Sukses

18 Penyebab Dada Terasa Panas dan Sakit, Bisa Jadi Gejala dari Penyakit Serius

Dada terasa panas dan sakit adalah gejala yang mungkin sering dirasakan oleh banyak orang. Terkadang, gejala ini bisa dianggap biasa dan diabaikan.

Liputan6.com, Jakarta Dada terasa panas dan sakit adalah gejala yang mungkin sering dirasakan oleh banyak orang. Terkadang, gejala ini bisa dianggap biasa dan diabaikan. Namun, perlu diingat bahwa dada terasa panas tidak selalu terkait dengan penyakit di dada itu sendiri. Beberapa kondisi kesehatan tertentu juga bisa menjadi penyebabnya.

Salah satu penyebab umum dari dada terasa panas dan sakit adalah radang tenggorokan atau infeksi saluran pernapasan atas. Radang tenggorokan bisa disebabkan oleh virus atau bakteri, dan bisa menyebabkan sensasi panas, nyeri, dan rasa terbakar di dada. Infeksi saluran pernapasan atas juga dapat menyebabkan gejala serupa, seperti batuk, pilek, dan suara serak.

Selain itu, ada juga beberapa kondisi lain yang bisa menjadi penyebab dada terasa panas dan sakit, misalnya seperti penyakit jantung, asma, gangguan pada lambung atau kerongkongan, radang sendi dada, dan stres. Penyebab lainnya bisa juga berasal dari luar tubuh, seperti alergi terhadap makanan atau lingkungan.

Penting untuk memperhatikan kondisi kesehatan jika dada terasa panas dan sakit. Jika gejala ini terjadi secara terus-menerus, semakin parah, atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Berikut adalah sejumlah penyakit serius yang memiliki gejala dada terasa panas, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (22/6/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Masalah Paru-Paru

Masalah paru-paru dapat menjadi salah satu penyebab dada terasa panas. Gejala ini tidak selalu menandakan adanya penyakit jantung atau asam lambung. Infeksi pada paru-paru dapat menghasilkan berbagai gejala, termasuk sensasi panas pada dada.

Jika seseorang mengalami infeksi paru-paru, mereka mungkin akan merasakan dada terasa panas secara tiba-tiba. Selain itu, sulit bernapas dan rasa sakit di sekitar dada juga dapat muncul sebagai gejala tambahan. Infeksi paru-paru biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang masuk ke dalam saluran pernapasan.

Gejala lain yang sering terjadi pada infeksi paru-paru adalah batuk yang berdahak, demam, menggigil, kelelahan, dan nafas pendek. Penderita juga mungkin akan merasakan nyeri dada saat batuk atau bernapas dalam-dalam. Gejala ini biasanya memburuk dalam waktu beberapa hari dan membutuhkan perawatan medis yang sesuai.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua rasa panas pada dada berkaitan dengan masalah paru-paru. Hal ini hanya salah satu kemungkinan penyebabnya. Jika seseorang mengalami gejala yang mencurigakan atau serius, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

2. Sakit Maag

Sakit maag atau disebut juga dengan gastritis merupakan kondisi peradangan pada dinding lambung akibat gangguan sistem pencernaan. Salah satu gejala yang sering dialami oleh penderita sakit maag adalah dada terasa panas atau terbakar.

Penyebab dada terasa panas pada penderita sakit maag adalah karena adanya peningkatan asam lambung yang naik ke kerongkongan. Asam lambung yang seharusnya tetap berada di dalam lambung, namun pada kasus gastritis akan meluap ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi panas atau terbakar pada dada.

Selain sensasi terbakar pada dada, penderita sakit maag juga biasanya mengalami rasa nyeri pada bagian lambung, perut kembung, mual, muntah, dan gangguan pencernaan lainnya. Gejala lain yang dapat timbul akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan adalah sakit kepala, sesak nafas, keringat dingin, dan perut terasa penuh.

Untuk mengatasi gejala tersebut, penderita sakit maag perlu menjaga pola makan, menghindari makanan yang memicu produksi asam lambung seperti makanan pedas, berlemak, dan berkarbonasi. Penggunaan obat antasida atau obat penghambat asam lambung juga dapat membantu mengurangi gejala dada terasa panas pada sakit maag.

Penting untuk segera mencari penanganan medis jika gejala sakit maag semakin parah atau berlangsung dalam waktu yang lama. Dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai untuk mengurangi inflamasi pada lambung dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

3. Masalah Pencernaan

Dada terasa panas merupakan gejala yang seringkali dikaitkan dengan masalah pencernaan, terutama kondisi asam lambung yang tinggi. Sensasi dada yang terasa panas bisa menjadi tanda bahwa asam lambung naik ke kerongkongan.

Asam lambung yang berlebihan dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan seperti nyeri di area ulu hati, masalah pencernaan, dan mual. Jika asam lambung naik ke esofagus, kerongkongan dapat teriritasi dan menyebabkan rasa terbakar pada dada.

Peningkatan asam lambung biasanya disebabkan oleh masalah pada katup antara lambung dan kerongkongan yang bernama sfingter esofagus bagian bawah (LES). Ketika LES tidak berfungsi dengan baik, asam lambung dapat naik kembali ke kerongkongan.

Untuk mengatasi gejala dada terasa panas yang disebabkan oleh masalah pencernaan, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi obat pereda asam lambung seperti antasida. Antasida bekerja dengan menetralkan asam lambung sehingga dapat meredakan sensasi terbakar pada dada.

Selain itu, ada pula langkah-langkah lain yang bisa diambil untuk mengatasi masalah asam lambung, seperti menghindari makanan yang dapat meningkatkan produksi asam lambung, mengonsumsi makanan dalam porsi kecil tapi sering, serta menjaga postur tubuh yang baik saat makan.

Dalam kasus yang lebih serius, jika gejala dada terasa panas yang terkait dengan masalah pencernaan terjadi secara terus-menerus dan tidak mereda dengan penggunaan obat pereda asam lambung, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang sesuai.

3 dari 7 halaman

4. Cedera Otot atau Tulang Dada

Cedera otot atau tulang dada merupakan salah satu penyebab umum dari timbulnya gejala dada terasa panas. Cedera ini biasanya terjadi akibat kecelakaan, seperti benturan atau jatuh yang mengenai area dada. Gejala yang dapat muncul pada penderita cedera ini antara lain nyeri pada bagian dada dan juga sensasi terbakar.

Cedera otot atau tulang dada dapat memicu peradangan dan iritasi di area dada, yang kemudian menghasilkan sensasi terasa panas. Selain dada terasa panas, penderita juga mungkin merasakan kesulitan bernapas, mengalami pembengkakan atau lebam di area dada, serta mengalami kesulitan bergerak atau bahkan merasakan rasa nyeri saat melakukan gerakan tertentu.

Penanganan yang tepat untuk cedera otot atau tulang dada tentu berbeda dengan penanganan untuk masalah asam lambung. Untuk itu, sangat penting bagi seseorang yang mengalami gejala dada terasa panas akibat cedera otot atau tulang untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin juga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti rontgen dada, untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

Tindakan perawatan yang tepat akan direkomendasikan oleh dokter sesuai dengan tingkat keparahan cedera. Pengobatan dapat meliputi istirahat yang cukup, penggunaan obat pereda nyeri, terapi fisik, atau dalam kasus yang lebih parah, mungkin diperlukan intervensi bedah.

Dalam menjaga kesehatan dada dan mencegah cedera otot atau tulang, penting untuk selalu berhati-hati saat melakukan aktivitas fisik atau kegiatan yang berisiko tinggi, menggunakan alat pelindung yang sesuai, serta menjaga postur tubuh yang baik.

5. Penyakit Jantung

Dada terasa panas bisa menjadi gejala dari penyakit jantung. Banyak orang yang merasa panik dan menganggap bahwa nyeri dada umumnya disebabkan oleh penyakit jantung, pendapat ini tidak sepenuhnya salah. Salah satu gejala orang yang mengalami serangan jantung atau angina adalah nyeri dada dan sensasi terbakar di dada.

Namun, kita harus waspada jika nyeri yang muncul sangat menyiksa, karena ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami penyakit jantung koroner. Terkadang sulit untuk membedakan nyeri dada akibat penyakit lain atau serangan jantung, oleh karena itu tetap harus waspada.

Tak perlu menunggu sampai gejalanya mengganggu aktivitas sehari-hari, segera hubungi dokter jika nyeri dada mulai menyiksa. Langkah ini penting untuk mencegah kondisi yang lebih parah dan mendapatkan penanganan yang tepat. Segera lakukan pemeriksaan dan konsultasikan keluhan yang Anda alami kepada dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan pengobatan yang sesuai.

6. Masalah Pembuluh Darah

Pembuluh darah adalah komponen penting dalam tubuh kita yang bertanggung jawab untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Namun, ketika terjadi masalah pada pembuluh darah, seperti seperti gangguan peredaran darah atau robekan di pembuluh darah besar atau aorta, gejala yang sering kita alami adalah dada terasa panas.

Salah satu penyebab utama dari dada terasa panas adalah adanya masalah dengan pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan kolesterol. Ketika kolesterol menumpuk pada dinding pembuluh darah, hal ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan gangguan aliran darah yang menyebabkan dada terasa panas.

Selain itu, robekan di pembuluh darah besar atau aorta juga dapat menjadi alasan mengapa kita merasakan panas di dada. Robekan ini dapat terjadi akibat tekanan darah yang tinggi atau trauma pada pembuluh darah. Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini dapat menjadi sangat fatal dan mengancam nyawa.

Meskipun dada terasa panas tidak selalu merupakan tanda adanya masalah pembuluh darah, tetapi jika kita sering mengalami gejala ini, sebaiknya kita harus waspada dan berkonsultasi dengan dokter. Tindakan awal yang dapat dilakukan adalah dengan mengadopsi gaya hidup sehat seperti mengatur pola makan seimbang, menjaga berat badan ideal, dan berolahraga secara teratur. Tetapi, penting juga untuk mencari perawatan medis jika gejala ini terus berlanjut atau semakin parah. Dalam beberapa kasus, penanganan lebih lanjut mungkin diperlukan seperti pengobatan dengan obat-obatan atau bahkan pembedahan.

Dalam kesimpulan, dada terasa panas dapat menjadi gejala dari masalah pada pembuluh darah seperti penumpukan kolesterol atau robekan di pembuluh darah besar atau aorta. Penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan pembuluh darah dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan rutin. Jika mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

4 dari 7 halaman

7. Masalah Pencernaan Lainnya

Dada terasa panas sering kali dikaitkan dengan masalah pencernaan, terutama masalah gastrointestinal lainnya. Gejala ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, termasuk mulas yang memicu rasa panas di dada. Misalnya, seseorang yang mengalami batu empedu atau masalah kesehatan hati mungkin mengalami mulas yang hebat, yang secara langsung terasa panas di daerah dada.

Penting untuk diperhatikan bahwa jika rasa sakit di dada tidak hilang setelah mengonsumsi antasida atau obat mulas lainnya, ada kemungkinan adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Penyakit seperti batu empedu, penyakit hati, atau pankreatitis dapat menyebabkan dada terasa panas. Oleh karena itu, jika gejala ini berulang atau tidak mereda, penting untuk mencari bantuan medis untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan perawatan yang diperlukan.

Selain itu, penting juga untuk menjaga pola makan yang sehat, menghindari makanan yang dapat memicu gejala dada terasa panas, dan mengelola stres. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran lebih lanjut terkait diet yang dapat membantu mengurangi kemungkinan gejala dada terasa panas yang disebabkan oleh masalah pencernaan.

8. Serangan Panik

Serangan panik adalah kondisi di mana seseorang merasa dilanda kecemasan dan panik secara tiba-tiba. Salah satu gejala yang sering muncul adalah sensasi dada terasa panas. Rasa panas ini bisa disertai dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan di dada.

Saat seseorang mengalami serangan panik, jantung biasanya berpacu lebih cepat dari biasanya. Kondisi ini dapat mempengaruhi peredaran darah dalam tubuh, termasuk di daerah dada. Akibatnya, ada peningkatan aliran darah ke daerah tersebut yang dapat menyebabkan sensasi panas. Rasa panas ini juga dapat disertai dengan perasaan sesak atau sulit bernafas.

Penting untuk diingat bahwa serangan panik tidak akan menyebabkan serangan jantung. Meskipun gejalanya serupa, serangan panik adalah kondisi psikologis, sedangkan serangan jantung adalah kondisi medis yang melibatkan masalah pada jantung. Namun, serangan panik dapat meniru gejala serangan jantung, termasuk sensasi panas di dada.

Terutama ketika gejala muncul setelah trauma, serangan panik lebih mungkin terjadi daripada serangan jantung. Misalnya, seseorang yang telah mengalami kecelakaan atau kejadian traumatis mungkin mengalami serangan panik sebagai respons terhadap stres yang mereka alami.

Mengidentifikasi akar penyebab serangan panik penting untuk mengelola gejalanya. Olahraga teratur, menerapkan teknik pernapasan yang baik, dan konseling psikologis dapat membantu mengurangi serangan panik. Jika Anda sering mengalami gejala dada terasa panas atau mengalami serangan panik, penting untuk mencari bantuan medis untuk menentukan penyebab sebenarnya dan mendapatkan perawatan yang sesuai.

9. Masalah Kesehatan Pembuluh Darah Lainnya

Penyebab dada terasa panas dapat terkait dengan masalah kesehatan pada pembuluh darah lainnya. Salah satunya adalah diseksi aorta, yang terjadi ketika aorta, pembuluh darah besar yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh, mengalami robek. Gejala dada terasa terbakar mungkin merupakan tanda bahwa terjadi diseksi aorta. Tanpa pengobatan segera, kondisi ini dapat berakibat fatal.

Selain itu, emboli paru juga merupakan masalah pembuluh darah lain yang dapat menyebabkan dada terasa panas. Emboli paru terjadi ketika gumpalan darah terlepas dari tempatnya dan mengalir ke dalam pembuluh darah paru-paru. Kondisi ini dapat merusak paru-paru dan jantung serta dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.

Kedua masalah kesehatan ini menunjukkan pentingnya menjaga kesehatan pembuluh darah agar tidak mengalami gangguan. Untuk mencegah penyakit pada pembuluh darah, diperlukan gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan ideal. Selain itu, penting juga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan mengikuti anjuran dari dokter terkait penggunaan obat-obatan yang dapat memperbaiki kondisi pembuluh darah. Dengan melakukan hal-hal tersebut, diharapkan dapat mencegah terjadinya masalah kesehatan pembuluh darah yang bisa menyebabkan dada terasa panas.

 

5 dari 7 halaman

10. Serangan jantung

Serangan jantung merupakan kondisi yang sangat serius dan membutuhkan tindakan medis segera. Gejala ini juga menjadi salah satu penyebab dari dada terasa panas dan sakit yang perlu diwaspadai. Kaitan antara gejala dada terasa panas dengan serangan jantung terjadi karena adanya penyumbatan atau gangguan aliran darah ke jantung.

Saat terjadi serangan jantung, aliran darah ke jantung terhenti atau terganggu secara tiba-tiba. Hal ini menyebabkan otot jantung kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan jantung. Salah satu gejala utama serangan jantung adalah nyeri dada yang menekan dan terasa seperti ada beban berat.

Nyeri dada yang terjadi saat serangan jantung seringkali terasa panas dan membakar. Sensasi panas ini disebabkan oleh kerusakan jaringan jantung serta reaksi peradangan di area tersebut. Selain itu, dada juga dapat terasa panas karena tubuh merespons dengan meningkatkan suhu tubuh saat ada infeksi atau peradangan.

Mengenali gejala serangan jantung, termasuk dada terasa panas, sangat penting untuk mengambil tindakan cepat dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala dada terasa panas dan sakit yang berkelanjutan, segeralah mencari bantuan medis dan panggil ambulans. Jangan tunda-tunda, karena penanganan yang cepat dapat menyelamatkan nyawa.

11. Infeksi Saluran Napas

Infeksi Saluran Napas adalah kondisi yang dapat menyebabkan dada terasa panas dan nyeri. Infeksi tersebut dapat terjadi pada saluran napas atas atau bawah, seperti bronkitis atau pneumonia.

Bronkitis adalah peradangan pada saluran napas utama yang menuju paru-paru. Ketika terjadi infeksi pada bronkus, tubuh merespons dengan melepaskan zat kimia yang dapat menyebabkan radang dan pembengkakan. Hal ini dapat membuat dada terasa panas dan nyeri. Selain itu, gejala lain yang mungkin muncul adalah batuk dengan dahak, sesak napas, dan demam.

Pneumonia adalah infeksi pada jaringan paru-paru. Ketika terjadi infeksi, paru-paru akan menghasilkan lebih banyak cairan dan lendir untuk melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Hal ini dapat menyebabkan dada terasa panas dan nyeri karena adanya tekanan pada paru-paru. Gejala lain yang sering terjadi adalah batuk berdahak, demam tinggi, menggigil, dan kelelahan.

Dalam kedua kasus ini, dada terasa panas dan nyeri karena adanya peradangan dan reaksi tubuh terhadap infeksi. Penting untuk segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala tersebut, karena infeksi saluran napas dapat berkembang menjadi serius jika tidak ditangani dengan baik. Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi penyebab infeksi dan memberikan perawatan lain yang sesuai untuk mengurangi gejala. Selain itu, istirahat yang cukup, minum banyak cairan, dan menjaga kebersihan tangan juga dapat membantu mempercepat pemulihan.

12. Gangguan pada Sistem Saraf

Dada terasa panas dapat menjadi gejala dari beberapa gangguan pada sistem saraf, seperti neuralgia interkostal atau herpes zoster. Neuralgia interkostal adalah kondisi yang terjadi ketika saraf interkostal yang menghubungkan tulang rusuk terjepit atau terganggu. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit yang terbakar atau terasa panas di sepanjang jalur saraf tersebut, termasuk di dada.

Selain itu, herpes zoster atau yang lebih dikenal sebagai cacar api juga dapat menyebabkan dada terasa panas dan sakit. Infeksi virus varicella-zoster yang menyebabkan cacar api dapat kembali aktif dan menyebabkan herpes zoster, yang ditandai dengan munculnya ruam berbentuk gelembung di area tertentu, termasuk dada. Ruam ini sering kali disertai dengan sensasi terbakar atau terasa panas yang menjalar hingga ke area tersebut.

Kedua gangguan ini dapat menyebabkan dada terasa panas dan sakit sebagai akibat dari gangguan pada sistem saraf. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami dada terasa panas yang tidak biasa dan disertai dengan rasa sakit yang abnormal, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna melakukan evaluasi lebih lanjut dan menentukan penyebabnya.

6 dari 7 halaman

13. Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuhnya sendiri. Beberapa penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis juga dapat menyebabkan sensasi panas di dada.

Lupus adalah salah satu penyakit autoimun yang dapat menyebabkan gejala panas di dada. Gejala ini biasanya disebabkan oleh peradangan pada jaringan dan organ tubuh, termasuk pada dada. Pada lupus, sistem kekebalan tubuh menyerang berbagai bagian tubuh, termasuk sendi, kulit, ginjal, dan jantung.

Rheumatoid arthritis (RA) juga merupakan penyakit autoimun yang berhubungan dengan panas di dada. RA menyebabkan peradangan pada sendi dan dapat menyerang berbagai bagian tubuh, termasuk dada. Peradangan pada dada dapat menyebabkan rasa panas atau sensasi panas yang tidak nyaman.

Selain itu, beberapa penyakit autoimun lainnya juga dapat menyebabkan sensasi panas di dada, seperti perikarditis autoimun. Perikarditis adalah peradangan pada selaput jantung (perikardium). Ketika peradangan terjadi akibat reaksi autoimun, dapat menyebabkan sensasi panas di dada.

Penting untuk diperhatikan bahwa sensasi panas di dada juga dapat disebabkan oleh berbagai kondisi lainnya. Untuk memperoleh diagnosis yang akurat, konsultasikanlah dengan dokter yang akan melakukan pemeriksaan dan tes yang relevan. Sebagai bagian dari pengobatan, dokter akan meresepkan obat-obatan yang sesuai dan memberikan panduan untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

14. Efek Samping Obat-obatan

Jika Anda mengalami sensasi panas di dada yang tidak biasa, hal ini mungkin disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi. Beberapa jenis obat-obatan dapat menyebabkan sensasi panas di dada sebagai reaksi tubuh terhadap zat-zat yang terkandung dalam obat tersebut.

Salah satu jenis obat yang dapat menyebabkan sensasi panas di dada adalah obat antihipertensi yang digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi. Beberapa obat antihipertensi seperti nitrogliserin dapat menginduksi pelebaran pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke jantung sehingga menyebabkan sensasi panas di dada.

Selain itu, obat-obatan golongan antiasma atau bronkodilator yang digunakan untuk mengatasi gangguan pernapasan juga dapat menyebabkan sensasi panas di dada. Obat-obatan ini bekerja dengan cara memperlancar aliran udara ke paru-paru, namun efek sampingnya dapat mencakup sensasi panas di dada.

Selain obat antihipertensi dan obat antiasma, beberapa jenis obat lainnya seperti obat asam lambung, obat hormonal, dan obat antidepresan juga memiliki potensi menyebabkan sensasi panas di dada sebagai efek sampingnya.

Jika Anda mengalami sensasi panas di dada yang tidak biasa setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau apoteker. Mereka akan membantu mengevaluasi kondisi Anda dan mungkin akan meresepkan obat pengganti atau menyesuaikan dosis obat yang dikonsumsi untuk mengurangi efek samping yang tidak diinginkan.

15. Stress dan Kecemasan

Stres dan kecemasan dapat berkontribusi pada gejala dada terasa panas. Ketika seseorang mengalami stres atau kecemasan, tubuh bereaksi dengan melepaskan hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat memberikan efek negatif pada sistem saraf dan keseimbangan kimia dalam tubuh.

Peningkatan hormon stres dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot di dada dan perut, termasuk otot-otot dada seperti diafragma. Ketegangan ini dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan sensasi terbakar pada area dada. Selain itu, kontraksi otot-otot tersebut juga dapat menekan saraf yang berjalan di sekitar dada, menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri.

Selain itu, stres dan kecemasan juga dapat mempengaruhi proses pernapasan. Ketika seseorang dalam kondisi stres, cenderung untuk mengambil napas pendek dan cepat, yang dapat meningkatkan tekanan pada diafragma dan otot-otot pernapasan. Hal ini dapat mengganggu aliran udara yang masuk ke paru-paru dan menyebabkan ketidaknyamanan di dada.

Keadaan stres dan kecemasan yang berkepanjangan juga dapat memicu gangguan fisik lainnya, seperti gangguan pencernaan, peningkatan denyut jantung, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dan kecemasan dengan cara yang sehat, seperti berolahraga, meditasi, atau berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika diperlukan.

Dalam kesimpulannya, stres dan kecemasan dapat memengaruhi kesehatan fisik dan emosional seseorang. Gejala dada terasa panas dan sakit dapat menjadi salah satu tanda bahwa tubuh sedang mengalami stres atau kecemasan. Penting bagi seseorang untuk mengenali tanda-tanda ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengelola stres dan kecemasan dengan baik guna menjaga kesehatan secara keseluruhan.

 

7 dari 7 halaman

16. Alergi

Alergi merupakan respons tubuh terhadap zat tertentu yang dianggap sebagai ancaman. Ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti debu, bulu binatang, atau makanan tertentu, maka akan terjadi reaksi alergi. Salah satu gejala yang dapat muncul akibat alergi adalah sensasi panas di dada.

Saat alergi terjadi, tubuh akan melepaskan zat kimia tertentu, seperti histamin, yang bertanggung jawab atas munculnya gejala alergi, termasuk sensasi panas di dada. Zat kimia ini akan merangsang saraf di sekitar saluran pernapasan, menyebabkan peradangan dan pembengkakan.

Peradangan dan pembengkakan ini bisa menimbulkan sensasi panas di dada, serta gejala lain seperti kesulitan bernapas, batuk, dan pilek. Sensasi panas di dada yang diakibatkan oleh reaksi alergi dapat berlangsung dalam waktu yang singkat atau berkepanjangan, tergantung pada tingkat keparahan alergi dan derajat kepekaan tubuh terhadap zat alergen.

Penting untuk diingat bahwa sensasi panas di dada juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti infeksi pernapasan atau gangguan pernapasan lainnya. Jika gejala terus berlanjut atau semakin parah, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.

Pencegahan alergi juga dapat dilakukan dengan menghindari paparan terhadap zat alergen yang dapat memicu reaksi alergi. Jika ditemukan adanya alergi terhadap debu, sebaiknya membersihkan rumah secara rutin dan menggunakan perlindungan seperti masker saat berada di area yang berdebu. Untuk alergi terhadap makanan, penting untuk menghindari makanan yang dapat memicu reaksi alergi dan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

Dalam mengatasi sensasi panas di dada akibat alergi, dokter dapat meresepkan obat antihistamin atau obat pengendali alergi lainnya sesuai dengan kondisi dan tingkat keparahan gejala alergi yang dialami. Selain itu, mengelola stres dan menjaga gaya hidup sehat juga dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup bagi penderita alergi.

17. Hernia Diafragma

Hernia diafragma adalah suatu kondisi yang sering kali menjadi penyebab dada terasa panas. Pada hernia diafragma, terjadi pergeseran sebagian lambung ke dalam rongga dada melalui celah diaphragma, yang seharusnya berfungsi sebagai batas antara rongga dada dan rongga perut. Celah ini dapat terbentuk akibat lemahnya otot diaphragma atau karena adanya tekanan berlebih pada perut.

Ketika lambung naik ke rongga dada melalui celah diaphragma yang melemah, terjadi gangguan pada fungsi normal lambung dalam mencerna makanan. Akibatnya, asam lambung dapat naik ke kerongkongan dan menciptakan sensasi terbakar yang dikenal sebagai refluks asam. Refluks asam ini sering kali menyebabkan nyeri dada, rasa panas yang terasa seperti terbakar, dan rasa tidak nyaman pada bagian dada.

Selain itu, hernia diafragma juga dapat menekan organ-organ di sekitarnya, termasuk jantung dan paru-paru. Tekanan pada organ-organ ini dapat menyebabkan rasa panas atau nyeri di dada yang terkadang sulit dibedakan dengan gangguan jantung atau paru-paru lainnya.

Penting untuk diingat bahwa jika Anda mengalami gejala dada terasa panas atau nyeri, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin merujuk Anda untuk menjalani tes lebih lanjut guna memastikan diagnosisnya. Pengobatan hernia diafragma dapat melibatkan perubahan gaya hidup, penggunaan obat-obatan, atau pembedahan tergantung pada tingkat keparahan dan gejala yang dialami oleh penderitanya.

18. Masalah pada Tulang Rusuk

Masalah pada Tulang Rusuk dapat menjadi salah satu penyebab dada terasa panas. Gangguan seperti osteoporosis atau cedera pada tulang rusuk dapat mengakibatkan gejala ini. Tulang rusuk merupakan tulang yang melindungi organ-organ vital di dalam rongga dada, seperti jantung dan paru-paru. Ketika terjadi masalah pada tulang rusuk, seperti terjadi patah tulang atau terkena osteoporosis, dapat mengakibatkan iritasi atau peradangan pada jaringan di sekitarnya.

Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Pada kasus osteoporosis tulang rusuk, tulang tersebut dapat patah dengan mudah bahkan tanpa cedera yang signifikan. Ketika tulang rusuk patah, mungkin terjadi peradangan di sekitar daerah patah tulang yang dapat menyebabkan dada terasa panas.

Selain itu, cedera pada tulang rusuk juga dapat menjadi penyebab dada terasa panas. Cedera pada tulang rusuk dapat terjadi akibat kecelakaan atau trauma fisik. Pada beberapa kasus cedera tulang rusuk, peradangan atau nyeri dapat terjadi di sekitar tulang rusuk yang cedera, yang mungkin membuat dada terasa panas.

Jadi, masalah pada tulang rusuk seperti osteoporosis atau cedera dapat menjadi penyebab dada terasa panas. Jika Anda mengalami gejala ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.