Sukses

11 Negara yang Tidak Pernah Dijajah, Thailand Bebas karena Politik Mandala

Kolonialisme adalah fenomena di mana suatu negara atau kekuatan eksternal mengendalikan wilayah atau masyarakat lain.

Liputan6.com, Jakarta Seiring dengan kursi kebijakan dominan yang dimainkan oleh bangsa-bangsa Imperialist pada abad ke-19, tidak ada keajaiban bahwa negara-negara di seluruh dunia telah merasakan dampak pendudukan, atau penguasaan oleh negara-negara asing. Namun, ada sejumlah negara yang tidak pernah dijajah di dunia dan berhasil melindungi kedaulatannya. 

Salah satu negara yang tidak pernah dijajah adalah Jepang. Meski ada upaya kolonisasi oleh beberapa negara pada abad ke-16, Jepang berhasil mengusir para penjajah dan mempertahankan kedaulatannya hingga saat ini. Jepang mendapatkan pengaruh ekonomi dari dunia Barat di era modern, tetapi tidak pernah dijajah secara politik atau militer.

Selain Jepang, negara yang tidak pernah dijajah di wilayah ASEAN adalah Thailand. Dengan melakukan reformasi dan sentralisasi, taktik yang digunakan oleh penguasa saat itu yaitu Raja Chulalongkorn adalah melalui sistem politik Mandala. Sistem ini memberikan penghormatan kepada penguasa Eropa seolah-olah memberikan pengakuan atas kekuasaan mereka, sementara sebenarnya tetap mempertahankan kedaulatan Thailand.

Selain Thailand dan Jepang, berikut ini daftar negara yang tidak pernah dijajah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (11/7/2024). 

2 dari 4 halaman

1. Nepal

Nepal adalah sebuah negara yang berbatasan langsung dengan India dan Cina. Antara tahun 1814 hingga sekitar tahun 1816, Nepal mengerahkan kekuatan militernya untuk bertempur dalam Perang Gurkha atau Perang Anglo-Nepal. Meski pasukan Perusahaan Hindia Britania Timur berhasil menguasai sekitar 30% wilayah Negeri Seribu Kuil tersebut, kondisi geografis Nepal yang penuh pegunungan memberikan keuntungan besar bagi militernya. Medan yang sulit menghalangi perjalanan tentara Inggris, yang akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Nepal.

Dengan demikian, Nepal menjadi negara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa Barat. Keberhasilan ini menciptakan zona perbatasan yang melindungi India, yang saat itu masih diduduki pasukan Inggris. Saking terkesannya dengan kekuatan militer Nepal, Inggris bahkan merekrut pasukan Gurkha untuk menjadi bagian dari tentara kolonial mereka.

2. Bhutan

Sama seperti Nepal, Bhutan adalah negara kecil yang terletak di jalur pegunungan Himalaya. Kondisi geografis ini membuat Bhutan sulit diinvasi oleh bangsa Barat, khususnya pasukan Inggris. Namun, antara tahun 1772 hingga 1774, Inggris menyerang Bhutan dan berhasil mengalahkan pasukan militernya di wilayah Benggala Utara. Beberapa wilayah kecil di Kerajaan Bhutan jatuh ke tangan Inggris. Meski kalah, Druk Desi, penguasa Bhutan pada masa itu, berhasil melakukan negosiasi dengan Inggris pada tahun 1774.

Sebagai hasil dari negosiasi tersebut, Bhutan membayar Inggris dengan 5 kuda dan memberikan kontrol atas industri penerbangan mereka, sebagai imbalan atas penarikan pasukan Inggris. Meski termasuk negara yang tidak dijajah oleh kolonial, Bhutan dan Inggris tetap terlibat dalam konflik perbatasan hingga tahun 1947, saat India diproklamasikan sebagai negara merdeka.

3. Thailand

Thailand yang dikenal oleh rakyatnya sebagai tanah kebebasan, memiliki sejarah yang unik dalam menghadapi ancaman kolonisasi. Pada akhir abad ke-19, negara yang sebelumnya dikenal sebagai Kerajaan Siam terletak di antara Burma (sekarang Myanmar) dan Indo-Cina (sekarang Kamboja, Vietnam, dan Laos). Thailand menjadi negara penyangga di antara dua kekuatan besar, yakni Burma yang dikuasai oleh Inggris dan Indo-Cina yang dikuasai oleh Prancis.

Raja Chulalongkorn (Rama V) yang berkuasa dari tahun 1868 hingga 1910, menggunakan kemampuan diplomatiknya untuk mengusir pasukan Prancis dan Inggris dari Kerajaan Siam. Ia juga mengadopsi beberapa kebiasaan bangsa Eropa, termasuk teknologi yang mereka kembangkan, untuk mencegah kolonisasi. Meski berhasil menjadi negara yang tidak dijajah oleh Prancis maupun Inggris, Kerajaan Siam tetap menjalin hubungan dekat dengan kedua penguasa Eropa tersebut.

 

3 dari 4 halaman

4. Jepang

Jepang adalah salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang berhasil melawan kolonisasi bangsa Eropa. Begitu menyadari ancaman penjajahan Barat, pemerintah Tokugawa Jepang segera melakukan reformasi besar-besaran dalam strategi politik dan sosial melalui Restorasi Meiji pada tahun 1868. Restorasi ini tidak hanya memodernisasi Jepang tetapi juga memperkuat kekuatan militernya, yang terbukti ketika Jepang memenangkan Perang Sino-Jepang I dengan mengalahkan Cina pada masa Dinasti Qing. Keberhasilan ini menandai kebangkitan Jepang sebagai kekuatan militer dan politik di Asia Timur.

Pada tahun 1905, Jepang kembali mengejutkan dunia dengan memenangkan Perang Rusia-Jepang, menunjukkan kemampuan militernya yang tangguh kepada Rusia dan negara-negara Eropa lainnya. Ketika Perang Dunia II berlangsung, Jepang memperlihatkan kekuatan militernya dengan menguasai beberapa wilayah di Asia, termasuk Korea, Manchuria dan Indonesia. Meski tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa, Jepang mengalami masa sulit akibat serangan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki, yang akhirnya mengakhiri keterlibatannya dalam perang.

5. Korea

Pada masa lalu, ketika Korea masih merupakan satu negara, bangsa ini berhasil melawan potensi kolonisasi oleh bangsa Barat. Meskipun Korea tidak menjadi koloni negara-negara Eropa, statusnya sebagai negara yang sepenuhnya merdeka tetap diperdebatkan. Sebaliknya, Korea berada di bawah pengaruh kekuasaan Asia, khususnya Dinasti Qing dari Cina hingga tahun 1895.

Setelah Jepang memenangkan Perang Sino-Jepang I pada tahun 1895, Korea jatuh ke tangan pemerintah Jepang. Pada tahun 1910, Korea secara resmi menjadi koloni Jepang, menjadikannya salah satu negara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa. Namun, periode ini juga menandai masa sulit bagi Korea di bawah kendali Jepang hingga akhirnya mendapatkan kemerdekaannya setelah Perang Dunia II.

6. Cina

Kekaisaran Cina adalah salah satu kekaisaran terbesar dalam sejarah dunia, dengan kekuatan militer yang hampir setara dengan Kekaisaran Ottoman. Hal ini membuat bangsa Eropa tidak mampu menaklukkan wilayah kekuasaan Cina sepenuhnya. Meskipun demikian, Prancis dan Inggris berhasil menguasai pasar ekspor dan impor Cina melalui Perang Opium I dan II, memperlihatkan pengaruh mereka tanpa menjadikan Cina sebagai koloni.

Selain itu, negara-negara kuat seperti Rusia, Amerika Serikat, Italia, dan Jepang juga berusaha untuk mendapatkan pengaruh di Cina. Meskipun Cina bisa dikatakan sebagai negara yang tidak pernah dijajah sepenuhnya, beberapa bagian pesisirnya dikuasai oleh bangsa-bangsa Barat. Hal ini menyebabkan Dinasti Qing kehilangan beberapa wilayah penting dan mengurangi kekuatan mereka dalam mempertahankan integritas kekaisaran.

7. Denmark

Denmark, sebuah negara anggota Uni Eropa yang terletak di selatan Norwegia dan barat daya Swedia, memiliki sejarah yang unik karena tidak pernah terlibat dalam penjajahan maupun dijajah oleh negara lain. Meskipun berada di Eropa yang banyak terlibat dalam kolonialisme, Denmark berhasil menjaga netralitasnya, terutama selama Perang Dunia I.

Saat Perang Dunia I berlangsung, Denmark memilih untuk tidak memihak kepada siapapun dan tetap bersikap netral. Keputusan ini memungkinkan Denmark untuk menghindari konflik besar dan mempertahankan stabilitas dalam negeri. Tidak adanya keterlibatan dalam penjajahan maupun dijajah oleh negara lain memberikan keuntungan tersendiri bagi Denmark. Negara ini mampu fokus pada pembangunan internal dan menjaga perdamaian di wilayahnya.

Keberhasilan Denmark dalam menjaga netralitas dan menghindari penjajahan menjadikannya salah satu negara teraman di dunia. Kesejahteraan masyarakat, stabilitas politik, dan keamanan yang tinggi merupakan hasil dari kebijakan luar negeri yang bijaksana dan komitmen terhadap netralitas. Selain itu, Denmark juga dikenal dengan sistem sosial yang kuat dan pemerintahan yang transparan, yang semuanya berkontribusi pada kualitas hidup yang tinggi bagi warganya.

 

4 dari 4 halaman

8. Iran

Pada masa lalu, Iran dikenal sebagai Persia dan negara ini menjadi incaran Rusia dan Inggris karena lokasinya yang strategis, terletak di antara Asia dan Eropa. Pada abad ke-19, Rusia berhasil menguasai beberapa wilayah di bagian utara Persia, yang sekarang dikenal sebagai Turkmenistan. Sementara itu, pasukan Inggris merebut kekuasaan di bagian timur Persia, yang saat ini dekat dengan Pakistan.

Pada masa itu, sebagian besar wilayah Iran dikuasai oleh Dinasti Qajar yang memerintah dari tahun 1789 hingga 1925. Dinasti Qajar sering meminjam uang dari bank-bank di Eropa dan ketika tidak mampu melunasi utang tersebut, Rusia dan Inggris sepakat untuk membagi dan mengontrol pendapatan Persia. Namun, Kekaisaran Persia tidak pernah menyetujui keputusan ini, sehingga berhasil mencegah negara tersebut menjadi daerah koloni. Berkat kekuatan militernya dan diplomasi yang cerdik, Persia tetap mempertahankan kemerdekaannya.

9. Arab Saudi

Arab Saudi pernah dikuasai oleh Kekaisaran Ottoman sejak abad ke-16. Meskipun demikian, keluarga kerajaan Arab Saudi terus berjuang untuk merebut kembali kekuasaan negara mereka. Pada tahun 1918, bertepatan dengan Perang Dunia I, Inggris melakukan perlawanan terhadap Kekaisaran Ottoman dan mendukung pemberontakan Arab Saudi untuk melemahkan Ottoman. Dukungan ini akhirnya membuat Ottoman kehilangan kendali atas Arab Saudi. Pada tahun 1932, setelah bertahun-tahun konflik dan perjuangan, Kerajaan Arab Saudi secara resmi didirikan oleh Abdulaziz Ibn Saud, dan negara ini tetap merdeka dari kekuasaan kolonial Barat.

10. Ethiopia

Ethiopia adalah salah satu negara merdeka tertua di Benua Afrika. Menurut Jurnal Kajian Wilayah, Ethiopia sudah ada sejak masa Kerajaan Aksum sekitar abad ke-8 SM. Ketika gerakan kolonialisme dari bangsa Barat gencar pada tahun 1880 hingga 1914, Ethiopia berhasil mempertahankan wilayahnya dari invasi. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah mengalahkan pasukan Italia dalam Perang Italia-Ethiopia Pertama pada peristiwa Battle of Adwa tahun 1896.

Namun, Italia kembali menyerang pada tahun 1935 di bawah komando Benito Mussolini dan berhasil menggulingkan Kaisar Haile Selassie dari Kekaisaran Ethiopia. Meski begitu, Kaisar Selassie berhasil merebut kembali kekuasaan pada akhir Perang Dunia II dan mencaplok koloni Italia di Eritrea pada tahun 1943. Ethiopia tetap berdiri sebagai simbol kekuatan dan ketahanan Afrika melawan kolonialisme.

11. Afghanistan

Afghanistan sering menjadi perhatian dari pasukan Rusia dan Inggris. Namun, kekuatan militer Afghanistan mampu menandingi dan bahkan menaklukkan pasukan Inggris pada Perang Anglo-Afghanistan Pertama tahun 1839. Pasukan Inggris tidak menyerah begitu saja dan mencoba lagi dalam Perang Anglo-Afghanistan Kedua yang terjadi dari tahun 1878 hingga 1880. Hasilnya hampir sama, karena Inggris tidak mampu mengontrol domestik Afghanistan dan hanya bisa mengendalikan hubungan luar negeri negara tersebut.

Meskipun sering diserang, Afghanistan tetap berhasil mempertahankan kemerdekaannya. Strategi perang gerilya dan medan pegunungan yang sulit dijangkau, menjadi keunggulan bagi pasukan Afghanistan. Negara ini terus menjadi simbol perlawanan terhadap kolonialisme dan tetap mempertahankan kedaulatannya sepanjang sejarah. Â