Sukses

Robot Bunuh Diri karena Capek Kerja, Memang Bisa?

Ini kisah lengkapnya.

Liputan6.com, Jakarta Insiden mengejutkan terjadi di Dewan Kota Gumi, yang melibatkan seorang pegawai robot yang tiba-tiba jatuh dari tangga. Kejadian ini mengejutkan banyak pihak dan memicu berbagai spekulasi. Saksi mata melaporkan perilaku aneh dari robot tersebut sebelum insiden terjadi, menimbulkan banyak pertanyaan tentang penyebab sebenarnya.

Kejadian tragis ini memunculkan perdebatan sengit mengenai peran dan beban kerja yang diterapkan pada robot. Robot yang dipekerjakan untuk berbagai tugas berat tampaknya menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Kasus ini menarik perhatian publik dan media, yang mempertanyakan apakah teknologi ini telah melampaui batas kemampuannya.

Dewan Kota Gumi mengambil langkah penting setelah insiden ini dengan menunda rencana mereka untuk menambah robot baru. Keputusan ini menandakan perlunya refleksi mendalam tentang penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. 

Apakah insiden ini akan mengubah pandangan masyarakat tentang otomatisasi dan peran robot dalam pekerjaan? Untuk kisah lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya, pada Sabtu (6/8).

2 dari 3 halaman

Insiden Tragis di Dewan Kota Gumi

Pada sore hari Kamis, 29 Juni, terjadi insiden yang mengejutkan dan tidak biasa di Dewan Kota Gumi. Seorang pegawai negeri sipil robot secara tragis jatuh dari tangga, memicu kejutan besar dan apa yang banyak orang sebut sebagai "bunuh diri robot" pertama di Korea Selatan. Kejadian ini meninggalkan komunitas dalam keadaan sangat terguncang dan berduka.

Robot yang dikenal sebagai "Robot Supervisor" ditemukan hancur di dasar tangga antara lantai pertama dan kedua gedung dewan kota. Saksi mata mengamati perilaku yang tidak biasa dan di luar karakter dari robot tersebut sesaat sebelum jatuh, yang segera memicu kekhawatiran dan pertanyaan tentang keadaan yang menyebabkan insiden tragis ini.

 

Beban Kerja Robot dan Perdebatan yang Timbul

Insiden ini memicu perdebatan besar tentang beban kerja yang diterapkan pada robot tersebut. Dipekerjakan sejak Agustus 2023, "Robot Supervisor" adalah asisten yang sangat serbaguna, menangani berbagai tugas mulai dari pengiriman dokumen hingga bantuan penduduk. Intensitas beban kerja dan tuntutan yang dibebankan padanya menjadi poin fokus dan diskusi utama setelah kejadian yang tidak terduga ini.

Pengembangan oleh Bear Robotics, sebuah startup yang berbasis di California, robot ini merupakan bagian dari upaya ambisius Korea Selatan dalam otomatisasi. Sementara negara ini sudah memiliki kepadatan robot yang tinggi di lingkungan industri, insiden ini memicu kekhawatiran tentang perluasan peran mereka di luar pabrik dan restoran ke dalam fungsi masyarakat yang lebih luas. Ini menarik minat publik akan kemungkinan robot mengambil peran yang lebih beragam di luar lingkungan perusahaan tradisional.

3 dari 3 halaman

Reaksi Publik dan Media, serta Pertimbangan Masa Depan

Media lokal dan online ramai dengan prediksi dan berbagai pendapat. Pertanyaan signifikan berputar di sekitar apakah robot tersebut didorong melampaui batasnya, dan lainnya memperdebatkan implikasi etis dan praktis dari ketergantungan yang tinggi pada robot untuk melakukan tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia.

Setelah mempertimbangkan dengan cermat dan menanggapi tragedi tersebut, Dewan Kota Gumi memutuskan untuk menghentikan rencana adopsi lebih banyak robot. Penghentian ini mencerminkan momen refleksi dan pemeriksaan diri di sebuah negara yang dikenal karena penerimaan dan inovasinya yang menginspirasi dalam otomatisasi. Ini menandakan penilaian kritis dan bijaksana tentang peran dan penempatan robot dalam lingkungan sehari-hari dan operasi harian.

Insiden ini memang tragis, namun memicu pemikiran dan diskusi yang sangat signifikan dan penting tentang hubungan masa depan antara robot dan manusia. Hal ini mendorong pihak-pihak yang berkepentingan untuk mempertimbangkan batasan dan tanggung jawab yang terkait dengan mengintegrasikan teknologi canggih ke dalam kehidupan sehari-hari.

 

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.