertemu dengan malaikat.

Liputan6.com, Jakarta Pada tanggal 6 Februari 2023, gempa bumi hebat mengguncang Turki selatan dan tengah. Gempa pertama terjadi di 34 km barat kota Gaziantep pada pukul 04:17 waktu setempat. Gempa ini memiliki magnitudo 7,8 Mw dan terjadi dengan intensitas maksimum Mercalli XII (Ekstrem). Gempa ini merupakan yang terkuat sejak Gempa bumi Erzincan pada tahun 1939 dan tercatat sebagai gempa terkuat kedua di Turki. Selain itu, gempa ini juga merupakan yang terbesar dan paling mematikan sepanjang tahun 2023, serta menjadi gempa bumi terbesar di dunia sejak Gempa bumi Haiti pada tahun 2010.

Setelah gempa pertama, terjadi sejumlah gempa susulan dan yang terbesar di antaranya memiliki magnitudo 6,7 Mww. Gempa bumi kedua terjadi sembilan jam kemudian, di 5 km selatan–tenggara Ekinözü, di Provinsi Kahramanmaraş pada pukul 13:24 waktu setempat. Gempa ini memiliki magnitudo 7,5 atau 7.7 menurut GEOSCOPE dan GCMT.

Akibat gempa-gempa ini, banyak korban jiwa dan kerusakan yang terjadi di Turki. Banyak orang kehilangan rumah dan harta benda mereka. Kisah tentang korban gempa Turki 2023 termasuk kisah tentang kesedihan yang mendalam dan kehilangan yang dirasakan oleh keluarga yang ditinggalkan. Banyak orang yang mengalami kehidupan mati suri dan ditanya malaikat saat menghadapi gempa ini. Semoga mereka yang menjadi korban gempa ini mendapatkan kekuatan dan dukungan untuk bangkit kembali dari tragedi ini.

Berikut kisah selengkapnya tentang fakta korban gempa Turki 2023, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (9/6/2024).  

2 dari 6 halaman

Dampak Gempa Turki 2023

Gempa Turki tahun 2023 memiliki dampak yang sangat menghancurkan. Runtunan gempa ini menyebabkan lebih dari 62.013 orang tewas dan lebih dari 121.000 orang terluka, menjadikannya sebagai salah satu bencana gempa bumi paling mematikan pada abad ke-21. Tidak hanya itu, kerusakan luas juga terjadi di area seluas sekitar 350.000 km2 (140.000 sq mi), yang setara dengan ukuran negara Jerman. Diperkirakan lebih dari 14 juta orang, atau sekitar 16% dari populasi Turki, terkena dampak dari gempa tersebut.

PBB memperkirakan bahwa lebih dari 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal akibat gempa ini. Menghadapi kondisi darurat ini, Turki melakukan seruan untuk mendapatkan bantuan internasional. Lebih dari 141.000 orang dari 94 negara berbagai kekuatan bergabung dalam upaya penyelamatan, termasuk 60.000 pasukan SAR (Search and Rescue), 5.000 petugas kesehatan, dan 30.000 sukarelawan.

Dengan angka-angka ini, dapat kita lihat betapa dahsyatnya dampak yang ditimbulkan oleh gempa Turki tahun 2023. Banyak nyawa melayang dan ribuan orang kehilangan rumah mereka. Dalam situasi ini, kerjasama dan bantuan internasional menjadi sangat penting untuk membantu bangsa Turki pulih dari tragedi ini.

3 dari 6 halaman

Gempa Turki Guncang 5 Negara

Gempa dahsyat yang mengguncang Turki pada tahun 2023 telah memberikan dampak yang luar biasa. Pusat gempa terletak di Kota Defne, Provinsi Hatay, Turki, yang berbatasan dengan Suriah. Namun, getaran gempa ini juga terasa di lima negara lainnya, yaitu Yordania, Siprus, Israel, Lebanon, dan bahkan hingga Mesir. Menyusul gempa utama, gempa kedua dengan kekuatan magnitudo 5,8 dan puluhan gempa susulan terjadi.

Provinsi Hatay merupakan salah satu daerah yang paling terpukul di Turki akibat gempa bermagnitudo 7,8 pada tanggal 6 Februari. Ribuan bangunan hancur di provinsi ini dan gempa lanjutan yang terjadi pada hari Senin semakin merusak bangunan-bangunan yang sudah terancam ambruk sebelumnya. Kantor Gubernur di Antakya, pusat sejarah Hatay, juga mengalami kerusakan.

Meskipun pihak berwenang telah memberikan peringatan kepada korban gempa untuk tidak masuk ke reruntuhan rumah mereka, banyak orang yang tetap melakukan hal tersebut demi mengambil barang-barang yang bisa mereka manfaatkan. Sayangnya, mereka akhirnya terjebak saat gempa baru terjadi.

Mayoritas kematian akibat gempa besar pada tanggal 6 Februari, yang diikuti oleh gempa magnitudo 7,5 sembilan jam kemudian, terjadi di Turki dengan jumlah korban tewas mencapai 41.156 orang. Pusat gempa kedua terletak di Provinsi Kahramanmaras bagian selatan.

Gempa Turki tahun 2023 memberikan dampak yang besar, tidak hanya bagi warga Turki sendiri, tetapi juga bagi lima negara lainnya yang merasakan guncangan tersebut. Bencana ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.

4 dari 6 halaman

Korban Gempa Turki Mati Suri

Gempa Turki yang terjadi pada tanggal 20 Februari 2023 kembali mengguncang wilayah tersebut dengan kekuatan magnitudo 6,4. Gempa ini terjadi pada pukul 20.04 waktu setempat. Wilayah ini telah sering menjadi sasaran gempa yang mengakibatkan banyak gedung roboh dan memakan korban jiwa.

Namun, ada satu kejadian mengejutkan yang terekam dalam sebuah video yang diunggah oleh Opick di akun Instagram miliknya. Dalam video tersebut, salah satu korban gempa Turki menceritakan pengalamannya yang mencengangkan. Ia mengaku telah mengalami mati suri dua kali dan bertemu dengan malaikat.

Pria yang menjadi korban gempa ini mengungkapkan bahwa ia ditanyai oleh malaikat. Pertanyaan yang diajukan kepada dirinya adalah "Siapa Tuhanmu?", "Apa kitabmu?", dan "Apa agamamu?". Setelah itu, ia mengaku tidak ingat lagi apa yang terjadi. Ia merasa bahwa hal-hal luar biasa yang belum pernah dia lihat terjadi pada saat itu.

Kejadian ini menambah kesedihan dan kekagetan para korban gempa dan masyarakat Turki secara umum. Mereka harus merasakan penderitaan akibat gempa yang merenggut nyawa dan meruntuhkan banyak gedung. Pengakuan korban gempa mengenai pertemuan dengan malaikat ini menjadi cerita yang menarik dalam kondisi yang penuh trauma dan duka cita tersebut. Semoga para korban gempa Turki mendapatkan kekuatan dan dukungan untuk bangkit kembali.

 

5 dari 6 halaman

WNI Korban Gempa Turki

Dua Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban gempa bumi di Turki yang terjadi baru-baru ini. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi jenazah kedua korban tersebut. Dalam keterangan resminya, Kasatgas Misi Kemanusiaan Turki 2023, Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta menyebutkan bahwa nama korban pertama adalah Irma Lestari (33) dan korban kedua adalah Ni Wayan Supini (45). Keduanya adalah perempuan yang berasal dari Bali.

Proses identifikasi korban dilakukan berdasarkan catatan medis, gigi, dan properti yang ada. Kedua jenazah tersebut ditemukan di bawah reruntuhan gedung apartemen Galeria di Kota Dyarbakir. Kondisinya sulit dikenali secara visual, sehingga perlu dilakukan identifikasi yang lebih akurat secara scientific.

Tim DVI Polri langsung melakukan pemeriksaan terhadap kedua jenazah setelah mendapat permintaan dari Kedutaan Besar Indonesia untuk Turki. Pemerintah melalui KBRI Ankara dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia akan memulangkan jenazah ke Tanah Air. Jenazah akan didampingi oleh Atpol KBRI Ankara. Semoga korban gempa turki dapat segera pulang ke tanah air dan keluarganya bisa mendapatkan ketenangan dan semangat dalam menghadapi musibah ini.

 

6 dari 6 halaman

Keajaiban Korban Gempa Turki Selamat

Tiga korban gempa di Turki telah berhasil diselamatkan setelah berjuang bertahan hidup di bawah reruntuhan selama lebih dari 10 hari. Salah satunya adalah Aleyna Ölmez, seorang gadis berusia 17 tahun yang dijuluki "gadis ajaib" setelah berhasil diselamatkan 248 jam setelah gempa menghancurkan sebagian Turki dan Suriah pada 16 Februari 2023. Keberhasilan penyelamatan Aleyna diikuti oleh ditemukannya Neslihan Kilic, seorang wanita berusia 30 tahun, dan seorang anak laki-laki bernama Osman berusia 12 tahun.

Aleyna, Neslihan, dan Osman berhasil bertahan hidup meskipun tubuh mereka tidak menerima nutrisi selama berjam-jam di bawah reruntuhan. Ini dianggap sebagai sebuah keajaiban karena kondisi kesehatan mereka tetap baik meskipun tidak makan dan minum selama waktu yang cukup lama. Para dokter yang merawat Aleyna menjelaskan bahwa ketidak aktifan tubuhnya di bawah reruntuhan melindungi tubuhnya sehingga ia masih bisa bertahan.

Penyelamatan para korban ini membutuhkan upaya yang panjang dan melelahkan dari tim penyelamat. Meskipun demikian, mereka tetap berharap akan ada kabar baik lainnya mengenai korban gempa.