Sukses

11 Cara Mengolah Daging Sapi Kurban yang Benar, Marinasi dengan Rempah

Cara mengolah daging sapi kurban yang benar, membuat daging jadi empuk dan juicy.

Liputan6.com, Jakarta Dalam momen Idul Adha, daging sapi kurban menjadi primadona dalam berbagai hidangan lezat. Tentunya, setiap orang ingin mengetahui cara mengolah daging sapi kurban yang benar, agar hasilnya empuk dan mudah dimasak. Sebelum dimasak, pastikan daging dalam keadaan segar dan bebas dari kotoran.

Cara mengolah daging sapi kurban yang benar adalah marinasi dengan bumbu, di mana menjadi salah satu kunci dalam mengolah daging sapi agar empuk. Rendam daging dalam bumbu marinasi seperti bawang putih, kecap manis, garam, merica dan bumbu-bumbu lainnya. Biarkan daging meresap selama minimal 1 jam atau lebih lama agar hasilnya lebih maksimal.

Setelah proses marinasi, Anda dapat memilih metode memasak yang sesuai dengan selera. Jika ingin mendapatkan daging yang empuk dan mudah dimasak, metode slow-cooking atau merebus adalah pilihan yang tepat. Daging sapi dapat dimasak dalam panci dengan air dan bumbu tambahan seperti jahe, daun salam dan kapulaga. Diamkan daging dalam panci tersebut dengan api kecil selama beberapa jam hingga daging empuk dan bumbunya meresap.

Dengan mengikuti tips dan cara tersebut, Anda dapat mengolah daging sapi kurban dengan tepat sehingga mendapatkan hasil masakan yang lebih lezat, empuk dan mudah dimasak. Berikut iniLiputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang cara mengolah daging sapi kurban yang benar, Jumat (5/7/2024).

2 dari 4 halaman

1. Perhatikan Teknik Memotong Daging

Teknik pemotongan daging sangat penting karena dapat mempengaruhi keempukan dan tekstur daging setelah dimasak. Teknik ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Setiap jenis daging memiliki cara pemotongan yang berbeda untuk mendapatkan hasil terbaik. Misalnya, daging sapi dan kambing memerlukan teknik pemotongan yang berbeda.

Untuk daging kambing, cara yang benar adalah memotong searah dengan serat daging. Setelah dipotong, urat atau lapisan tipis berwarna putih pada daging kambing harus dibuang. Mengapa demikian? Karena jika daging dipotong melawan seratnya dan uratnya tidak dibuang, maka daging akan menjadi alot dan sulit untuk dikunyah setelah dimasak. Pemotongan yang benar tidak hanya mempengaruhi tekstur tetapi juga mempengaruhi cita rasa daging yang dihasilkan.

Sebaliknya, untuk daging sapi, teknik yang benar adalah memotong melawan arah seratnya. Teknik ini bertujuan untuk memutus serat-serat panjang dalam daging sehingga menjadi lebih pendek dan lebih mudah dikunyah. Memotong daging sapi dengan melawan serat akan menghasilkan tekstur daging yang lebih empuk dan lezat ketika dimasak.

2. Jangan Mencuci Daging

Cara mengolah daging sapi kurban yang benar adalah menghindari mencucinya dengan air. Mengapa demikian? Daging hewan kurban umumnya sedikit kotor karena proses penyembelihannya dilakukan di tempat yang tidak selalu higienis, seperti tanah atau permukaan kasar lainnya. Meskipun ada butiran pasir, debu, tanah, atau sisa darah yang menempel, mencuci daging dengan air bukanlah solusi yang tepat.

Menurut pakar kesehatan dari Healthline dan MedicalNewsToday, mencuci daging dengan air justru bisa menyebabkan kontaminasi silang. Proses mencuci ini dapat menyebarkan bakteri dari daging ke permukaan lain, termasuk peralatan masak dan tangan kita. Bakteri seperti Salmonella, Campylobacter, E. coli, dan Staphylococcus aureus bisa tumbuh di lingkungan yang basah dan menyebabkan berbagai penyakit seperti diare, mual, muntah, dan pusing.

Ketika daging basah dan tidak segera dimasak, kondisi ini menjadi lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Oleh karena itu, alih-alih mencuci daging, lebih baik langsung memasaknya untuk menjaga kebersihan dan keamanannya.

3. Boleh Dicuci Kalau Mau Langsung Diolah

Jika kamu merasa perlu mencuci daging kurban sebelum mengolahnya, pastikan untuk langsung memasaknya setelah dicuci. Prinsip dasarnya adalah jangan biarkan daging dalam kondisi basah dan mentah terlalu lama. Setelah dicuci bersih dengan air mengalir, segera olah daging menjadi berbagai jenis masakan sesuai yang kamu inginkan.

Sebelum mencuci daging, sebaiknya potong-potong daging terlebih dahulu sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Misalnya, potongan kecil untuk sate atau potongan besar untuk rendang. Setelah dipotong, baru dicuci bersih dengan air mengalir. Cara ini membantu meminimalkan waktu kontak daging dengan air dan mencegah kontaminasi yang lebih lanjut. Pastikan semua peralatan yang digunakan dalam proses ini, seperti pisau dan talenan, juga bersih. Setelah mencuci, segera masak daging untuk memastikan semua bakteri yang mungkin ada mati oleh panas masakan.

 

3 dari 4 halaman

4. Diamkan Daging dan Pisahkan Per Potongan

Daripada langsung mencuci daging kurban, lebih baik diamkan daging terlebih dahulu sampai otot-ototnya lemas. Penyembelihan hewan kurban sering dilakukan oleh masyarakat secara swadaya dan non-profesional, yang dapat menyebabkan hewan mengalami stres tinggi sebelum disembelih. Stres ini membuat otot-otot dalam daging menegang dan keras.

Dengan mendiamkan daging selama beberapa waktu, otot-otot akan mengendur secara alami dalam proses yang disebut pelayuan. Pelayuan ini biasanya berlangsung selama 1-2 jam. Diamkan daging dalam suhu ruangan yang bersih dan sejuk untuk mendapatkan hasil terbaik. Selain itu, penting untuk memisahkan daging berdasarkan jenis potongannya. Daging kurban sering kali dibungkus bersama-sama dengan tulang dan jeroan. Jeroan yang cenderung lebih basah dan berasal dari saluran pencernaan dapat menjadi medium pertumbuhan bakteri yang bisa menyebarkan bau ke potongan daging lainnya. Dengan memisahkan daging, tulang, dan jeroan, kita dapat mencegah kontaminasi silang dan menjaga kualitas daging tetap baik.

5. Lumuri Garam

Sebelum mulai memasak, sangat disarankan untuk melumuri daging kurban dengan garam secukupnya. Garam memiliki kemampuan untuk melonggarkan serat-serat daging, yang akan meningkatkan kelembutannya setelah dimasak. Selain itu, garam juga membantu menambah rasa, sehingga daging tidak terasa hambar.

Untuk melumuri daging dengan garam, pastikan bahwa garam diratakan di seluruh permukaan daging. Jangan biarkan ada bagian yang tidak terkena garam, karena ini akan membantu garam meresap lebih efektif ke dalam serat-serat daging. Setelah daging dilumuri dengan garam, biarkan selama beberapa waktu—sekitar 30 menit hingga satu jam—agar garam benar-benar meresap. Proses ini akan membantu menghasilkan daging yang lebih empuk dan memiliki rasa yang lebih kaya.

6. Gunakan Rempah-Rempah

Cara mengolah daging sapi kurban yang benar adalah menggunakan rempah-rempah, untuk menciptakan hidangan daging kurban yang lezat dan aromatik. Rempah-rempah seperti ketumbar, jintan, merica, kunyit, kayu manis, kemiri, jahe, dan laos memiliki berbagai manfaat, tidak hanya dalam hal cita rasa tetapi juga untuk kesehatan.

Untuk memaksimalkan penyerapan cita rasa dari rempah-rempah, ada dua cara yang bisa dilakukan yaitu merendam daging dalam campuran rempah-rempah, atau menggosok permukaan daging dengan rempah-rempah tersebut. Proses merendam atau menggosok ini bisa dilakukan selama beberapa jam sebelum dimasak, agar rempah-rempah meresap dengan baik ke dalam daging. Dengan cara ini, daging kurban akan memiliki rasa yang lebih mendalam dan aroma yang menggugah selera.

7. Gunakan Suhu yang Tepat

Memperhatikan suhu saat mengolah daging kurban adalah salah satu kunci utama, untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Proses pengolahan daging melibatkan beberapa tahap penting: sebelum dimasak, saat dimasak, dan setelah dimasak. Sebelum dimasak, biarkan daging kurban berada pada suhu ruangan selama beberapa waktu. Ini bertujuan untuk membuat daging mencapai suhu yang lebih seragam, sehingga ketika dimasak, daging bisa matang secara merata. Saat memasak, gunakan suhu yang ideal, yaitu sekitar 65 derajat Celsius. Suhu ini dianggap ideal untuk memasak daging sapi dan kambing, memastikan daging matang sempurna tanpa kehilangan kelembutannya.

Setelah dimasak, biarkan daging selama beberapa saat sebelum dipotong. Langkah ini sangat penting karena memungkinkan sari-sari daging meresap kembali ke dalam serat-serat daging, membuat daging lebih empuk dan juicy. Proses ini juga membantu mempertahankan kelembutan dan kelezatan daging ketika disajikan.

 

4 dari 4 halaman

8. Gunakan Jeruk Nipis

Cara mengolah daging sapi kurban yang benar adalah menggunakan perasan air jeruk nipis, di mana sangat mudah dan efektif dalam mengolah daging kurban. Jeruk nipis mengandung asam sitrat yang memiliki kemampuan untuk melunakkan serat-serat daging. Asam sitrat bekerja dengan memecah ikatan protein dalam daging, sehingga membuat daging lebih empuk.

Selain membantu memperbaiki tekstur daging, jeruk nipis juga memberikan aroma segar yang dapat mengurangi bau daging yang kuat. Sifat asam dalam jeruk nipis juga berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri pada permukaan daging, yang dapat memperpanjang masa simpan daging. Untuk menggunakan jeruk nipis, rendam daging dalam campuran air dan perasan jeruk nipis selama beberapa jam sebelum memasak. Proses ini akan meningkatkan kelembutan dan rasa daging, membuatnya lebih lezat saat disajikan.

9. Buang Lemaknya

Meskipun lemak memberikan rasa yang kaya pada daging, terlalu banyak lemak dapat membuat daging terasa berat dan kurang sehat. Lemak yang berlebihan juga bisa membuat daging sulit matang dengan sempurna dan memberikan tekstur yang tidak diinginkan. Sebelum memasak, periksa dan buang lemak yang terlihat pada daging kurban. Mengurangi jumlah lemak jenuh dalam hidangan tidak hanya membuat makanan lebih sehat, tetapi juga membantu dalam menciptakan daging yang lebih empuk dan mudah dicerna.

Lemak yang berlebihan bisa menyebabkan daging terasa lebih berminyak dan berat, serta mempengaruhi cita rasa keseluruhan hidangan. Dengan membuang lemak yang berlebihan, kita dapat menghasilkan daging yang lebih seimbang dalam hal rasa dan tekstur, serta lebih sehat untuk dikonsumsi.

 10. Bungkus Menggunakan Daun Pepaya

Cara mengolah daging sapi kurban yang benar adalah dengan menggunakan daun pepaya. Daun pepaya mengandung enzim papain, yang merupakan enzim proteolitik alami. Enzim ini memiliki kemampuan untuk memecah protein dalam daging, sehingga membantu melonggarkan serat-serat daging yang keras dan membuatnya lebih empuk.

Cara terbaik untuk memanfaatkan manfaat daun pepaya adalah dengan membungkus potongan daging dalam daun pepaya tersebut. Ketika daging dibungkus dengan daun pepaya, enzim papain akan meresap ke dalam daging, memperbaiki tekstur dan kelembutan daging. Namun, perlu diperhatikan untuk tidak menggunakan terlalu banyak daun pepaya, karena papain yang berlebihan dapat membuat daging menjadi terlalu lunak dan bahkan mempengaruhi rasa daging. Proses ini sebaiknya dilakukan selama beberapa jam agar hasilnya maksimal.

11. Diamkan Daging di Suhu Ruangan

Langkah penting lainnya dalam mengolah daging kurban adalah dengan mendiamkan daging pada suhu ruangan sebelum dimasak. Ketika daging berada pada suhu yang seragam di seluruh bagian, proses memasak akan lebih merata dan hasilnya pun lebih baik. Membiarkan daging pada suhu ruangan selama minimal 30 menit hingga satu jam, tergantung pada ukuran dan tebalnya potongan daging, dapat membantu bumbu dan rempah-rempah meresap dengan sempurna, sehingga meningkatkan cita rasa daging. Proses ini juga membantu mengurangi risiko daging yang keras dan tidak merata matangnya.

Â