Sukses

9 Gejala Internal Bleeding yang Perlu Diwaspadai, Harus Segera Diatasi

Tantangan terbesar dalam mengidentifikasi internal bleeding adalah karena gejalanya tidak selalu langsung terlihat.

Liputan6.com, Jakarta Ketika tubuh mengalami cedera, biasanya darah keluar sebagai tanda luka. Namun, ada kondisi tertentu di mana perdarahan terjadi di dalam tubuh tanpa adanya luka yang terlihat di permukaan kulit. Kondisi ini dikenal sebagai perdarahan dalam atau internal bleeding. Perdarahan dalam terjadi ketika organ atau jaringan di dalam tubuh mengalami luka yang tidak mengeluarkan darah secara eksternal.

Internal bleeding cenderung lebih sulit untuk dideteksi dibandingkan dengan perdarahan luar yang jelas terlihat. karena darah yang keluar tidak terlihat langsung, melainkan terkumpul di dalam tubuh. Akibatnya bisa serius jika tidak segera ditangani. Perdarahan dalam dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti kepala, punggung, dada, perut, serta kaki dan tangan. Pada kasus yang parah, perdarahan dalam bahkan dapat mengancam nyawa.

Tantangan terbesar dalam mengidentifikasi internal bleeding adalah karena gejalanya tidak selalu langsung terlihat. Kecurigaan biasanya muncul ketika tubuh mengalami kehilangan darah dalam jumlah besar atau terdapat gumpalan darah yang menekan organ dalam tubuh sehingga organ tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Berikut ulasan tentang gejala internal bleeding yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (19/7/2024).

2 dari 5 halaman

1. Kliyengan dan Lemas

Saat tubuh kehilangan banyak darah, gejala awal yang sering dirasakan adalah kepala kliyengan atau pusing, selain itu tubuh juga akan lemas. Gejala ini biasanya bergantung pada seberapa banyak darah yang hilang. Jika kehilangan darah hanya sedikit, orang teng mengalami internal bleeding mungkin hanya akan merasa pusing ketika bangun dari duduk atau tempat tidur untuk berdiri, kondisi ini sering disebut dengan hipotensi ortostatik.

2. Nyeri di Bagian Tertentu

Nyeri adalah gejala perdarahan internal yang paling umum karena darah yang mengiritasi jaringan tubuh. Menariknya, rasa nyeri ini tidak selalu terjadi pada bagian tubuh yang terluka. Misalnya, jika seseorang mengalami perdarahan di perut, rasa nyeri mungkin saja terasa di bagian bahu. Oleh sebab itu, penting untuk mencermati rasa nyeri yang muncul, karena ini bisa menjadi tanda adanya masalah di bagian tubuh yang lain.

3. Sesak Napas

Rasa sesak atau kesulitan bernapas bisa menjadi indikasi perdarahan dalam. Hal ini terutama jika rasa sesak terasa setelah cedera tertentu. Saat tubuh kehilangan darah, jumlah sel darah merah dan hemoglobin yang membawa oksigen ke jaringan tubuh, termasuk jantung dan paru-paru, akan berkurang. Akibatnya, suplai oksigen pun menurun, yang dapat menyebabkan sesak napas. Selain itu, darah yang menumpuk di perut juga dapat menekan diafragma, yang semakin memperburuk kesulitan bernapas.

4. Nyeri Dada atau Bahu

Nyeri pada dada atau bahu bisa menjadi tanda adanya perdarahan dalam. Perdarahan yang mengalir ke arah dada dapat menyebabkan nyeri dada. Jika internal bleeding terjadi di perut, darah dapat mengiritasi diafragma dan menyebabkan nyeri bahu. Selain itu, nyeri dada juga bisa muncul akibat kurangnya oksigen yang dikirim ke arteri koroner jantung, yang disebabkan oleh perdarahan internal di bagian tubuh mana pun.

3 dari 5 halaman

5. Kesemutan di Tangan atau Kaki

Saat tubuh kehilangan banyak darah, sering kali tubuh akan membatasi sirkulasi darah ke tangan dan kaki, dan mengarahkan aliran darah ke organ vital seperti jantung dan otak. Akibatnya, tangan dan kaki hanya mendapatkan sedikit pasokan darah, yang bisa menyebabkan kesemutan. Kesemutan ini merupakan reaksi tubuh terhadap kurangnya suplai darah di ujung-ujung tubuh.

6. Gangguan Penglihatan dan Saraf

Perubahan penglihatan, seperti penglihatan ganda (objek tampak berbayang), bisa menjadi gejala perdarahan dalam. Selain itu, perdarahan dalam juga dapat menyebabkan berbagai masalah pada saraf, seperti kelemahan atau mati rasa di salah satu sisi tubuh, sakit kepala yang parah, atau kehilangan koordinasi. Gejala-gejala ini biasanya menandakan adanya perdarahan pada otak.

7. Mual dan Muntah

Mual dan muntah bisa menjadi tanda internal bleeding, terutama jika terjadi perdarahan di saluran pencernaan atau otak. Kondisi ini sering muncul segera setelah mengalami trauma atau cedera yang menekan bagian perut atau kepala. Muntah yang berisi darah atau berwarna seperti kopi bubuk juga menjadi tanda perdarahan dalam yang serius.

8. Feses Berwarna Hitam

Feses berwarna hitam bisa menunjukkan adanya perdarahan di perut atau usus kecil. Feses normal berwarna cokelat kekuningan, jadi perubahan warna menjadi hitam, terutama jika bertekstur seperti ter, bisa menjadi tanda adanya darah yang dicerna. Hal ini mengindikasikan perdarahan di saluran pencernaan bagian atas.

9. Keluar Darah

Dalam beberapa kasus, perdarahan dalam organ ditandai dengan keluarnya darah dari berbagai bukaan pada tubuh. Darah bisa keluar dari mulut, hidung (mimisan), telinga, anus, vagina, atau saluran kencing. Kondisi ini menunjukkan adanya perdarahan yang cukup parah di dalam tubuh dan memerlukan perhatian medis segera.

4 dari 5 halaman

Penyebab Internal Bleeding

Perdarahan dalam (internal bleeding) adalah kondisi medis serius yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang merusak pembuluh darah di dalam tubuh. Berikut adalah beberapa penyebab umum perdarahan dalam.

1. Terbentur Benda Tumpul

Cedera akibat benturan dengan benda tumpul dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan dalam. Benturan ini bisa terjadi dalam berbagai situasi, seperti saat berolahraga atau mengalami kecelakaan.

2. Terjatuh dari Ketinggian

Jatuh dari ketinggian yang signifikan dapat menyebabkan trauma pada organ dalam dan pembuluh darah, yang berpotensi mengakibatkan perdarahan dalam.

3. Terkena Pukulan atau Perkelahian

Pukulan langsung atau terlibat dalam perkelahian fisik dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, sehingga terjadi perdarahan dalam.

4. Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan kendaraan bermotor sering kali menyebabkan trauma berat pada tubuh, yang dapat merusak pembuluh darah internal dan menyebabkan perdarahan dalam.

5. Infeksi atau Peradangan pada Organ Dalam

Infeksi atau peradangan yang parah pada organ dalam bisa merusak jaringan dan pembuluh darah, menyebabkan perdarahan dalam.

6. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah atau pecah, yang berpotensi menyebabkan perdarahan dalam.

Selain faktor-faktor penyebab di atas, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami perdarahan dalam, berikut di antaranya.

  1. Mengemudi tanpa memperhatikan keselamatan atau tidak menggunakan sabuk pengaman dapat meningkatkan risiko mengalami kecelakaan dan cedera parah yang menyebabkan perdarahan dalam.
  2. Berpartisipasi dalam kegiatan berbahaya seperti perkelahian atau olahraga ekstrem tanpa perlindungan yang memadai dapat meningkatkan risiko cedera dan perdarahan dalam.
  3. Melakukan aktivitas berbahaya seperti bekerja di ketinggian tanpa menggunakan alat pengaman dapat menyebabkan jatuh dan cedera serius yang mengakibatkan perdarahan dalam.
  4. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada organ dalam seperti hati, yang dapat menyebabkan perdarahan dalam.
  5. Mengonsumsi obat-obatan yang mengencerkan darah (antikoagulan) dapat meningkatkan risiko perdarahan dalam karena darah lebih sulit membeku.
  6. Individu dengan gangguan pembekuan darah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami perdarahan dalam karena darah mereka tidak membeku dengan normal.

Mewaspadai penyebab dan faktor risiko ini sangat penting untuk mengurangi kemungkinan mengalami perdarahan dalam. Jika Anda berada dalam situasi yang berisiko atau mengalami gejala-gejala perdarahan dalam, segera cari pertolongan medis untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

5 dari 5 halaman

Proses Diagnosis dan Pengobatan Internal Bleeding

Internal bleeding adalah kondisi medis serius yang memerlukan diagnosis dan penanganan segera. Berikut adalah tahapan dalam proses diagnosis dan pengobatan perdarahan dalam.

Proses Diagnosis 

Proses diagnosis dimulai dengan pengumpulan riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh oleh dokter atau tenaga medis. Informasi yang dikumpulkan meliputi gejala yang dialami, riwayat trauma atau cedera, serta kondisi kesehatan lainnya yang mungkin mempengaruhi perdarahan dalam.

Selanjutnya, pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan adanya perdarahan dalam. Dokter akan fokus pada area tubuh yang dicurigai mengalami perdarahan, seperti perut, dada, atau kepala.

Dokter biasanya melakukan berbagai pemeriksaan tambahan untuk melihat gambaran luka yang terjadi dalam tubuh. Beberapa jenis pemeriksaan yang umum dilakukan meliputi,

  1. Pemeriksaan Darah: Untuk mengetahui jumlah sel darah merah dalam tubuh. Jumlah sel darah merah yang rendah dapat mengindikasikan perdarahan dalam.
  2. CT Scan (Computed Tomography): Untuk memberikan gambaran detail dari struktur tubuh dan mendeteksi adanya perdarahan atau kerusakan organ.
  3. Rontgen: Untuk melihat tulang dan organ dalam serta mendeteksi perdarahan atau kerusakan.
  4. Kolonoskopi: Untuk memeriksa bagian dalam usus besar jika dicurigai ada perdarahan di saluran pencernaan.
  5. Endoskopi: Untuk melihat bagian dalam saluran pencernaan atas dan mendeteksi sumber perdarahan.

Pengobatan

Pengobatan internal bleeding tidak dapat dilakukan seperti perdarahan terbuka yang mudah terlihat. Penanganan memerlukan bantuan medis untuk mengetahui lokasi yang terkena dan cara mengatasinya, berikut diantaranya.

1. Penanganan Darurat

Jika perdarahan dalam terdeteksi, langkah pertama adalah menangani kondisi darurat untuk mencegah kehilangan darah lebih lanjut dan menjaga fungsi organ vital. Ini bisa melibatkan pemberian cairan intravena (IV) untuk menggantikan cairan yang hilang dan menjaga tekanan darah.

2. Penggunaan Obat-obatan

Obat-obatan dapat diberikan sesuai dengan penyebab perdarahan. Misalnya, obat-obatan pengontrol tekanan darah dapat diberikan jika perdarahan disebabkan oleh hipertensi.

3. Prosedur Bedah

Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk menghentikan perdarahan dan memperbaiki kerusakan pada organ dalam. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada lokasi dan penyebab perdarahan.

4. Perawatan Lanjutan

Setelah penanganan awal, pasien mungkin memerlukan perawatan lanjutan untuk pemulihan. Ini bisa meliputi transfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang, terapi rehabilitasi untuk memulihkan fungsi tubuh yang terkena, dan pemantauan rutin untuk memastikan perdarahan tidak terjadi lagi.

Â