Sukses

Jangan Makan Daging Kurban Jika Punya 6 Kondisi Kesehatan Ini, Kamu Termasuk?

Bagi beberapa orang dengan kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya mereka tidak mengonsumsi daging merah.

Liputan6.com, Jakarta Di Hari Raya Idul Adha, makan daging merah seperti sapi dan kambing memang sulit dihindari. Meski daging kurban ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh jika dilihat dari kandungan gizinya. Akan tetapi, bagi beberapa orang dengan kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya mereka tidak mengonsumsi daging merah.

Tidak hanya daging merah itu sendiri yang dapat menimbulkan masalah. Cara memasaknya juga dapat berpengaruh. Memanggang daging hingga gosong misalnya, dapat menyebabkan terbentuknya karsinogen berbahaya yang meningkatkan risiko kanker. Selain itu, banyak daging merah yang diproses dengan menggunakan garam berlebih yang dapat meningkatkan tekanan darah.

Namun, ada enam kelompok orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi daging merah ini, menurut para ahli gizi.Berikut adalah 6 kelompok orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi daging merah, sebagaimana dilansir Liputan6.com dari Eat This, Not That, Jumat (21/6/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Orang dengan Kolesterol Tinggi

Kadar kolesterol tinggi menjadi perhatian serius dalam menjaga kesehatan. Bagi orang dengan kondisi ini, menghindari konsumsi daging merah sebaiknya dilakukan. Mengonsumsi daging merah tidak akan membantu menurunkan kadar kolesterol tinggi, bahkan bisa menyebabkan peningkatan lebih lanjut.

Mengapa demikian? Daging merah, seperti steak atau hamburger, mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar LDL atau kolesterol jahat dalam darah. Kolesterol jahat tersebut dapat menumpuk dan membentuk plak pada dinding arteri, yang dapat menyebabkan penyumbatan dan penyakit jantung.

Untuk orang dengan kolesterol tinggi, disarankan untuk membatasi konsumsi daging merah hanya sekali atau dua kali sebulan. Selain itu, pemilihan potongan daging merah yang paling ramping seperti flank steak, filet mignon, atau sirloin juga dianjurkan. Potongan-potongan tersebut memiliki lebih sedikit lemak dibandingkan dengan daging merah lainnya.

Penting untuk diingat bahwa mengontrol asupan daging merah bukanlah satu-satunya langkah yang perlu diambil. Menjaga pola makan seimbang dengan penuh serat, menghindari makanan berlemak tinggi, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur juga penting dalam menurunkan kadar kolesterol. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan diet yang sesuai dengan kondisi kolesterol tinggi Anda.

 

3 dari 7 halaman

Orang dengan Sindrom Alpha-gal

Orang dengan Sindrom Alpha-gal sebaiknya tidak mengonsumsi daging merah karena kondisi ini terkait dengan alergi terhadap gula Alpha-gal yang ditemukan pada mamalia. Sindrom ini disebabkan oleh gigitan kutu Lone Star yang bisa menyebabkan reaksi alergi terhadap daging merah.

Menurut Jonathan Valdez, ahli gizi terdaftar dan pemilik Genki Nutrition, mengonsumsi daging dapat memicu berbagai gejala yang tidak nyaman bagi penderita Sindrom Alpha-gal. Gejala yang mungkin timbul antara lain gatal-gatal, mual, muntah, mulas, diare, batuk, penurunan tekanan darah, nyeri perut yang parah, dan pembengkakan di bibir, mata, atau tenggorokan.

Hal ini disebabkan karena gula Alpha-gal tidak ditemukan pada ikan, burung, reptil, atau manusia. Oleh karena itu, orang dengan Sindrom Alpha-gal perlu menghindari konsumsi daging merah agar bisa mengurangi risiko mengalami reaksi alergi dan gejala yang terkait dengan sindrom ini.

Sebagai langkah pencegahan, individu yang telah didiagnosis dengan Sindrom Alpha-gal sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik tentang diet yang aman dan sesuai dengan kondisi mereka.

 

4 dari 7 halaman

Orang dengan Penyakit Jantung

Orang dengan penyakit jantung sebaiknya tidak mengonsumsi daging merah karena dapat memberikan dampak negatif pada kondisi mereka yang sudah rentan. Pasalnya, orang dengan penyakit jantung seringkali memiliki penumpukan plak tidak sehat di arteri mereka. Konsumsi daging merah, yang kaya akan lemak jenuh atau trans, dapat memperburuk penumpukan plak tersebut.

Seringkali, diet tinggi lemak tidak sehat seperti lemak jenuh yang terdapat dalam daging merah terbukti meningkatkan risiko penumpukan plak arteri dan akhirnya dapat menyebabkan kejadian fatal atau hampir fatal seperti stroke atau serangan jantung. Karena itu, para ahli kesehatan merekomendasikan agar orang dengan penyakit jantung membatasi atau bahkan menghindari konsumsi daging merah.

Selain kandungan lemak, ada juga faktor lain dalam daging merah yang dapat berpengaruh negatif pada kesehatan jantung. Konsumsi berlebihan protein hewani atau zat besi yang tinggi dalam daging merah juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Sebagai gantinya, orang dengan penyakit jantung sebaiknya memilih sumber protein lain yang lebih sehat dan rendah lemak, seperti ikan, kacang-kacangan, atau kedelai. Selain itu, perlu diingat bahwa menjaga pola makan seimbang dan sehat secara keseluruhan juga merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan jantung.

 

5 dari 7 halaman

Orang dengan Penyakit Ginjal Lanjut

Orang dengan penyakit ginjal lanjut sebaiknya tidak mengonsumsi daging kurban, terutama daging merah. Hal ini dikarenakan diet tinggi protein saat ginjal tidak berfungsi dengan baik dapat memiliki dampak yang lebih buruk daripada baik.

Menurut seorang ahli gizi bernama Valdes, seseorang dengan penyakit ginjal lanjut perlu mengurangi asupan protein mereka antara 0,6-0,8 gram per kilogram berat badan tergantung pada fungsi ginjal. Jika seseorang dengan penyakit ginjal lanjut mengonsumsi daging merah yang kaya akan protein, ini dapat memicu perburukan kondisi ginjal mereka.

Daging merah memiliki kandungan protein yang tinggi, terutama daging kurban yang sering kali lebih berkualitas dan kaya akan protein. Jika seseorang dengan masalah ginjal lanjut mengonsumsi daging kurban, ini dapat menyebabkan peningkatan jumlah protein dalam tubuh mereka.

Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, protein dalam tubuh tidak dapat disaring dan dibuang secara efisien. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan penumpukan protein dalam tubuh yang dapat memperburuk kondisi ginjal dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya.

Karenanya, sangat disarankan bagi orang dengan penyakit ginjal lanjut untuk mengikuti saran ahli gizi terdaftar dalam mengembangkan diet mereka. Ahli gizi ini dapat membantu mereka dalam menyusun diet yang tepat yang memperhitungkan kondisi ginjal mereka, termasuk menghindari atau membatasi konsumsi daging kurban yang kaya akan protein.

 

6 dari 7 halaman

Orang dengan Satu atau Lebih Faktor Risiko Penyakit Jantung

Jika seseorang memiliki satu atau lebih faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, atau makanan tidak sehat, sebaiknya mereka tidak mengonsumsi daging merah secara berlebihan. Faktor-faktor risiko tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit jantung dan juga berisiko terkena kondisi kesehatan lainnya.

Menurut ahli kesehatan, orang dengan kondisi ini lebih rentan terhadap perkembangan penyakit jantung dan berisiko mengalami masalah kesehatan yang lebih serius. Untuk itu, ada baiknya mereka membatasi konsumsi daging merah sebanyak mungkin dan lebih memilih sumber protein yang lebih baik untuk kesehatan jantung mereka.

Beberapa pilihan protein yang sehat dan direkomendasikan bagi orang dengan risiko penyakit jantung antara lain dada ayam, ikan, kacang-kacangan, dan lentil. Protein-protein tersebut rendah lemak dan dapat membantu menjaga kesehatan jantung serta mengurangi risiko terkena penyakit lainnya.

Selain membatasi konsumsi daging merah, penting juga bagi mereka dengan risiko penyakit jantung untuk mengadopsi pola makan sehat secara keseluruhan. Menghindari makanan tinggi garam, makanan olahan, dan makanan dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi kemungkinan terjadinya masalah kesehatan.

Dengan demikian, Orang dengan Satu atau Lebih Faktor Risiko Penyakit Jantung sebaiknya menghindari konsumsi daging merah berlebihan dan beralih ke sumber protein yang lebih sehat seperti dada ayam, ikan, kacang-kacangan, dan lentil. Selain itu, menjaga pola makan yang sehat juga penting dalam menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

 

7 dari 7 halaman

Orang dengan Riwayat Keluarga Pengidap Kanker Tertentu

Orang dengan riwayat keluarga pengidap kanker tertentu sebaiknya menghindari konsumsi daging merah. Hal ini didasarkan pada penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi daging merah dan daging olahan dengan peningkatan risiko mengembangkan kanker kolon.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ehsani, sering mengonsumsi daging merah dan daging olahan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena kanker kolon. Oleh karena itu, bagi orang dengan riwayat keluarga kanker kolon, sangat penting untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi daging merah.

Studi terbaru juga menemukan bahwa konsumsi daging merah dan daging olahan dapat menyebabkan kerusakan genetik yang memicu timbulnya kanker kolon. Daging merah terutama mengandung senyawa kimia yang dapat mempengaruhi DNA dalam sel tubuh dan memicu perubahan genetik yang berpotensi mengakibatkan kanker.

Upaya untuk mencegah kanker kolon pada orang dengan riwayat keluarga kanker tersebut termasuk menghindari makanan yang memicu risiko tersebut. Dengan mengurangi atau menghindari konsumsi daging merah, mereka dapat mengurangi kemungkinan terkena kanker kolon.

Dengan demikian, bagi orang dengan riwayat keluarga pengidap kanker tertentu, disarankan untuk tidak mengonsumsi daging merah karena ada bukti yang menunjukkan hubungan antara konsumsi daging merah dan peningkatan risiko kanker kolon. Dengan menjaga pola makan yang sehat dan menghindari makanan yang berpotensi berbahaya, mereka dapat meminimalkan risiko terkena kanker kolon.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.