Sukses

11 Cara Menyimpan Daging Kurban Tanpa Kulkas Agar Aman dan Tahan Lama

Ada berbagai cara untuk menyimpan daging kurban agar tetap aman dan tahan lama

Liputan6.com, Jakarta Pengelolaan dan penyimpanan daging kurban juga menjadi perhatian penting untuk menjaga kualitasnya. Menyimpan daging kurban tanpa kulkas memerlukan teknik khusus agar daging tetap aman dan tahan lama.

Di berbagai daerah yang belum memiliki akses ke listrik atau kulkas, metode tradisional seperti pengasinan hingga pengeringan sering digunakan. Teknik ini tidak hanya efektif, tetapi juga membantu menjaga kualitas dan rasa daging.

Selain itu, dengan cara pengasinan hingga pengeringan daging kurban dapat tetap aman dan layak dikonsumsi dalam jangka waktu lebih lama, memastikan tidak ada yang terbuang dan semua dapat menikmati manfaatnya.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai cara menyimpan daging kurban tanpa kulkas agar aman dan tahan lama yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (25/6/2024).

2 dari 4 halaman

1. Pengeringan dan Pengasinan Daging

Salah satu cara tradisional menyimpan daging kurban tanpa kulkas adalah dengan teknik pengeringan dan pengasinan, atau mengolahnya menjadi dendeng. Proses ini dimulai dengan menghilangkan semua lemak pada daging, mengirisnya tipis-tipis, lalu menjemurnya di bawah sinar matahari hingga kering. Selain itu, nenek moyang kita juga menggunakan garam untuk mengawetkan daging, karena garam mampu menyerap kelembapan, mengeringkan daging, dan mencegah pertumbuhan bakteri.

2. Ditaburi Garam

Melansir dari sciencefocus.com, garam memiliki sifat antibakteri yang membuatnya cocok sebagai bahan pengawet alami. Kamu bisa memanfaatkan garam untuk menyimpan daging agar awet hingga berbulan-bulan dengan cara yang sederhana. Pertama, siapkan potongan daging, lalu baluri seluruh permukaannya dengan garam, dan simpanlah daging yang sudah ditaburi garam tersebut dalam wadah kedap udara untuk menjaga kesegarannya.

3. Diasapi

Mengolah daging kurban menjadi daging asap adalah metode lain yang efektif untuk memperpanjang masa simpan. Proses ini dimulai dengan memarinasi daging menggunakan garam, kemudian daging diasapi hingga kering dan tidak mengandung cairan lagi. Setelah proses pengasapan selesai, simpanlah daging asap tersebut dalam wadah bertutup rapat untuk memastikan daging tetap awet dan lezat untuk dikonsumsi di kemudian hari.

4. Letakkan di Dalam Toples

Metode penyimpanan daging kurban tanpa kulkas lainnya adalah dengan memasukkannya ke dalam toples setelah direbus. Pertama, rebus daging hingga matang, kemudian masukkan daging tersebut ke dalam toples yang telah disterilkan dan tutup rapat toples tersebut. Proses ini menciptakan kondisi hampa udara dalam toples, yang membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan menjaga daging tetap aman untuk dikonsumsi.

3 dari 4 halaman

5. Direndam dengan Cuka

Melansir dari thehomesteadinghippy.com, menyimpan daging dengan merendamnya dalam cuka adalah metode yang memerlukan ketepatan, khususnya dengan menggunakan cuka dengan pH 4,6 agar daging benar-benar aman. Untuk melakukannya, rendam daging di dalam wadah yang higienis dan kedap udara dengan cuka yang sesuai. Cara ini memastikan daging tetap awet dan aman untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama.

6. Daging Tidak Perlu Dicuci

Berbeda dengan kebanyakan bahan makanan, daging tidak perlu dicuci sebelum disimpan, baik dengan atau tanpa kulkas. Mencuci daging justru membuatnya menyerap lebih banyak air, yang dapat memicu pertumbuhan bakteri. Dengan demikian, menyimpan daging dalam keadaan kering tanpa dicuci membantu mempertahankan kualitas dan keamanannya.

7. Direndam di Air Garam

Merendam daging di dalam air garam adalah cara lain untuk membuat tekstur daging lebih lembap dan moist saat dikonsumsi nantinya. Kamu hanya perlu menggunakan wadah yang sudah disterilkan, kemudian masukkan air garam serta daging yang ingin disimpan. Pastikan wadah ditutup rapat dan disimpan di udara yang relatif sejuk untuk menjaga kualitas daging.

8. Bumbui dengan Garam dan Merica

Dalam buku yang berjudul Cooking Story: 30 Days Challenge (2021) karya CH 11 Lemongrass, dijelaskan cara sederhana untuk menyiapkan daging yang akan diolah esok hari. Siapkan daging dengan sedikit garam dan merica, tambahkan daun jeruk dan daun salam, lalu goreng setengah matang dengan minyak panas. Cara ini membantu meresapkan bumbu ke dalam daging, menjadikannya lebih lezat saat dimasak keesokan harinya.

4 dari 4 halaman

9. Pengalengan Daging

Cara ini cenderung rumit, tapi ampuh bikin daging awet hingga enam bulan. Kamu membutuhkan kaleng tahan panas karena nantinya daging akan dipanaskan. Berikut ini caranya yang dikutip dari WikiHow, yakni:

  1. Bentuk daging cincang menjadi roti atau bola.
  2. Masak hingga agak kecoklatan.
  3. Sebelum pengalengan, tiriskan daging untuk menghilangkan lemak berlebih.
  4. Isi kaleng dengan 2-3 inci air.
  5. Isi stoples dengan potongan-potongan.
  6. Tambahkan kaldu daging mendidih, jus tomat, atau air, sisakan ruang kepala 1 inci.
  7. Mulai mengatur waktu proses pengalengan setelah pengukur tekanan mencapai tingkat yang diinginkan.
  8. Proses dalam pressure canner selama 75-90 menit tergantung ketinggian.
  9. Setelah proses selesai, keluarkan kaleng dari api dan biarkan dingin.
  10. Jangan dibuka sampai benar-benar dingin dan tertekan secara alami.

10. Confit

Metode konfit, yang berasal dari Prancis, melibatkan teknik mengawetkan daging dengan memasaknya dalam lemaknya sendiri. Setelah dimasak, daging dapat disimpan bersama lemaknya, yang mempertahankan rasa dan menjaga tekstur tetap bagus serta lembut. Anda juga bisa menambahkan berbagai bumbu atau rempah sesuai selera untuk menambah cita rasa pada potongan daging yang sedang Anda kerjakan.

11. Dehidrasi Daging

Metode dehidrasi daging, populer di Afrika Selatan dan dikenal sebagai biltong, adalah cara yang sangat efektif untuk menyimpan daging tanpa kulkas. Menggunakan kotak dehidrator atau alat biltong, daging dibiarkan mengering dengan bantuan bola lampu dan kipas angin selama beberapa jam hingga beberapa hari. Dehidrasi menghilangkan kelembapan dari daging tanpa mengurangi nilai nutrisinya, menjadikannya pilihan yang baik untuk penyimpanan jangka panjang.