Sukses

Kenapa Daging Kurban Bau? Perhatikan Cara Menyimpan dan Memotongnya

Alasan utama kenapa daging kurban bau adalah karena proses pembusukan yang terjadi saat daging tidak disimpan dengan benar.

Liputan6.com, Jakarta Daging kurban merupakan salah satu bagian dari tradisi Idul Adha yang sangat dihormati oleh umat Muslim di seluruh dunia. Namun, saat menyimpan daging kurban, seringkali kita menghadapi masalah dengan bau yang tidak sedap. Kenapa daging kurban bau? Alasan utama bau pada daging kurban adalah karena proses pembusukan yang terjadi saat daging tidak disimpan dengan benar. 

Daging kurban, seperti daging lainnya, dapat dengan mudah terkena kontaminasi bakteri jika tidak disimpan dengan baik. Jika daging kurban terkena bakteri, maka akan terjadi pembusukan yang menyebabkan bau yang tak sedap. Selain itu, suhu ruangan yang tidak tepat juga dapat mempercepat proses pembusukan. Jika suhu ruangan terlalu hangat, maka bakteri akan berkembang biak dengan cepat, sedangkan jika suhu terlalu dingin, bakteri dapat tetap hidup tetapi tidak berkembang biak.

Namun, perlu dipahami bahwa tidak semua bau pada daging kurban mengindikasikan adanya masalah serius. Bau yang muncul pada daging kurban juga bisa disebabkan oleh proses pematangan alami daging itu sendiri. Beberapa jenis daging, seperti daging kambing, memiliki bau yang khas saat matang. Oleh karena itu, bau yang muncul pada daging kurban tidak selalu berarti pertanda buruk.

Berikut ini adalah sejumlah alasan kenapa daging kurban bau, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (2/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyebab Daging Kurban Bau

Bau tidak sedap pada daging kurban bisa menjadi masalah besar bagi pemilik dan para penerima daging. Selain mengurangi selera makan, bau yang tidak enak juga bisa menimbulkan kesan kurang higienis. Lalu, kenapa daging kurban bau? Berikut adalah sejumlah penyebab kenapa daging kurban bau.

1. Pola Hidup Hewan di Peternakan

Pola hidup hewan di peternakan memainkan peran penting dalam menentukan kualitas daging kurban yang dihasilkan. Kondisi hidup hewan sebelum disembelih secara langsung mempengaruhi aroma dan rasa daging tersebut.

Hewan yang hidup dalam situasi yang buruk, seperti mengalami tingkat stres yang tinggi atau diberikan makanan yang kurang baik, cenderung menghasilkan daging yang bau amis. Stres dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya ketika hewan dipelihara dalam kandang yang sempit, dipindahkan secara terburu-buru, atau mengalami perlakuan kasar. Selain itu, pemberian makanan yang kurang baik dalam kualitas dan kuantitas juga dapat mempengaruhi kualitas daging.

Hewan yang hidup dalam kondisi yang baik, diberikan lingkungan yang nyaman dan makanan yang seimbang, akan menghasilkan daging yang segar, tidak berbau, dan lezat. Hewan-hewan ini biasanya diberi pakan yang kaya akan nutrisi, diberi akses yang memadai ke air bersih, dan dapat bergerak dengan bebas di peternakan.

Dalam rangka mendapatkan daging kurban yang berkualitas baik, penting bagi para peternak untuk memberikan perhatian yang cukup terhadap pola hidup hewan tersebut. Dengan memberikan kondisi hidup yang baik, diharapkan daging kurban yang dihasilkan akan bebas dari bau amis dan dapat memberikan kenikmatan bagi yang mengonsumsinya.

2. Cara Penyimpanan yang Salah

Cara penyimpanan daging yang tidak tepat dapat menjadi salah satu alasan kenapa daging kurban bau yang tidak sedap. Hal ini dikarenakan daging yang tidak disimpan dengan baik dapat mengalami perubahan kimia yang menghasilkan aroma amis atau tidak sedap.

Salah satu langkah yang sering kali dilakukan secara tidak tepat adalah penyimpanan dalam suhu yang tidak cukup dingin. Suhu yang tidak cukup dingin dapat menjadi media yang ideal bagi pertumbuhan bakteri, terutama bakteri yang dapat menghasilkan bau tidak sedap. Daging yang tidak cukup dingin dapat dengan cepat mengalami kerusakan dan berubah menjadi bau yang tidak sedap.

Selain itu, cara pengemasan yang tidak benar juga dapat menyebabkan daging kurban menjadi bau. Pengemasan yang tidak rapat atau menggunakan bahan yang tidak sesuai dapat menyebabkan kontaminasi bakteri yang dapat merusak daging dan menghasilkan aroma tidak sedap.

Untuk menghindari bau tidak sedap pada daging kurban, penting untuk menyimpannya dalam suhu yang cukup dingin, yakni antara 0 hingga 4 derajat Celsius. Selain itu, pastikan juga pengemasan dilakukan dengan rapat dan menggunakan bahan yang sesuai agar daging tetap segar dan tidak terkontaminasi oleh bakteri.

Dalam rangka menjaga kualitas daging kurban, perhatikan juga kebersihan pemotongan dan penanganan dagingnya. Hindari kontaminasi silang dengan membersihkan peralatan pemotongan daging setelah digunakan dan menjaga kebersihan area sekitarnya.

3. Mesin Pendingin Tidak Bekerja dengan Baik

Mesin pendingin yang tidak berfungsi dengan baik dapat menjadi salah satu alasan kenapa daging kurban bau. Dalam proses penyimpanan daging kurban, mesin pendingin memegang peranan penting untuk menjaga kesegaran daging. Jika mesin pendingin tidak berfungsi dengan baik, suhu dalam lemari pendingin bisa tidak stabil sehingga dapat mempercepat pembusukan daging.

Daging yang tidak diproses dengan baik juga dapat mengalami perubahan kimia yang menghasilkan aroma tidak sedap. Proses memasukkan daging ke dalam suhu rendah serta kebersihan mesin pendingin yang kurang optimal akan berdampak pada perubahan kualitas daging. Bakteri yang terdapat di lingkungan sekitar dapat melakukan reaksi kimia dengan kedalaman daging, menghasilkan senyawa yang membuat daging mengeluarkan aroma yang kurang sedap.

Oleh karena itu, penting bagi setiap orang yang melakukan penyembelihan hewan kurban untuk memastikan bahwa mesin pendingin berfungsi dengan baik dan kondisinya terjaga agar daging tetap segar dan tidak berbau tidak sedap. Selain itu, proses pemrosesan daging juga harus dilakukan dengan baik dan higienis agar kualitas dan kesegarannya dapat tetap terjaga. Dengan demikian, daging kurban dapat dikonsumsi dengan aman dan tidak menghasilkan bau yang tidak sedap.

 

4. Penggunaan Kemasan yang Tidak Baik

Penggunaan kemasan yang tidak baik adalah salah satu alasan mengapa daging kurban dapat mengeluarkan aroma tidak sedap. Kemasan yang tidak tepat dapat menyebabkan proses pembusukan dan perubahan kimia pada daging. Sebagai contoh, jika daging kurban disimpan di dalam kemasan yang tidak kedap udara atau berlubang, udara dari luar dapat masuk ke dalam kemasan dan mengoksidasi komponen dalam daging. Hasilnya, daging akan menghasilkan aroma amis yang tidak diinginkan.

Selain itu, jika kemasan tidak berfungsi dengan baik, seperti tidak rapat atau rusak, bakteri dari udara dan lingkungan sekitar dapat masuk dan berkembang biak pada daging kurban. Bakteri ini akan menghasilkan bau busuk yang tidak sedap.

Dalam hal ini, kemasan yang ideal untuk daging kurban adalah yang kedap udara dan bebas dari lubang atau kerusakan. Kemasan vakum atau plastik yang bisa menutup rapat akan membantu mencegah udara dan bakteri masuk ke dalam kemasan dan merusak daging. Selain itu, daging kurban yang segera dikemas setelah disembelih juga dapat menghindari proses degradasi daging yang menghasilkan aroma tidak sedap.

Dalam kesimpulan, penggunaan kemasan yang tidak baik dapat menjadi alasan kenapa daging kurban bisa mengeluarkan aroma tidak sedap. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan kemasan yang tepat dan menjaga kualitas daging kurban agar tetap segar dan enak dikonsumsi.

5. Lemak yang Menempel

Lemak yang Menempel merupakan salah satu alasan utama kenapa daging kurban bisa bau. Lapisan lemak yang menutupi daging kambing sering kali menjadi penyebab utama aroma yang tidak sedap pada daging kurban. Lemak ini dapat memberikan rasa yang tidak nyaman dan mengurangi kenikmatan saat mengonsumsinya.

Lemak yang menempel pada daging kambing mengandung senyawa-senyawa yang dapat menghasilkan aroma yang tidak diinginkan. Jika tidak diolah dengan baik, lemak ini dapat menghasilkan bau tengik atau bau tidak sedap yang dapat mengganggu selera makan.

Untuk menghindari bau yang tidak diinginkan pada daging kurban, penting untuk melakukan proses penyembelihan dengan benar. Setelah dipotong, daging kambing sebaiknya dibersihkan secara menyeluruh untuk menghilangkan lemak yang menempel. Selain itu, saat memasak daging kurban, penggunaan rempah-rempah yang tepat juga dapat membantu mengurangi aroma tidak sedap.

Oleh karena itu, pemahaman dan penanganan yang tepat terhadap lemak yang menempel pada daging kurban adalah kunci untuk memastikan aroma dan rasa yang enak saat memasak dan mengonsumsinya. Dengan demikian, daging kurban yang diolah dengan benar dapat memberikan pengalaman makan yang lebih nikmat dan menyenangkan.

6. Kelenjar Feromon

Pada kambing dan domba jantan, terdapat kelenjar feromon yang berada di pangkal tanduk. Kelenjar feromon ini merupakan salah satu penyebab utama mengapa daging kurban bisa memiliki bau yang khas.

Kelenjar feromon ini menghasilkan senyawa kimia yang disebut dengan bau prengus. Bau prengus tersebut kemudian menyebar ke kulit kambing dan menghasilkan aroma yang khas. Kambing yang masih hidup dan jantan akan mengeluarkan bau prengus ini untuk menarik perhatian kambing betina saat musim kawin.

Namun, ketika kambing atau domba telah dikurban, kelenjar feromon tersebut tidak lagi berfungsi karena kambing atau domba telah kehilangan hidupnya. Akan tetapi, bau prengus yang dihasilkan oleh kelenjar feromon tersebut masih tetap ada pada daging kurban, terutama jika tidak diolah secara tepat.

Untuk mengatasi masalah bau pada daging kurban, beberapa langkah dapat dilakukan. Pertama, pilihlah hewan kurban yang sehat dan bersih. Selain itu, pastikan proses penyembelihan dilakukan dengan baik dan higienis. Setelah penyembelihan, daging kurban juga harus segera dibersihkan, dicuci, dan diolah dengan benar.

Dalam hal pengolahan daging kurban, merendam daging dalam larutan garam atau mengompresnya dengan air garam juga dapat membantu menghilangkan bau kurban. Selain itu, penggunaan bumbu dan rempah-rempah saat memasak juga bisa memberikan aroma yang lebih sedap pada daging kurban.

Dalam kesimpulan, kelenjar feromon pada kambing dan domba jantan menjadi salah satu alasan kenapa daging kurban bisa berbau. Namun, dengan menjaga kebersihan dan melakukan pengolahan yang tepat, bau tersebut dapat diatasi sehingga menghasilkan daging kurban yang enak dan sedap untuk dikonsumsi.

7. Senyawa Karbonil

Daging kurban bau merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh banyak orang saat merayakan Hari Raya Idul Adha. Bau yang timbul pada daging kurban disebabkan oleh adanya senyawa karbonil. Senyawa karbonil terdapat dalam daging kambing yang mengalami reaksi oksidasi selama proses pemasakan.

Pada daging kambing, senyawa karbonil dapat terbentuk dari asam lemak atau protein yang terdapat dalam daging. Selama proses pemasakan, jika terdapat paparan udara atau panas yang tinggi, senyawa karbonil akan teroksidasi dan menghasilkan aroma yang tidak sedap. Aroma tersebut dipersepsikan sebagai bau prengus yang seringkali mengganggu selera.

Adanya senyawa karbonil ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti jenis pakan yang diberikan kepada hewan kurban dan cara penyimpanan daging setelah disembelih. Jika hewan kurban diberi pakan yang tidak sehat atau daging tidak disimpan dengan baik setelah disembelih, senyawa karbonil dapat lebih mudah terbentuk dan menghasilkan aroma yang lebih kuat.

Untuk mengurangi bau tidak sedap pada daging kurban, perlu dilakukan beberapa langkah. Pertama, daging kurban harus segera diolah atau dimasak setelah disembelih untuk mencegah terbentuknya senyawa karbonil secara berlebihan. Selain itu, penggunaan bumbu dan rempah-rempah yang tepat juga dapat membantu mengurangi aroma tidak sedap pada daging kurban.

Dalam menyajikan daging kurban, penting bagi kita untuk memperhatikan dan memahami alasan kenapa daging kurban bisa bau. Dengan memahami senyawa karbonil sebagai penyebab bau prengus pada daging kurban, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi bau tidak sedap tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Tips Menyimpan Daging Kurban agar Tidak Bau

Kenapa daging kurban bau? Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bau pada daging kurban. Pertama, saat hewan dipotong, ada bau khas yang berasal dari cairan dalam hewan tersebut. Biasanya bau ini akan hilang dengan sendirinya setelah daging tersebut diolah. Namun, jika tidak disimpan dengan benar, bau tersebut dapat menempel pada daging dan membuatnya bau. Untuk itu, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menyimpan daging kurban agar tidak bau.

1. Menambahkan Garam pada Daging Kurban

Salah satu alasan kenapa daging kurban seringkali berbau adalah karena proses penyembelihannya yang tidak dilakukan dengan benar. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan bau pada daging kurban, salah satunya dengan menambahkan garam ke dalam campuran daging.

Garam merupakan bahan alami yang memiliki kemampuan untuk menyerap dan menghilangkan bau tidak sedap. Ketika garam ditambahkan ke daging, garam akan menyerap kelembaban daging yang sekaligus juga merupakan sumber bau tidak sedap. Selain itu, garam juga memiliki sifat antibakteri yang dapat membunuh bakteri penyebab bau pada daging.

Cara penggunaan garam untuk menghilangkan bau pada daging kurban adalah dengan memercikkan atau menggosok-gosokkan garam ke seluruh permukaan daging yang akan diolah. Setelah itu, biarkan garam meresap ke dalam daging selama beberapa waktu agar hasilnya maksimal. Kemudian, bilas daging dengan air bersih untuk menghilangkan garam yang menempel.

Selain menambahkan garam, ada beberapa faktor lain yang juga dapat menyebabkan daging kurban berbau, seperti perawatan dan penyimpanan yang tidak tepat. Oleh karena itu, selain menambahkan garam, pastikan juga untuk menjaga kebersihan dan kualitas daging kurban dengan cara menyimpannya di tempat yang bersih, terhindar dari paparan udara langsung, dan mengolahnya dengan baik.

Dengan menambahkan garam pada daging kurban, diharapkan aroma tidak sedap pada daging tersebut dapat teratasi sehingga daging menjadi lebih enak dan layak dikonsumsi.

2. Membuang Lemak Daging

Kurban merupakan salah satu perayaan yang dilakukan dalam agama Islam, di mana umat Muslim menyembelih hewan sebagai tanda penghormatan terhadap peristiwa pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim. Dalam proses penyembelihan kurban, daging yang dihasilkan seringkali memiliki aroma yang tidak sedap atau bau. Salah satu cara untuk mengurangi bau pada daging kurban adalah dengan membuang lemak yang melekat pada daging tersebut.

Mengapa membuang lemak dapat mengurangi bau pada daging kurban? Hal ini terjadi karena lemak merupakan salah satu bagian yang paling mudah mengumpulkan aroma yang tidak sedap. Lemak dapat menyerap dan menyimpan berbagai bau, termasuk bau itik, bau hewan disembelih, dan bau tak sedap lainnya. Dalam kondisi yang lembap, lemak pada daging kurban akan semakin mudah menyerap bau, sehingga membuang lemak adalah langkah yang tepat untuk mengurangi aroma yang tidak sedap pada daging.

Selain itu, dengan membuang lemak pada daging kurban, kelembaban pada daging juga akan berkurang. Kelembaban pada daging merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kerusakan atau spoilage pada daging. Kelembaban yang tinggi dapat menjadi sarang bagi pertumbuhan berbagai mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur, yang dapat menyebabkan daging kurban menjadi busuk dan berbau.

Membuang lemak pada daging kurban dapat dilakukan sebelum atau setelah proses pemotongan. Lemak yang dihilangkan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti digunakan sebagai minyak goreng, bahan dasar pembuatan sabun, atau pupuk organik. Dengan membuang lemak pada daging kurban, kita tidak hanya mengurangi bau yang tidak sedap, tetapi juga menjaga kualitas dan kebersihan daging tersebut.

3. Tidak Mencuci Daging

Tidak mencuci daging kurban setelah proses pemisahan dari lemak dan pencampuran dengan garam dapat membuatnya tidak berbau. Hal ini dikarenakan air yang digunakan untuk mencuci daging dapat menghilangkan atau mengencerkan senyawa-senyawa penting yang ada di dalam daging.

Saat daging dicuci dengan air, beberapa senyawa yang banyak berperan dalam memberikan aroma atau bau khas pada daging akan ikut terbuang. Senyawa tersebut antara lain adalah asam amino seperti glutamat dan asam asetat. Selain itu, ada juga senyawa yang disebut asam lemak volatil yang memberikan aroma menyengat pada daging kurban.

Dengan tidak mencuci daging menggunakan air, senyawa-senyawa tersebut masih tetap tertinggal dan tidak hilang. Selain itu, mencuci daging dengan air juga dapat menghilangkan atau mengencerkan garam yang telah dicampurkan. Garam berperan penting dalam menjaga tekstur dan rasa daging kurban.

Untuk membersihkannya, kita bisa menggunakan tisu untuk menghapus sisa-sisa lemak yang masih menempel di permukaan daging. Kemudian, daging dapat diolah sesuai kebutuhan seperti dipotong-potong atau dimasak. Jadi, dengan tidak mencuci daging menggunakan air, kita dapat mempertahankan kelezatan dan aroma khas pada daging kurban yang sudah dipersiapkan dengan baik.

4. Memotong Daging Berlawanan Arah dengan Seratnya

Memotong daging berlawanan dengan arah serat merupakan cara yang efektif untuk menghilangkan bau pada daging kurban. Hal ini dikarenakan memotong daging dengan arah serat bertujuan untuk mempercepat pengurangan kelembaban yang terdapat pada daging. Bau pada daging kurban sebagian besar berasal dari kelembaban yang terperangkap di dalamnya.

Dalam proses penyembelihan hewan kurban, serat otot yang terdapat dalam daging memiliki arah tertentu. Jika daging dipotong melawan arah serat, maka serat tersebut akan terpisah dan membentuk celah-celah kecil di antara serat-seratnya. Hal ini akan memudahkan kelembaban dalam daging untuk menguap dan membuat daging menjadi lebih kering.

Dengan memotong daging berlawanan dengan arah serat, kelembaban di dalam daging akan lebih mudah terbuang dan menjadikan daging kurban tidak bau. Selain itu, pemotongan daging dengan arah serat juga membuat tekstur daging lebih lembut dan mudah dikunyah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.