Liputan6.com, Jakarta - Menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam menjalankan ibadah ini, penting bagi umat Muslim untuk memahami sunnah kurban menurut hadis yang memberikan panduan pelaksanaannya.
Memahami sunnah tersebut, ibadah kurban dapat dilakukan dengan lebih sempurna dan sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Hukum menyembelih hewan kurban di Hari Raya Idul Adha adalah sunnah muakkad, yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu secara finansial.
Sunnah kurban menurut hadis memberikan petunjuk yang lebih rinci mengenai tata cara dan adab berkurban, sehingga ibadah ini tidak hanya sekadar menyembelih hewan, tetapi juga menjadi bentuk ketakwaan dan kedekatan kepada Allah SWT.
Advertisement
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya: “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 2)
Sunnah kurban menurut hadis mencakup beberapa poin penting, antara lain memilih hewan yang gemuk, menyembelih pada Hari Raya Idul Adha, hingga membaca basmalah serta zikir saat penyembelihan. Selain itu, dianjurkan juga untuk tidak memotong kuku dan rambut selama 10 hari pertama Dzulhijjah dan menyaksikan langsung proses penyembelihan hewan kurban.
Mengikuti sunnah-sunnah ini, umat Muslim dapat menjalankan ibadah kurban dengan lebih khusyuk dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Berikut Liputan6.com ulas sejumlah sunnah kurban menurut hadis yang dimaksudkan, Rabu (12/6/2024).
1. Memiliki Rezeki yang Cukup
Seseorang yang berkurban sebaiknya memiliki rezeki yang mencukupi untuk melaksanakan ibadah qurban. Rasulullah SAW menekankan pentingnya kemampuan finansial sebelum melaksanakan kurban.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang memiliki kemampuan (rezeki) namun tidak berkurban, maka janganlah mendekati masjid kami (untuk shalat Id)."
Ini menunjukkan bahwa berkurban adalah ibadah yang tidak boleh dilakukan sembarangan tanpa mempertimbangkan kemampuan ekonomi seseorang. Sunnah kurban menurut hadis ini menggarisbawahi bahwa qurban adalah bentuk ibadah yang mensyaratkan adanya keseimbangan antara niat dan kemampuan finansial.
2. Tidak Memotong Kuku dan Rambut di 10 Hari Awal Dzulhijjah
Bagi umat Islam yang hendak berqurban, dianjurkan untuk tidak memotong kuku dan rambut pada 10 hari awal Dzulhijjah. Anjuran ini berdasarkan hadis dari Ummu Salamah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Jika telah masuk 10 hari pertama dari Dzulhijjah dan salah seorang di antara kalian berkeinginan untuk berqurban, maka janganlah ia menyentuh (memotong) rambut kepala dan rambut badannya (diartikan oleh sebagian ulama: kuku) sedikit pun juga.” (HR. Muslim no. 1977).
Sunnah kurban menurut hadis ini bertujuan untuk menjaga kesucian diri dan menyempurnakan ibadah qurban yang akan dilakukan.
3. Menyembelih Hewan Qurban Sendiri atau Menyaksikannya secara Langsung
Sunnah lain dalam berqurban adalah menyembelih hewan kurban sendiri jika memungkinkan. Jika tidak, pemilik kurban dianjurkan untuk menyaksikan proses penyembelihan secara langsung. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan bacalah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah SWT, Tuhan Alam Semesta."
Sunnah kurban menurut hadis ini menekankan pentingnya kehadiran dan partisipasi langsung dalam proses qurban, yang menambah keberkahan dan pengampunan dosa bagi shohibul qurban.
Advertisement
4. Menyembelih Hewan Qurban yang Gemuk
Salah satu sunnah kurban menurut hadis adalah menyembelih hewan yang gemuk dan berkualitas baik. Rasulullah SAW menekankan pentingnya memilih hewan qurban yang gemuk sebagai wujud keseriusan dan penghormatan dalam berqurban.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya qurban yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling mahal dan yang paling gemuk."
Ini menunjukkan bahwa memilih hewan qurban dengan kualitas terbaik adalah bentuk ibadah yang menunjukkan kesungguhan dan cinta kita kepada Allah SWT. Sunnah ini mengajarkan umat Islam untuk memberikan yang terbaik dalam setiap ibadah yang dilakukan.
5. Menyembelih pada Hari Raya Idul Adha
Menyembelih hewan qurban pada hari raya Idul Adha setelah melaksanakan salat id adalah sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Hadis dari Al-Baraa bin ‘Azib menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menyembelih qurban pada hari Idul Adha setelah melaksanakan salat id.
Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat, maka sembelihannya adalah daging biasa, dan barangsiapa yang menyembelih sesudah sholat, maka sembelihannya adalah qurban." (HR. Bukhari).
Sunnah kurban menurut hadis ini memastikan bahwa qurban dilakukan pada waktu yang tepat sehingga qurban tersebut diterima sebagai ibadah yang sah.
6. Membaca Basmalah dan Zikir saat Menyembelih
Membaca basmalah dan zikir saat menyembelih hewan qurban adalah salah satu sunnah yang dianjurkan. Dalam Al-Qur'an surat Al-Hajj ayat 36 disebutkan bahwa unta-unta itu dijadikan sebagai bagian dari syiar agama Allah dan disuruh menyebut nama Allah ketika menyembelihnya.
"Unta-unta itu Kami jadikan untukmu sebagai bagian dari syiar agama Allah. Bagimu terdapat kebaikan padanya. Maka, sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya, sedangkan unta itu) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Lalu, apabila telah rebah (mati), makanlah sebagiannya dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta-minta. Demikianlah Kami telah menundukkannya (unta-unta itu) untukmu agar kamu bersyukur."
Sunnah kurban menurut ayat ini menggarisbawahi pentingnya mengingat Allah dalam setiap langkah ibadah qurban. Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa menyebut nama Allah dan membaca zikir saat menyembelih adalah bentuk kesyukuran dan penghambaan kepada Allah SWT.
Sunnah ini tidak hanya mengajarkan teknis penyembelihan yang benar tetapi juga menekankan aspek spiritual dan kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap ibadah.