Sukses

Kerap Panik? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Jika sering kali mengalami gangguan panik, dampaknya dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari seseorang.

Liputan6.com, Jakarta Dalam situasi tertentu, mungkin pernah terjadi saat-saat yang membuatmu merasa terkejut dan panik. Kondisi ini biasanya muncul ketika seseorang mengalami rasa takut atau cemas yang begitu kuat, tiba-tiba, dan seringkali tanpa alasan yang jelas.

Serangan panik bisa berlangsung beberapa menit hingga setengah jam. Selama serangan panik, tubuh bisa menunjukkan gejala fisik seperti detak jantung yang berpacu, napas yang pendek, pusing, otot yang tegang, atau bahkan gemetar.

Serangan panik bisa datang tiba-tiba dan dalam situasi apa pun. Penyebabnya seringkali tidak terlihat atau tidak berbahaya, tetapi pengalaman serangan panik bisa membuatmu merasa sangat ketakutan, kehilangan kendali, atau bahkan seperti sedang mengalami serangan jantung.

Mungkin beberapa kali serangan panik masih bisa dimaklumi, tetapi jika kamu mengalaminya secara berulang, itu bisa berdampak pada kehidupan sehari-harimu.

Bahkan, gangguan panik bisa mempengaruhi kualitas hidupmu dan membuatmu berusaha menghindari situasi yang memicu kepanikan. Nah, lalu apa sebenarnya penyebab mudah panik ini dan bagaimana cara mengatasi serangan panik?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyebab Seseorang Mudah Mengalami Panik

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, rasa panik adalah reaksi alami tubuh terhadap situasi yang dianggap sebagai ancaman atau stresor yang signifikan.

Ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang mudah panik, dan berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Kondisi Kesehatan Mental Gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan umum (GAD), gangguan panik, dan fobia sosial dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan panik. Kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan kegelisahan yang berlebihan dan sering kali berujung pada serangan panik.

2. Pengalaman Traumatis Pengalaman traumatis di masa lalu, seperti kecelakaan, kekerasan, atau situasi yang mengancam nyawa, dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami serangan panik. Trauma dapat meninggalkan dampak emosional yang kuat dan mengaktifkan sistem respons "fight-or-flight" yang berlebihan.

3. Stres Tinggi Tingkat stres yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari dapat menurunkan ambang batas seseorang terhadap serangan panik. Ketika tubuh berada dalam keadaan tegang dan terlalu banyak dipengaruhi oleh tekanan, respons panik dapat lebih mudah dipicu.

4. Kecemasan dan Ketakutan yang Berlebihan Jika seseorang memiliki kecenderungan alami untuk merasa cemas atau memiliki ketakutan yang berlebihan terhadap situasi tertentu, mereka mungkin lebih rentan terhadap serangan panik. Ketakutan dan kecemasan yang berkepanjangan dapat menyebabkan tubuh menjadi lebih sensitif terhadap stres dan respons panik.

5. Faktor Genetik dan Lingkungan Terdapat beberapa faktor genetik dan lingkungan yang dapat memengaruhi seseorang menjadi rentan terhadap serangan panik. Jika ada riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan atau serangan panik, seseorang mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami serangan panik. Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat lebih memahami mengapa seseorang mudah panik. 

3 dari 3 halaman

Cara Mengatasi Perasaan Mudah Panik

Merasakan kecemasan yang berlebihan dan mudah panik dapat sangat mengganggu dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Namun, jangan khawatir! Ada beberapa cara yang bisa kamu coba untuk membantu mengatasi perasaan mudah panik tersebut. Yuk, simak!

1. Pahami Serangan Panik Penting untuk mempelajari tentang serangan panik dan gejalanya. Dengan memahami apa yang terjadi pada tubuhmu selama serangan panik, kamu dapat mengurangi ketakutan dan menyadari bahwa serangan panik sebenarnya tidak berbahaya.

2. Terapkan Teknik Relaksasi Latihan pernapasan dalam, meditasi, yoga, atau teknik relaksasi lainnya dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi kecemasan. Sisihkan waktu setiap hari untuk berlatih teknik-teknik ini agar kamu bisa merasakan manfaatnya.

3. Terapi Kognitif Perilaku (CBT) Konsultasikan dengan profesional kesehatan mental yang terlatih dalam terapi CBT. Terapi ini akan membantu kamu mengidentifikasi pola pikir negatif dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih sehat serta strategi untuk mengatasi kecemasan dan serangan panik.

4. Jaga Kesehatan Fisik Pola makan sehat, tidur yang cukup, dan olahraga teratur dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mengurangi stres. Hindari konsumsi kafein, alkohol, dan makanan yang dapat memicu kecemasan.

5. Kurangi Stres Cari cara untuk mengurangi stres dalam kehidupan sehari-harimu. Misalnya, luangkan waktu untuk relaksasi, lakukan hobi yang menyenangkan, atau berbicara dengan orang terdekat tentang perasaanmu.

6. Dapatkan Dukungan Sosial Cari dukungan dari keluarga, teman, atau anggota komunitas yang dapat memberikan dukungan emosional dan memahami kondisimu. Berbicara tentang perasaanmu dengan orang yang kamu percaya dapat membantu mengurangi ketakutan dan kecemasan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.