Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini, jagad maya dihebohkan oleh sebuah video yang memperlihatkan seorang pelanggan wanita sedang marah-marah kepada petugas di sebuah minimarket karena susu yang dibelinya tidak dalam keadaan dingin. Wanita tersebut tampak sangat tidak terima karena susu kemasan 1 liter yang dibelinya tidak disimpan dalam kondisi dingin seperti yang diharapkannya. Dalam kemarahannya, dia bahkan menuntut agar uang pembelian beserta ongkos yang dikeluarkannya untuk datang ke minimarket tersebut dikembalikan jika petugas tidak dapat memberikan produk dalam kondisi yang diinginkannya.
Selain sikap marah-marah yang ditunjukkan oleh perempuan tersebut, yang turut menarik perhatian warganet adalah fakta bahwa produk yang dibeli merupakan susu jenis UHT dalam kemasan 1 liter. Hal ini memicu perbincangan karena secara umum diketahui bahwa susu UHT dalam kemasan 1 liter biasanya tidak disimpan dalam lemari pendingin di minimarket, melainkan disimpan pada suhu ruangan.
Fakta ini menimbulkan kebingungan dan keheranan di kalangan warganet mengenai mengapa wanita tersebut mengharapkan susu tersebut dalam keadaan dingin. Kejadian ini segera menjadi viral dan mengundang berbagai reaksi dari warganet, yang sebagian besar merasa heran dengan tuntutan sang pelanggan. Lantas apa itu susu UHT dan perbedaannya dengan pasteurisasi?
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas mengenai perbedaan susu UHT dan pasteurisasi yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (11/7/2024).
Susu UHT
Dikutip dari laman Health Liputan6.com, susu UHT atau Ultra-high Temperature adalah jenis susu yang telah mengalami proses pemanasan dengan suhu sangat tinggi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu sekitar 2 hingga 5 detik. Dalam proses tersebut, susu mentah atau segar yang baru diperah langsung dari sapi dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi, berkisar antara 135 hingga 150 derajat Celsius. Proses pemanasan dengan suhu tinggi ini membuat susu UHT lebih tahan lama, karena semua mikroorganisme yang dapat menyebabkan pembusukan dan penyakit berhasil dimatikan, sehingga susu dapat disimpan selama berbulan-bulan dalam kemasan khusus yang rapat meskipun hanya disimpan pada suhu ruang.
Mengutip dari laman USDairy, susu UHT memiliki kemampuan untuk disimpan pada suhu ruang setidaknya hingga tiga bulan, tergantung pada masing-masing merek dan kualitas kemasan yang digunakan. Ketahanan penyimpanan ini dapat bervariasi tergantung pada produsen dan teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Namun, penting untuk diingat bahwa setelah kemasan susu UHT dibuka, susu tersebut harus segera disimpan di lemari pendingin untuk mempertahankan kesegarannya. Dalam kondisi penyimpanan di lemari pendingin, susu UHT yang sudah dibuka hanya memiliki daya tahan maksimal antara 7 hingga 10 hari. Susu UHT kaya akan sejumlah nutrisi penting termasuk kalsium, fosfor, kalium, riboflavin, zinc, vitamin A dan B12, magnesium, karbohidrat, dan protein.
Keunggulan dari proses UHT ini adalah memberikan kenyamanan kepada konsumen karena susu dapat disimpan lebih lama tanpa perlu didinginkan, selama kemasan tetap tertutup rapat. Hal ini menjadikan susu UHT pilihan yang praktis untuk disimpan dalam jangka waktu lama dan tetap aman untuk dikonsumsi. Namun, begitu kemasan dibuka, susu harus diperlakukan seperti susu segar lainnya yang memerlukan pendinginan untuk menjaga kualitas dan kesegarannya.
Advertisement
Susu Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah susu segar yang melalui proses pemanasan dengan suhu sekitar 30-60 derajat Celsius selama kurang lebih 30 menit. Proses pasteurisasi itu dapat membunuh patogen atau bakteri yang ada dalam susu segar sehingga membuatnya aman dikonsumsi tanpa risiko kesehatan. Susu jenis ini bisa bertahan lebih lama untuk dikonsumsi ketimbang susu segar.
Proses pasteurisasi juga bisa dilakukan dengan metode Low Temperature Long Time (LTLT). Susu dipanaskan pada suhu sekitar 63 derajat Celsius selama sekitar 30 menit, kemudian didinginkan secara perlahan. Tujuan dari proses pasteurisasi adalah mengurangi jumlah mikroorganisme dalam susu tanpa menghilangkan nutrisi dan rasa gurih susu. Jika menggunakan metode ini, susu pasteurisasi harus disimpan di lemari pendingin karena daya simpannya yang pendek.
Perbedaan Susu UHT dan Pasteurisasi
Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, susu UHT (Ultra-high Temperature) dan susu pasteurisasi memiliki perbedaan utama dalam proses pemanasan, umur simpan, rasa dan nutrisi, serta cara penyimpanan. Perbedaan pertama, susu UHT dipanaskan pada suhu sangat tinggi, yaitu antara 135 hingga 150 derajat Celsius selama 2 hingga 5 detik, yang membunuh semua mikroorganisme patogen dan sebagian besar mikroorganisme lainnya. Proses ini membuat susu UHT memiliki umur simpan yang panjang, hingga beberapa bulan atau bahkan satu tahun, asalkan kemasannya tetap tertutup dan disimpan pada suhu ruangan. Namun, setelah dibuka, susu UHT harus disimpan di lemari pendingin dan hanya bertahan 7 hingga 10 hari. Di sisi lain, susu pasteurisasi dipanaskan pada suhu lebih rendah, yaitu sekitar 72 derajat Celsius selama 15 detik (HTST) atau 63 derajat Celsius selama 30 menit (LTLT), yang membunuh sebagian besar mikroorganisme patogen dan mengurangi jumlah mikroorganisme lainnya. Susu pasteurisasi memiliki umur simpan yang lebih pendek, sekitar 2 hingga 3 minggu di lemari pendingin sebelum dibuka, dan 7 hingga 10 hari setelah dibuka.
Perbedaan yang lainnya, rasa susu UHT bisa sedikit berubah karena proses pemanasan tinggi, sementara susu pasteurisasi lebih mirip dengan susu segar. Perbedaan berikutnya, susu UHT tidak memerlukan pendinginan sebelum dibuka, sehingga praktis jika disimpan dalam jangka panjang, sedangkan susu pasteurisasi harus disimpan di lemari pendingin sebelum dan setelah dibuka untuk mempertahankan kesegarannya.
Advertisement