Sukses

Mengenal Medical Tourism, Alasan dan Manfaat Pergi ke Luar Negeri untuk Perawatan Medis

Biasanya, Medical tourism dilakukan agar bisa mendapatkan tindakan medis dengan biaya yang lebih terjangkau.

Liputan6.com, Jakarta Medical tourism atau pariwisata medis, adalah fenomena di mana individu bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan medis. Fenomena ini telah meningkat popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak orang memilih untuk menjalani prosedur medis di negara lain meskipun layanan serupa tersedia di negara asal mereka. 

Salah satu keuntungan utama dari medical tourism adalah potensi penghematan biaya. Di beberapa negara, biaya untuk prosedur medis tertentu bisa jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara asal pasien. Selain itu, beberapa negara menawarkan perawatan medis dengan kualitas yang sangat baik dan menggunakan teknologi mutakhir yang mungkin belum tersedia di tempat lain. 

Namun, medical tourism juga memiliki risikonya sendiri yang perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Perbedaan dalam standar perawatan medis, potensi masalah komunikasi karena perbedaan bahasa, dan risiko komplikasi pasca operasi adalah beberapa faktor yang harus diperhatikan.

Selain itu, pasien juga harus mempertimbangkan kemungkinan kesulitan dalam mendapatkan perawatan lanjutan setelah kembali ke negara asal mereka, berikut informasi yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (20/9/2024).

2 dari 3 halaman

Apa Maksud Medical Tourism dan Keuntungannya

Meskipun Sahabat pergi ke luar negeri untuk berobat, itu tidak berarti anda terlibat dalam medical tourism. Medical tourism didefinisikan sebagai perjalanan ke luar negeri secara khusus untuk mendapatkan perawatan yang lebih terjangkau dan berbiaya rendah.

Banyak wisatawan yang melakukan medical tourism biasanya melakukan perawatan yang tidak mendesak, seperti operasi plastik atau perawatan gigi yang sebenarnya dapat dilakukan di negara asal mereka. Beberapa wisatawan juga melakukan perjalanan ini untuk mendapatkan perawatan yang lebih berkualitas daripada yang tersedia di negara mereka sendiri.

Seseorang yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk berobat atau travelling for treatment biasanya mendapatkan rujukan resmi dari dokter di negara asal mereka. Tindakan ini biasanya dilakukan ketika perawatan yang dibutuhkan oleh pasien tidak tersedia di negara mereka, sehingga mereka dirujuk untuk mendapatkan perawatan di luar negeri.

3 dari 3 halaman

Resiko Melakukan Medical Tourism

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention, melakukan perjalanan medis bisa menjadi sesuatu yang berisiko. Risiko ini tergantung pada negara yang dikunjungi, fasilitas kesehatan di tempat tujuan, dan kondisi fisik pasien. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk melakukan perjalanan medis.

1. Penyebaran penyakit menular Perlu diingat bahwa semua prosedur medis memiliki risiko infeksi. Komplikasi yang mungkin timbul dari prosedur medis yang dilakukan di negara lain termasuk infeksi luka, infeksi aliran darah, dan infeksi dari donor.

2. Resistensi antimikroba Bakteri dan jamur yang sangat tahan terhadap obat-obatan menjadi salah satu penyebab wabah penyakit di kalangan pasien perjalanan medis. Fasilitas layanan kesehatan di negara lain mungkin tidak memiliki pengendalian infeksi yang memadai, sehingga wisatawan medis berisiko terkena infeksi yang resisten terhadap obat.

3. Kualitas pelayanan Beberapa negara mungkin memiliki perizinan, kredensial, dan akreditasi yang lebih rendah dibandingkan negara asal. Tindakan ini perlu diperhatikan sebelum mengambil keputusan.

4. Tantangan komunikasi Komunikasi menjadi masalah yang sering dihadapi saat berada di negara lain. Kesulitan dalam mengomunikasikan kebutuhan medis dapat menyebabkan risiko kesalahpahaman dengan tenaga medis di sana.

5. Prosedur perawatan lanjutan Setelah menerima perawatan, mungkin diperlukan perawatan lanjutan. Perawatan ini mungkin memerlukan biaya yang tinggi dan tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan. 

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence