Sukses

Kilas Balik Pilkada DKI 2012, Pahami Hasil Quick Count Putaran Pertama dan Keduanya

Pilkada DKI Jakarta 2012 merupakan salah satu peristiwa politik yang paling bersejarah dan menarik perhatian luas dari masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Pilkada DKI Jakarta 2012 merupakan salah satu peristiwa politik yang paling bersejarah dan menarik perhatian masyarakat luas. Dengan kandidat-kandidat yang kuat dan berpengaruh, pilkada ini menghadirkan persaingan ketat antara calon petahana, Fauzi Bowo, dan penantangnya, Joko Widodo (Jokowi). Pemilihan ini menjadi sorotan karena strategi kampanye yang inovatif dan antusiasme pemilih yang tinggi.

Joko Widodo, yang saat itu menjabat sebagai Walikota Solo, maju bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai pasangannya, membawa visi perubahan dan pendekatan populis yang berhasil menarik perhatian warga Jakarta. Sementara itu, Fauzi Bowo, yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli, berusaha mempertahankan posisinya dengan mengandalkan pengalaman dan program-program yang telah dilaksanakan selama masa jabatannya. Kedua pasangan ini menawarkan pilihan yang kontras bagi pemilih, menciptakan dinamika politik yang sangat menarik.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai hasil quick count putaran kedua Pilkada DKI 2012 yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (14/2/2024).

2 dari 5 halaman

Deklarasi Kandidat Pilkada DKI 2012

Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012 diselenggarakan pada Rabu, 11 Juli 2012 dan Kamis, 20 September 2012 untuk memilih Gubernur Jakarta untuk jangka waktu lima tahun berikutnya. Gubernur petahana Fauzi Bowo yang kembali mencalonkan diri harus mengikuti babak penentuan (putaran kedua) pada tanggal 20 September.

Deklarasi kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta 2012 menjadi momen penting yang menarik perhatian publik dan media. Proses deklarasi ini diawali dengan pengumuman resmi dari partai politik yang mengusung calon-calon mereka, memberikan gambaran awal tentang kontestasi yang akan terjadi.

Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) adalah pasangan yang diusung oleh PDI-P dan Gerindra. Deklarasi mereka berlangsung dengan semangat perubahan dan pembaruan, menekankan visi untuk menjadikan Jakarta lebih baik melalui program-program yang pro-rakyat dan inovatif. Jokowi, yang saat itu menjabat sebagai Walikota Solo, dikenal dengan pendekatannya yang langsung dan populis, sementara Ahok dikenal sebagai politisi yang tegas dan berkomitmen pada transparansi.

Di sisi lain, pasangan petahana Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli (Foke-Nara) didukung oleh koalisi besar partai-partai, termasuk Partai Demokrat, Golkar, PAN, PKS, dan PPP. Deklarasi mereka menekankan kontinuitas dan stabilitas, dengan fokus pada kelanjutan program-program pembangunan yang telah dimulai selama masa jabatan Fauzi Bowo. Sebagai Gubernur incumbent, Foke mengandalkan pengalamannya dan jaringan politik yang luas untuk mempertahankan posisinya.

Deklarasi kedua pasangan ini menandai dimulainya kampanye yang penuh dengan strategi dan pendekatan yang berbeda. Jokowi-Ahok dengan gaya kampanye yang langsung ke masyarakat, dan Foke-Nara dengan pendekatan yang lebih konvensional dan terstruktur. Kedua pasangan ini menawarkan visi yang berbeda untuk masa depan Jakarta, menciptakan pilihan yang jelas bagi pemilih dalam Pilkada DKI Jakarta 2012.

3 dari 5 halaman

Kandidat Putaran Pertama

Pemilihan umum ini diikuti oleh enam calon pasangan gubernur dan wakil gubernur, 4 pasangan diusung oleh partai politik dan dua pasang berasal darì calon independen. Berikut ini merupakan daftar calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sesuai dengan nomor urut, yakni:

  1. Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli (Foke-Nara)
  2. Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok)
  3. Hidayat Nur Wahid dan Didik J. Rachbini
  4. Alex Noerdin dan Nono Sampono
  5. Faisal Basri dan Biem Benyamin
  6. Hendardji Soepandji dan Ahmad Riza Patria
4 dari 5 halaman

Hasil Quick Count Putaran Pertama

Hasil quick count putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2012 mengungkapkan persaingan sengit antara dua pasangan calon teratas, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) serta Fauzi Bowo (Foke) dan Nachrowi Ramli (Nara). Jokowi-Ahok, yang diusung oleh PDI-P dan Gerindra, berhasil meraih sekitar 42-43% suara menurut berbagai lembaga survei. Kemenangan mereka dalam putaran pertama ini menunjukkan dukungan kuat dari warga Jakarta terhadap pasangan yang menawarkan visi perubahan dan pendekatan baru dalam pemerintahan.

Sementara itu, pasangan petahana Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli memperoleh sekitar 33-34% suara. Dukungan signifikan yang mereka terima mencerminkan basis pemilih yang masih setia dengan pengalaman dan program-program yang telah mereka jalankan selama masa jabatan Fauzi Bowo. Meski demikian, persentase suara ini tidak cukup untuk memenangkan putaran pertama, memaksa mereka untuk menghadapi putaran kedua melawan Jokowi-Ahok.

Pasangan-pasangan lainnya, seperti Hidayat Nur Wahid dan Didik J. Rachbini, hanya mampu memperoleh sekitar 11-12% suara. Alex Noerdin dan Nono Sampono, Faisal Basri dan Biem Benyamin, serta Hendardji Soepandji dan Ahmad Riza Patria masing-masing meraih suara dalam kisaran 2-5%. Dukungan yang terbatas ini menghalangi mereka untuk melanjutkan ke putaran kedua, meskipun mereka memiliki basis pemilih yang setia dan program-program yang menarik. Dengan tidak adanya pasangan yang memperoleh mayoritas lebih dari 50%, Pilkada DKI Jakarta 2012 harus dilanjutkan ke putaran kedua.

5 dari 5 halaman

Hasil Quick Count Putaran Kedua

Hasil quick count putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2012 menunjukkan kemenangan telak bagi pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurut berbagai lembaga survei, Jokowi-Ahok berhasil meraih sekitar 53-54% suara, unggul signifikan dari pasangan petahana Fauzi Bowo (Foke) dan Nachrowi Ramli (Nara) yang memperoleh sekitar 46-47% suara. Kemenangan ini menandai perubahan signifikan dalam preferensi pemilih Jakarta, yang memilih pemimpin baru dengan visi dan pendekatan berbeda dari pasangan petahana.

Kemenangan Jokowi-Ahok di putaran kedua tidak lepas dari strategi kampanye mereka yang efektif dan dekat dengan masyarakat. Jokowi yang dikenal dengan blusukan atau kunjungan langsung ke berbagai pelosok kota untuk mendengarkan keluhan warga, berhasil menciptakan citra sebagai pemimpin yang merakyat dan peduli. Sementara itu, Ahok yang tegas dan berkomitmen pada transparansi pemerintahan, memperkuat pasangan ini sebagai kombinasi yang ideal untuk membawa perubahan di Jakarta.

Di sisi lain, pasangan Foke-Nara meskipun mendapat dukungan kuat dari partai-partai besar dan jaringan politik yang luas, gagal mempertahankan kursi kepemimpinan. Kampanye mereka yang lebih konvensional dan cenderung mengandalkan prestasi masa lalu tidak cukup untuk menghadapi arus perubahan yang diinginkan oleh sebagian besar warga Jakarta. Kekalahan mereka mencerminkan keinginan masyarakat untuk melihat pendekatan baru dalam menangani berbagai masalah kota, seperti kemacetan, banjir, dan pelayanan publik.

Hasil quick count ini kemudian dikonfirmasi oleh penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), yang menyatakan Jokowi-Ahok sebagai pemenang resmi Pilkada DKI Jakarta 2012. Kemenangan ini membuka jalan bagi mereka untuk merealisasikan janji-janji kampanye dan membawa Jakarta ke arah yang lebih baik.