Liputan6.com, Jakarta Brontosaurus merupakan salah satu dinosaurus yang paling dicintai di dunia, meskipun keberadaannya sempat dipertanyakan selama lebih dari 100 tahun. Dinosaurus ini termasuk dalam kelompok sauropoda besar, yang dikenal dengan leher panjang dan ekor panjangnya. Brontosaurus hidup pada periode Jurassic Akhir, sekitar 156 hingga 145 juta tahun yang lalu. Kehadirannya masih memikat minat banyak orang hingga saat ini, menjadi ikon dari masa pra-sejarah yang misterius dan megah.Â
Baca Juga
Meskipun sejarahnya yang penuh dengan perdebatan, Brontosaurus tetap mempertahankan popularitasnya sebagai simbol dari dinosaurus raksasa era purba. Makhluk ini menggambarkan kebesaran alam semesta dan evolusi biologis dalam bentuk yang paling mengesankan, menghadirkan gambaran dari masa lalu bumi yang jauh berbeda dengan dunia yang kita kenal saat ini. Dengan karakteristiknya yang unik dan ukurannya yang mencengangkan, Brontosaurus menarik minat baik dari ilmuwan yang mempelajari fosil-fosilnya maupun dari masyarakat umum yang terpesona oleh keajaiban alam purba.
Advertisement
Dengan teknologi modern, kita dapat menggali lebih dalam tentang kehidupan dinosaurus ini serta mengungkapkan misteri di balik megahnya makhluk ini di zamannya. Melalui penelitian yang terus berkembang, Brontosaurus terus memberikan inspirasi dan kekaguman terhadap keanekaragaman hayati yang pernah menghuni bumi ini, menjadikannya sebagai salah satu tokoh penting dalam cerita evolusi planet kita.
Untuk lebih mengenal dinosaurus terkenal ini, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber kumpulan informasi seputar Brontosaurus yang menarik untuk diketahui, pada Kamis (4/7).
Bagaimana Kehidupan Brontosaurus?
Brontosaurus adalah salah satu genus dinosaurus sauropoda herbivora yang hidup pada periode Jurassic Akhir di wilayah yang kini menjadi bagian dari Amerika Serikat. Dinosaurus ini pertama kali dideskripsikan oleh paleontolog Amerika, Othniel Charles Marsh, pada tahun 1879, dengan spesies tipe B. excelsus, berdasarkan kerangka tubuh parsial tanpa tengkorak yang ditemukan di Como Bluff, Wyoming. Selama bertahun-tahun, Brontosaurus dianggap sebagai sinonim taksonomi dari kerabat dekatnya, Apatosaurus, namun sebuah studi pada tahun 2015 menemukan bahwa Brontosaurus adalah spesies yang berbeda.
Anatomi Brontosaurus sudah cukup dikenal melalui fosil-fosil yang menunjukkan bahwa dinosaurus ini besar, memiliki leher panjang, dan berjalan dengan empat kaki dengan ekor yang panjang dan ujungnya berbentuk seperti cambuk. Tulang belakang leher (vertebrae cervikal) Brontosaurus sangat kuat dan berat, berbeda dengan kerabatnya seperti Diplodocus dan Barosaurus yang lebih ringan. Lengan depannya pendek dan kokoh, sedangkan kaki belakangnya panjang dan tebal, didukung oleh bahu dan panggul yang kuat. Estimasi ukuran menunjukkan bahwa spesies terbesar, B. excelsus, mencapai panjang sekitar 21–22 meter dan berat sekitar 15–17 ton, sedangkan spesies yang lebih kecil, B. parvus, hanya mencapai panjang sekitar 19 meter.
Brontosaurus termasuk dalam keluarga Diplodocidae, yang merupakan kelompok sauropoda dengan leher lebih pendek dan ekor lebih panjang dibandingkan dengan keluarga lain seperti brachiosaurus dan mamenchisaurus. Diplodocidae berevolusi pertama kali pada periode Jurassic Tengah dan mencapai puncak keanekaragaman pada periode Jurassic Akhir dengan spesies seperti Brontosaurus, sebelum punah pada awal periode Cretaceous. Brontosaurus juga termasuk dalam subfamili Apatosaurinae, yang hanya mencakup Brontosaurus dan Apatosaurus, dibedakan oleh tubuh yang kokoh dan leher yang tebal.
Dalam formasi Morrison, Brontosaurus hidup berdampingan dengan berbagai spesies dinosaurus lain seperti Diplodocus, Barosaurus, Brachiosaurus, serta dinosaurus herbivora seperti Stegosaurus, Dryosaurus, dan Nanosaurus. Formasi ini merupakan tempat keanekaragaman sauropoda, dengan lebih dari 16 genus diakui, yang menghasilkan pembagian niche di antara berbagai sauropoda tersebut.
Advertisement
Sejarah Penemuan Brontosaurus
Brontosaurus pertama kali ditemukan oleh Othniel Charles Marsh pada tahun 1879 di formasi Morrison, Wyoming. Spesimen yang sangat lengkap ini diberi nama Brontosaurus excelsus, yang artinya "kadal petir yang mulia". Penemuan ini terjadi dalam konteks "Bone Wars", persaingan pengumpulan fosil antara Marsh dan Edward Drinker Cope. Marsh awalnya menganggap Brontosaurus sebagai bagian dari keluarga Atlantosauridae, yang juga mencakup Atlantosaurus dan Apatosaurus.
Pada tahun 1883, sebuah tengkorak parsial dari sauropoda ditemukan di Felch Quarry, Colorado, yang kemudian dirujuk sebagai B. excelsus. Tengkorak ini digunakan untuk rekonstruksi tulang rangka Brontosaurus di Yale Peabody Museum pada tahun 1931, meskipun kemudian diidentifikasi sebagai Brachiosaurus.
Pada tahun 1903, Elmer Riggs mengusulkan bahwa Brontosaurus tidak cukup berbeda dari Apatosaurus, sehingga menyarankan kombinasi baru Apatosaurus excelsus. Meskipun demikian, American Museum of Natural History pada tahun 1905 memasang replika tengkorak Camarasaurus pada mount Brontosaurus mereka.
Pada tahun 1979, identifikasi ulang terhadap tengkorak Apatosaurus menguatkan bahwa Apatosaurus dan Brontosaurus seharusnya ditempatkan dalam genus yang sama. Namun, pada tahun 2015, sebuah studi menyimpulkan bahwa Brontosaurus merupakan genus yang sah dan memisahkannya kembali dari Apatosaurus berdasarkan analisis filogenetik yang lebih canggih.
Meskipun kontroversi, pengakuan kembali Brontosaurus sebagai genus yang valid menunjukkan perkembangan penting dalam pemahaman kita tentang sejarah evolusi dinosaurus sauropoda.
Deskripsi Tubuh Brontosaurus
Brontosaurus adalah binatang besar berleher panjang, berkaki empat dengan ekor panjang seperti cambuk, dan anggota tubuh depan yang sedikit lebih pendek dari anggota tubuh belakangnya. Spesies terbesarnya, B. excelsus, dapat mencapai panjang 21–22 m dan berat hingga 15–17 ton; sedangkan spesies lainnya lebih kecil, dengan panjang sekitar 19 m dan berat sekitar 14 ton. Meskipun tengkorak Brontosaurus belum ditemukan, kemungkinan mirip dengan Apatosaurus yang memiliki tengkorak kecil dibandingkan dengan tubuhnya yang besar.
Tulang belakang Brontosaurus, seperti halnya diplodocid lainnya, memiliki tulang leher yang terbelah dengan baik di sisi dorsalnya, menghasilkan leher yang lebar dan dalam. Tulang belakang terdiri dari 15 tulang leher, sepuluh tulang punggung, lima tulang sakral, dan sekitar 82 tulang ekor. Tulang-tulang ini dilengkapi dengan foramina pneumatik besar di sisi lateralnya untuk mengurangi berat tulang. Struktur ini mirip dengan yang ditemukan pada burung dan mamalia besar.
Bagian tengkorak Brontosaurus diperkirakan mirip dengan Apatosaurus, dengan gigi berbentuk spatula yang diadaptasi untuk herbivora. Anggota tubuhnya kuat dengan tulang paha yang besar dan kuat, sementara jari-jarinya dilengkapi dengan kuku besar yang menghadap ke tubuh. Tulang-tulangnya yang khas mencakup scapula panjang dengan depresi di bagian belakangnya, serta tulang pinggul dengan ilia dan pubis yang kuat dan tergabung.
Kaki Brontosaurus, seperti diplodocid lainnya, memiliki tulang belakang yang runcing dan bertambah tinggi menuju ekor, menciptakan punggung yang melengkung. Ekornya, yang juga memanfaatkan sistem rongga udara untuk mengurangi berat, memiliki struktur mirip cambuk di ujungnya.
Secara keseluruhan, Brontosaurus merupakan salah satu dinosaurus sauropoda terbesar yang pernah hidup, dengan ciri-ciri unik seperti leher yang kokoh, anggota tubuh yang kuat, dan ekor yang memanfaatkan rongga udara untuk menjaga kelenturannya.
Advertisement
Klasifikasi Brontosaurus
Brontosaurus adalah anggota dari keluarga Diplodocidae, sebuah kelompok dinosaurus sauropoda raksasa. Keluarga ini mencakup beberapa makhluk terpanjang dan terbesar yang pernah hidup di Bumi, seperti Diplodocus, Supersaurus, dan Barosaurus. Diplodocidae pertama kali muncul pada masa Jurassic Tengah di wilayah yang sekarang Georgia, dan menyebar ke Amerika Utara pada Jurassic Akhir.
Brontosaurus termasuk dalam subfamili Apatosaurinae, yang juga mencakup Apatosaurus dan mungkin satu atau lebih genus tak berlabel. Meskipun awalnya dianggap sinonim junior dari Apatosaurus, studi terbaru pada tahun 2015 menyimpulkan bahwa Brontosaurus adalah genus yang valid dan berbeda dari Apatosaurus. Namun, tidak semua ahli paleontologi setuju dengan pembagian ini.
Secara historis, Brontosaurus dinamai oleh Othniel Charles Marsh pada tahun 1879, tetapi kemudian dianggap sebagai sinonim junior dari Apatosaurus. Spesies tipe Brontosaurus, yaitu Brontosaurus excelsus, direklasifikasi sebagai A. excelsus pada tahun 1903. Studi terbaru juga mengklasifikasikan dua spesies tambahan, yang sebelumnya dianggap sebagai Apatosaurus dan Eobrontosaurus, sebagai Brontosaurus parvus dan Brontosaurus yahnahpin.