Sukses

Bukan Tanda Sayang, Ini 5 Indikator Kamu Terlalu Cemburu pada Pasangan

Setiap orang bermimpi memiliki hubungan yang sehat dengan pasangannya, tetapi terkadang niat baik untuk menjaga dan melindungi pasangan dapat berubah menjadi sikap posesif yang merusak hubungan.

Liputan6.com, Jakarta Mencintai dan dicintai adalah perasaan yang indah dalam sebuah hubungan. Perasaan ini dapat membawa kebahagiaan dan kedamaian yang mendalam bagi kedua belah pihak. Namun, untuk menjaga harmoni dalam hubungan, kepercayaan dan kebebasan adalah elemen penting yang harus dijaga.

Kedua elemen ini memungkinkan pasangan untuk merasa aman dan dihargai, serta memberikan ruang bagi masing-masing individu untuk berkembang dan menjadi diri mereka sendiri. Sayangnya, tidak semua hubungan mampu menjaga keseimbangan ini. Ketika salah satu pasangan mulai menunjukkan tanda-tanda kecemburuan yang berlebihan, sikap itu bisa menjadi pertanda bahwa hubungan tersebut sedang berada dalam masalah.

Kecemburuan yang berlebihan sering kali disalahartikan sebagai tanda cinta, padahal sebenarnya bisa merusak hubungan. Berikut adalah lima indikator yang menunjukkan bahwa kamu mungkin terlalu cemburu pada pasanganmu, dan mengapa sikap ini bukanlah tanda sayang yang sehat, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (25/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Merasa Iri Terhadap Teman-teman Pasangan

Tanda posesif lainnya adalah ketika kamu terlalu membatasi kebebasan pasanganmu. Misalnya, kamu sering melarang pasanganmu untuk melakukan tindakan yang mereka sukai atau mengendalikan dengan siapa mereka boleh bergaul.

Sebagai contoh, kamu tidak mengizinkan pasanganmu pergi ke acara sosial tanpa kehadiranmu atau kamu selalu ingin mengetahui semua detail tentang kegiatan mereka. Ini bukanlah tanda cinta yang sehat, tetapi merupakan bentuk kontrol yang berlebihan. Hubungan yang sehat membutuhkan kepercayaan dan kebebasan bagi setiap individu.

3 dari 6 halaman

2. Dilarang Main dengan Orang Terdekat

Membatasi pasangan untuk berhubungan dengan keluarga atau teman-teman dekat mereka adalah tanda posesif yang jelas. Kamu mungkin merasa khawatir atau tidak aman ketika pasangan menghabiskan waktu dengan orang-orang yang penting bagi mereka.

Sebagai akibatnya, kamu dapat melarang mereka untuk berinteraksi dengan keluarga atau teman-teman mereka dengan alasan ingin menjaga hubungan kalian tetap erat. Namun, tindakan ini justru dapat membuat pasangan merasa terisolasi dan kehilangan dukungan sosial yang penting untuk kesejahteraan mereka. 

4 dari 6 halaman

3. Memaksa Keinginan

Ancaman terhadap pasangan jika mereka tidak menuruti keinginanmu adalah contoh tanda posesif yang paling berbahaya. Ancaman ini dapat berupa ancaman fisik, emosional, atau bahkan ancaman untuk mengakhiri hubungan. Misalnya, kamu mungkin mengatakan bahwa kamu akan meninggalkan pasangan jika mereka tidak menuruti keinginanmu atau melakukan sesuatu yang kamu tidak setujui.

Tindakan ini bukan hanya tidak adil, tetapi juga dapat merusak kesehatan mental pasangan. Hubungan yang sehat harus didasarkan pada rasa saling menghormati dan komunikasi yang baik, bukan ancaman dan paksaan. 

5 dari 6 halaman

4. Sikap Posesif

Sikap posesif bukanlah tanda cinta yang sehat. Sebaliknya, sikap posesif dapat merusak hubungan dan membuat pasangan merasa terkekang. Jika kamu merasa menunjukkan salah satu dari tanda-tanda di atas, penting untuk melakukan introspeksi dan mencari cara untuk mengatasi sikap posesif tersebut.

Berbicara dengan pasangan dan mencari bantuan dari profesional jika diperlukan dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki hubungan. Ingatlah bahwa cinta sejati adalah tentang kepercayaan, kebebasan, dan saling menghormati satu sama lain.

6 dari 6 halaman

5. Selalu Di Intai

Selain itu, mengikuti pasangan secara diam-diam, baik melalui media sosial, GPS, atau bahkan secara fisik, adalah tanda posesif yang serius. Jika kamu merasa perlu terus memantau gerak-gerik pasangan tanpa sepengetahuan mereka, ini menunjukkan kurangnya kepercayaan dalam hubungan. Selain itu, perilaku ini juga dapat dianggap sebagai pelanggaran privasi yang serius.

Dalam hubungan yang sehat, privasi dan kepercayaan harus dijaga dengan baik. Jika kamu merasa cemas atau tidak percaya, lebih baik membicarakannya secara terbuka dengan pasangan daripada mengambil tindakan ekstrem.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.