Liputan6.com, Jakarta - Mengetahui lafadz takbiran Idul Adha sesuai sunnah sangat penting bagi umat Islam untuk kesempurnaan ibadah. Lafadz ini mengandung makna kebesaran Allah dan pujian yang tulus, yang membantu meningkatkan kekhusyukan dalam momentum Idul Adha.
Baca Juga
Hukum takbiran Idul Adha menurut Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh as-Sunnah, adalah sunah. Ini berarti bahwa meskipun tidak wajib, melaksanakan takbiran sangat dianjurkan dan bernilai pahala. Ulama seperti Imam Syafi'i, Ahmad, Abu Yusuf, dan Muhammad juga menguatkan pandangan ini.
Advertisement
Ditegaskan bahwa mengumandangkan takbiran Idul Adha sesuai sunnah untuk mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah SWT.
Waktu tepat untuk mengumandangkan lafadz takbiran Idul Adha sesuai sunnah dimulai sejak Subuh hari Arafah hingga akhir petang hari tasyrik terakhir, yaitu tanggal 13 Zulhijah. Ini berarti umat Islam memiliki lima hari penuh untuk melaksanakan takbiran.
Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab Fath al-Bari menjelaskan bahwa takbiran dapat dilakukan kapan saja sepanjang hari-hari tasyrik, baik setelah sholat, di rumah, maupun di tempat lain. Riwayat dari sahabat seperti Umar RA dan Ibnu Umar menunjukkan fleksibilitas dalam waktu takbiran, yang dapat dilakukan di berbagai kesempatan sepanjang hari.
Berikut Liputan6.com ulas lafadz takbiran Idul Adha sesuai sunnah yang dimaksudkan, Selasa (18/6/2024).
Lafadz Takbiran Idul Adha
Mengetahui lafadz takbiran Idul Adha sesuai sunnah sangat penting bagi umat Islam. Takbiran merupakan ungkapan kebesaran Allah yang diucapkan saat merayakan hari raya Idul Adha, dan melafadzkan takbir sesuai sunnah memastikan keaslian dan kesempurnaan ibadah.
Dalam buku "Panduan Shalat Sunah Lengkap" oleh Muhammad Sholikhin, dijelaskan secara rinci mengenai lafadz takbiran versi panjang dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya. Mengetahui dan memahami lafadz ini membantu umat Islam untuk lebih khusyuk dan bermakna dalam melaksanakan takbiran.
وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ
"Berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya. " (QS. al-Baqarah ayat 203)
Lafadz takbiran Idul Adha yang sesuai sunnah sebagaimana dicantumkan oleh Muhammad Sholikhin berbunyi: "Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillâhil-hamdu..." dan seterusnya.
Makna dari lafadz ini adalah mengagungkan Allah dengan menyebut-Nya Maha Besar, tidak ada Tuhan selain Allah, serta memuji-Nya. Lafadz ini tidak hanya sebagai ungkapan kebesaran Allah, tetapi juga sebagai wujud syukur dan penghambaan yang tulus kepada-Nya.
"Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir." (QS. al-Hajj ayat 28)
Makna mendalam dari lafadz takbiran Idul Adha sesuai sunnah ini mencakup pengakuan atas kebesaran dan keesaan Allah, serta pujian atas segala nikmat yang diberikan-Nya. "Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah" menunjukkan betapa umat Islam harus selalu mengingat dan memuji Allah dalam segala keadaan.
Ucapan "Maha Suci Allah pada pagi dan petang" menggambarkan kekonsistenan dalam memuji Allah sepanjang hari, menunjukkan keikhlasan dan ketulusan dalam beribadah.
Selain itu, lafadz takbiran Idul Adha sesuai sunnah juga mencerminkan pengakuan akan kekuasaan Allah dalam menolong hamba-hamba-Nya dan mengalahkan musuh-musuh-Nya.
"Tidak ada Tuhan melainkan Allah, benar janji-Nya, dan Dia menolong hamba-Nya" adalah bagian dari lafadz yang mengingatkan umat Islam bahwa Allah selalu memenuhi janji-Nya dan memberikan kemenangan kepada mereka yang beriman.
Advertisement
Bunyi Lafadz Takbiran Idul Adha
اللهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَاللَّهِ الْحَمْدُ. اَللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لا إِلَهَ إلا اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ. لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ, صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ وَ اللَّهِ الْحَمْدُ.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillâhil-hamdu. (3x)
Allahu akbar kabîraw wal hamdu lillâhi katsiira wa subhanallahi bukrataw wa ashilà. La ilaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu mukhlishina lahud-dina wa lau karihal kâfirûn.
La ilaha illallahu wahdahu shadaqa wa'dahu wa nasara 'abdahu wa d'azza jundahu wa hazamal ahzâba wahdah. La ilaha illallahu wallahu akbar.
Artinya:
"Allah Maha Besar (3 kali). Tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar dan Maha Agung dan segala puji bagi Allah.
Maha Suci Allah pada pagi dan petang, tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang kami sembah kecuali hanya Allah, dengan ikhlash kami beragama kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir membenci.
Tidak ada Tuhan melainkan Allah, benar janji-Nya, dan Dia menolong hamba-Nya, dan Dia memuliakan tentara-Nya dan mengusir musuh nabi-Nya dengan sendiri-Nya, tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar Allah Maha Besar dan bagi-Nya segala puji."