Liputan6.com, Jakarta Stres dialami manusia jika tak nyaman secara fisik maupun emosional berada di dalam suatu tekanan. Tak sedikit orang stres yang berkepanjangan hingga berdampak buruk pada kesehatan. Namun ada banyak cara menangani stres, sesuai dengan kondisi dan apa permasalahannya. Bahkan ada cara nyeleneh menghilangkan stres.
Baca Juga
Advertisement
Sebuah tren unik telah muncul di kalangan anak muda di Tiongkok yang tengah mencari pelepas stres. Mereka bepergian ke ladang dan pasar ternak untuk menyentuh pantat domba. Pada Juni 2024, pasar-pasar di Xinjiang, China barat laut, dipadati wisatawan yang tak sabar ingin terlibat dalam praktik tak biasa ini.
Saat wisatawan berjalan melewati hewan-hewan itu, suara tepukan dan tawa bisa terdengar. Banyak unggahan di media sosial daratan menyarankan kunjungan ke pasar untuk menyentuh pantat besar domba unik ini. Melansir dari IFL Science, domba jenis ini bisa menyimpan lemak berlebih di pantat mereka, mirip dengan unta di punuknya.
Dikabarkan South China Morning Post dari media sosial Weibo, seorang turis berbagi pengalamannya di Xiaohongshu bahwa pantat domba itu terasa kenyal dan lembut. Ia mengklaim bahwa menyentuhnya sangat membuat ketagihan.
"Ini benar-benar menghilangkan stres,” dikutip Liputan6.com dari South China Morning Post, Selasa (2/7/2024).
Peternakan Kebanjiran Wisatawan
Animo masyarakat berbondong-bondong untuk menjajal pengalaman menyentuh pantat domba di Xinjiang terus meningkat. Seorang wisatawan lain mengungkapkan perjalanannya yang panjang hanya demi merasakan pengalaman unik ini.
"Saya terbang lima jam ke Xinjiang hanya untuk menepuk pantat domba karena pengalaman ini tidak mungkin didapatkan di kota yang sibuk," katanya.
Di Xiaohongshu, platform media sosial, banyak pengguna berbagi panduan rinci tentang keramahtamahan penggembala, jenis domba untuk sensasi sentuhan terbaik, sudut tepukan optimal, dan tingkat intensitas yang tepat.
Seorang pengunjung mengungkapkan kekhawatirannya terkait jumlah wisatawan yang membludak. Kebanyakan penggembala tampaknya menerima tren ini, meskipun beberapa di antaranya mengungkapkan perasaan campur aduk.
"Terlalu banyak orang yang menyentuh pantat domba dapat memicu depresi pada hewan. Orang-orang tidak peduli pada mereka, mereka hanya peduli pada diri mereka sendiri," ujarnya.
Advertisement
Solusi Healing
Alasan di balik popularitas tren ini mungkin berakar pada keinginan untuk mencari cara baru dan unik dalam menghilangkan stres. Sentuhan lembut pada pantat domba mungkin memberikan efek relaksasi yang dibutuhkan banyak orang yang hidup di tengah hiruk pikuk kota besar.
Seorang pengamat daring menyarankan agar wisatawan menghargai persetujuan diam domba yang membawa kebahagiaan bagi manusia. Ia menyarankan agar wisatawan menepuk domba dengan lembut.
Seorang pakar memberitahu SCMP mengenai faktor-faktor di balik meningkatnya popularitas tren ini. Zhang Yong, seorang psikolog di Universitas Sains dan Teknologi Wuhan di Tiongkok bagian tengah, menjelaskan bahwa kaum muda mencoba melepaskan diri dari batasan-batasan kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang tidak konvensional.
Namun, ia juga menekankan bahwa mengikuti tren secara membabi buta tidaklah disarankan, karena perilaku ini menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap hewan. Zhang menyarankan agar orang-orang mencari bentuk hiburan lain yang lebih wajar.
Ragam Reaksi Netizen
Pengguna daring Weibo dan QQ.com lainnya juga memperingatkan tentang potensi risiko kesehatan. Seorang pengguna dengan akun @xiaomarichang berbagi di Xiaohongshu tentang pengalamannya setelah menyentuh domba dan kemudian mengalami diare dan muntah. Ia diberitahu bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh bakteri berbahaya pada hewan ternak karena kandang domba yang dipenuhi kotoran.
Tren ini telah memicu diskusi hangat di media sosial daratan. Seorang pengamat daring di Xiaohongshu menyatakan bahwa mereka hanya menepuk pantat domba dengan lembut tanpa menyakiti hewan, dan para penggembala pun setuju, sehingga menurutnya ini adalah cara yang menarik untuk bersantai.
Namun, pengguna lain merasa kasihan pada domba-domba tersebut dan berpendapat bahwa jika domba bisa bicara, mereka mungkin merasa dilecehkan. Ada juga yang berharap agar para penggembala setempat dapat menerapkan aturan, seperti membatasi jumlah orang yang menyentuh domba setiap hari, sehingga hewan-hewan tersebut tidak terlalu lelah.
Advertisement