Sukses

Penemuan Naskah Papirus Tertua Berisi ‘Keajaiban’ Masa Kecil Yesus, Ini Isinya

Apa saja isi naskah papyrus tersebut?

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penemuan yang baru saja menghebohkan dunia akademik telah mengungkap fragmen papirus tertua yang memuat kisah-kisah unik tentang masa kecil Yesus Kristus. Dokumen ini ditulis dalam bahasa Yunani pada abad ke-4 atau ke-5 Masehi, dan merupakan salinan paling awal yang masih ada dari "Injil Masa Kecil Thomas". Meskipun tidak diakui sebagai bagian dari kanon Alkitab pada masanya, naskah ini memberikan pandangan baru yang menarik terhadap aspek-aspek kehidupan Yesus yang belum pernah dikenal sebelumnya.

Para peneliti yang terlibat dalam pemulihan dan penelitian fragmen ini, termasuk Lajos Berkes dan Gabriel Nocchi Macedo, telah menemukan bahwa keberadaan naskah ini mengungkapkan lebih banyak lagi cerita-cerita mengagumkan tentang tindakan ajaib yang dilakukan Yesus selama masa kecilnya. Temuan ini tidak hanya memberikan wawasan baru terhadap naratif Kristen kuno, tetapi juga menantang pemahaman kita tentang bagaimana cerita-cerita ini telah diwariskan dan diinterpretasikan dalam tradisi Kristen.

Reaksi dari kalangan akademisi terhadap temuan ini juga sangat menarik, menunjukkan bahwa meskipun tidak merubah pandangan mereka tentang teks-teks tersebut secara keseluruhan, temuan ini secara signifikan memperkaya pemahaman kita tentang naratif masa kecil Yesus dalam konteks historis yang lebih luas.

Lantas apa saja isi naskah papyrus tersebut? Untuk isi lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Live Science isi lengkapnya, pada Minggu (23/6).

2 dari 3 halaman

Penemuan Naskah Papirus Tertua tentang Masa Kecil Yesus

Sebuah temuan mengejutkan dalam dunia akademik telah muncul, mengungkap bagian dari "Injil Masa Kecil Thomas" yang dikenal sebagai kisah awal tentang masa kanak-kanak Yesus Kristus. Fragmen papirus ini, ditulis dalam bahasa Yunani pada abad ke-4 atau ke-5, menjadi salinan tertua yang diketahui dari Injil ini yang masih ada. Meskipun gereja-gereja pada masa itu tidak memasukkan Injil ini dalam Alkitab, temuan ini memberikan pandangan baru tentang cerita-cerita dari masa kecil Yesus.

Dalam sebuah wawancara dengan Lajos Berkes, seorang dosen teologi yang turut menguraikan naskah ini, dia menjelaskan bahwa fragmen papirus ini awalnya dianggap sebagai dokumen yang tidak penting. Namun, setelah diteliti lebih lanjut oleh Berkes dan Gabriel Nocchi Macedo, seorang profesor papirologi, mereka menyimpulkan bahwa ini adalah salinan Injil Masa Kecil Thomas yang paling awal yang masih ada.

 

Kisah Ajaib dari Fragmen Papirus

Fragmen papirus yang baru diuraikan mengandung cerita mukjizat masa kecil Yesus yang menarik. Dalam cerita tersebut, Yesus berusia 5 tahun dan bermain di tepi sungai yang deras. Dia membentuk 12 burung pipit dari tanah liat yang lunak yang dia temukan di lumpur. Ketika ayahnya, Yusuf, menegurnya karena melakukan hal-hal tersebut pada hari Sabat, Yesus bertepuk tangan dan menghidupkan patung-patung tanah liat tersebut.

Meskipun fragmen ini hanya menyebutkan mukjizat ini, salinan kemudian dari Injil tersebut menceritakan banyak lagi tindakan ajaib yang dilakukan Yesus sebagai seorang anak. Ini termasuk menghidupkan kembali seorang anak bernama Zeno dan menyembuhkan ayahnya Joseph secara instan setelah digigit oleh ular berbisa.

3 dari 3 halaman

Signifikansi dan Respons Para Akademisi

Temuan ini dianggap sebagai penemuan yang menggembirakan oleh banyak akademisi. Meskipun tidak memberikan informasi baru tentang Yesus secara historis, fragmen ini memberikan wawasan tentang bagaimana cerita-cerita tentang Yesus berkembang dalam tradisi Kristen pada zaman kuno.

Simon Gathercole, seorang profesor Perjanjian Baru dan Kekristenan Awal di Universitas Cambridge, menyatakan bahwa meskipun ini adalah naskah kuno yang otentik, itu tidak memberikan informasi baru tentang tindakan Yesus sebagai seorang anak. Namun, temuan ini tetap signifikan karena menjadi saksi tertua untuk cerita-cerita tersebut.

Christopher Frilingos dari Universitas Michigan State menambahkan bahwa asal-usul fragmen ini harus diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konteksnya. Meskipun temuan ini tidak mengubah pandangan konsensus tentang teks tersebut, ia menegaskan bahwa ini adalah kesaksian terawal tentang cerita-cerita masa kecil Yesus dalam tradisi Kristen.