Sukses

5 Penyebab Stunting pada Anak, Kurang Gizi Jadi Faktor Utamanya

Apa saja yang menyebabkan pertumbuhan anak terhambat hingga mengalami stunting? Mari telusuri lebih lanjut penyebabnya di bawah ini.

Liputan6.com, Jakarta Stunting adalah masalah kesehatan yang sangat serius, terutama di negara-negara berkembang. Di Indonesia, tingkat stunting masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Saat ini, stunting bahkan telah menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan berbagai pihak terkait.

Secara umum, stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang jauh lebih rendah dibandingkan standar usianya. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang selama periode pertumbuhan yang kritis.

Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga mempengaruhi perkembangan kognitif dan produktivitas mereka di masa depan. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama stunting yang sering terjadi di masyarakat, dihimpun oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (7/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Kekurangan Gizi Kronis

Stunting, atau pertumbuhan terhambat pada anak, sering kali disebabkan oleh kekurangan gizi yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Anak-anak yang tidak menerima nutrisi yang memadai, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan mereka, mulai dari masa konsepsi hingga usia dua tahun berisiko tinggi mengalami kondisi ini. Asupan gizi yang diperlukan mencakup protein, vitamin, serta mineral penting seperti zat besi, zinc, dan vitamin A.

3 dari 6 halaman

2. Pola Makan Tidak Seimbang

Pola makan yang tidak seimbang, baik pada ibu hamil maupun anak-anak, dapat menjadi penyebab utama stunting. Ibu hamil yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup selama masa kehamilan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, yang kemudian meningkatkan risiko stunting. Selain itu, pemberian makanan pendamping ASI yang tidak memadai juga berkontribusi terhadap masalah ini.

4 dari 6 halaman

3. Infeksi Berulang

Infeksi yang berulang, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan, sangat rentan mengganggu penyerapan nutrisi dan meningkatkan kebutuhan energi tubuh. Akibatnya, hal ini bisa berujung pada stunting. Lingkungan yang tidak higienis dan sanitasi yang buruk sering kali menjadi penyebab utama infeksi berulang pada anak-anak.

5 dari 6 halaman

4. Kurangnya Akses ke Pelayanan Kesehatan

Akses yang terbatas ke layanan kesehatan, seperti imunisasi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan perawatan medis yang memadai, dapat memperburuk kondisi stunting. Kurangnya edukasi mengenai pentingnya gizi dan kesehatan juga sering kali menjadi faktor penyebab stunting yang diabaikan.

Oleh karena itu, akses kesehatan yang memadai sangatlah penting untuk mencegah risiko ini. Hal ini memerlukan kerjasama yang erat antara orangtua, masyarakat sekitar, dan pemerintah setempat.

6 dari 6 halaman

5. Faktor Sosial dan Ekonomi

Kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial-ekonomi memiliki peran signifikan dalam tingginya angka stunting. Keluarga dengan pendapatan rendah sering kali menghadapi kesulitan dalam menyediakan makanan bergizi dan akses ke layanan kesehatan yang esensial untuk mencegah stunting. Berdasarkan berbagai kasus yang ditemukan, stunting lebih sering terjadi pada keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu.

Itulah beberapa penyebab stunting yang umum terjadi di masyarakat. Dengan memahami dan mengenali faktor-faktor penyebab stunting ini, diharapkan dapat membantu anak-anak tumbuh sehat dan mencapai potensi maksimal mereka.

Pencegahan stunting memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Semua ini demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang, terutama bagi anak-anak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.