Sukses

Pertama di Dunia, Katak Hijau Ini Berubah Warna Jadi Biru

Ilmuwan menduga mungkin tidak akan pernah melihat fenomena serupa lagi.

Liputan6.com, Jakarta Seekor amfibi yang biasanya berwarna hijau telah mengubah kulitnya menjadi biru cerah, menciptakan catatan pertama bagi katak pohon dengan penampilan seperti ini. Perubahan warna yang mengejutkan ini telah memukau para ilmuwan. Mereka menyadari bahwa mungkin tidak akan pernah melihat fenomena serupa lagi.

"Katak hijau yang kehilangan pigmen kuning di kulitnya dan berubah menjadi biru sepenuhnya atau sebagian besar sangat jarang terjadi," kata Jodi Rowley, Kurator Biologi Konservasi Amfibi & Reptil di Museum Australia. 

Rowley menjelaskan bahwa meskipun telah melihat puluhan ribu katak selama bertahun-tahun, ia hanya pernah melihat satu katak biru yang tidak seistimewa katak pohon yang luar biasa ini.

Katak pohon berkulit biru (Litoria splendida) ini ditemukan oleh ahli ekologi lapangan Jake Barker di Suaka Margasatwa Charnley River-Artesian Range, daerah terpencil di Australia barat laut. Biasanya, katak pohon hijau besar berkeliaran di wilayah tersebut.

Perubahan warna ini bukan hasil pilihan, melainkan akibat mutasi genetik yang sangat langka yang menghalangi pigmentasi kuning. Berikut Liputan6.com ulas fenomena katak berubah warna yang langka melansir dari New Atlas, Rabu (7/10/2024). 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harusnya Jadi Hambatan Evolusi

Bagi katak pohon yang tumbuh hingga 12 cm (5 inci), kamuflase sangat penting untuk menghindari pemangsaan. Oleh karena itu, penampilan individu ini seharusnya menjadi hambatan evolusi.

“Saat itu hari sudah gelap ketika kami pertama kali melihatnya, bertengger di bangku di bengkel dekat pusat penelitian kami,” kata Jake Barker, Ahli Ekologi Lapangan AWC. “Itu sangat mengasyikkan. Katak pohon yang luar biasa saja sudah spektakuler, tetapi melihat katak pohon berwarna biru adalah kesempatan sekali seumur hidup.”

Namun, para ilmuwan percaya katak jantan ini berusia beberapa tahun, yang berarti bahwa meskipun mencolok, ia berhasil menghindari menjadi sasaran empuk sejauh ini. Warna biru juga dapat berfungsi sebagai peringatan bagi predator, menunjukkan adanya senyawa beracun pada kulit mereka. Sistem pertahanan visual ini dikenal sebagai aposematisme.

“[Katak pohon yang luar biasa] adalah salah satu dari sejumlah spesies endemik di wilayah barat laut yang sering kami temukan di sekitar sini,” kata Barker. “Mereka tidak ditemukan di tempat lain. Itulah hal yang hebat tentang bekerja di Kimberley. Anda tidak pernah tahu satwa liar langka apa yang akan Anda lihat setiap hari.

3 dari 3 halaman

Fenomena Aneh Kodok Meledak

Pada April 2005, Hamburg, Jerman, dikejutkan oleh fenomena aneh di mana ribuan kodok meledak dalam beberapa hari, dengan bagian tubuh mereka berceceran di mana-mana.

Dilansir dari Mentalfloss, Dr. Franz Mutchsmann, seorang dokter hewan dari Berlin, mencoba memberikan hipotesis mengenai kejadian ini. Menurut Mutchsmann, fenomena ini berkaitan dengan kawanan gagak yang tersebar di beberapa bagian kota Hamburg. Gagak-gagak tersebut mulai menjadikan kodok sebagai mangsa utama mereka.

Mutchsmann menjelaskan bahwa gagak memburu kodok dengan menukik dari langit dan mengambil hati kodok sebelum kodok tersebut sadar apa yang terjadi. Sebagai mekanisme pertahanan diri, kodok mengembangkan tubuhnya. Namun, karena adanya lubang di tubuh akibat serangan gagak, tekanan berlebih pada tubuh kodok menyebabkan mereka meledak berkeping-keping.

Fenomena ini menambah daftar kejadian alam aneh yang pernah terjadi, memberikan wawasan baru tentang interaksi predator dan mangsa serta mekanisme pertahanan diri pada amfibi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.