Sukses

Kisah River Phoenix, Aktor Hollywood Berbakat yang Meninggal karena OD

Perannya dalam film ini membawa River Phoenix ke puncak popularitas dan membuka pintu untuk berbagai kesempatan di dunia perfilman.

Liputan6.com, Jakarta River Jude Phoenix yang lahir pada 23 Agustus 1970 adalah seorang aktor film dan musisi asal Amerika yang dikenal karena bakat luar biasanya di usia muda. Menjadi anak kedua tertua dari lima bersaudara, River memiliki adalah kakak dari Joaquin Phoenix yang terkenal sebagai pemeran Arthur Fleck dalam film "Joker" (2019).

Karier River Phoenix di dunia hiburan mulai meroket ketika ia memerankan salah satu karakter utama dalam film adaptasi karya Stephen King, "Stand By Me". Perannya dalam film ini membawa River Phoenix ke puncak popularitas dan membuka pintu untuk berbagai kesempatan di dunia perfilman. Selama kariernya yang singkat namun cemerlang, River bekerja sama dengan sejumlah aktor dan aktris ternama seperti Keanu Reeves dan Sandra Bullock, yang semakin memperkokoh reputasinya di industri hiburan Hollywood.

Namun, di balik kesuksesannya yang gemilang, River Phoenix menghadapi perjuangan yang berakhir tragis. Pada 31 Oktober 1993, dunia dikejutkan dengan kabar kematiannya yang mendadak akibat intoksikasi obat-obatan keras. Pada saat itu, River baru berusia 23 tahun. Kehilangannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan para penggemar. Berikut kisah River Phoenix yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (22/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kehidupan River Phoenix

Popularitas River Phoenix meningkat pesat setelah penampilan emosionalnya dalam film "Stand By Me", di mana ia memainkan seorang anak yang penuh luka batin. Dalam salah satu adegan emosional yang cukup terkenal, River menangis dan mengatakan, "Aku berharap bisa pergi ke suatu tempat di mana tidak ada yang mengenalku." 

Setelah kematiannya, dialog ini disebut mencerminkan apa yang sebenarnya sang aktor rasakan di dunia nyata. Ibu River, Arlyn (dikenal sebagai Heart), mengatakan bahwa putranya sering merasa tidak nyaman menjadi simbol kebaikan dan berharap bisa menjadi anonim. River bukan hanya seorang bintang film, tetapi juga seorang misionaris yang berusaha menginspirasi banyak orang, meski terkadang ia merasa kesepian dalam perannya tersebut.

Rob Reiner, sutradara "Stand By Me," mengingat bagaimana River menunjukkan bakat luar biasa dalam audisi, mampu memainkan alat musik dan menunjukkan kecemerlangan dalam akting. Namun, seperti yang dikatakan Reiner, ia harus membantu River mengekspresikan rasa sakitnya yang mendalam untuk adegan yang membutuhkan emosi tersebut.

River Phoenix juga dikenal memiliki masa kecil yang tidak biasa. Orang tuanya, John dan Arlyn, sering berpindah-pindah tempat dan menjadi bagian dari sekte Children of God. River dan keluarganya pindah dari Venezuela, Meksiko, hingga Puerto Rico untuk menyebarkan ajaran sekte tersebut. River, yang mulai bekerja sejak usia delapan tahun, kemudian menceritakan bahwa ia mengalami pelecehan seksual ketika masih kecil. Meskipun demikian, River hampir tidak pernah membicarakan masa lalunya dalam sekte tersebut.

Kehidupan keluarga Phoenix yang penuh cinta dan dukungan sering kali membantu mereka menghadapi tantangan, meski ayah River, John, memiliki masalah dengan alkohol. River Phoenix merasa bertanggung jawab untuk mendukung keluarganya sejak usia muda, Ia bahkan berkata kepada pacarnya, Samantha Mathis, bahwa ia hanya perlu membuat satu film lagi untuk memastikan adik bungsunya bisa kuliah.

Namun, meski memiliki keluarga yang mendukung dan teman-teman yang peduli, Phoenix akhirnya terjebak dalam dunia narkoba. Pada malam 30 Oktober 1993, River menghabiskan waktu di Viper Room di Los Angeles dan meninggal karena overdosis heroin dan kokain pada usia 23 tahun. Kematian River menggemparkan dunia dan meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya serta para penggemar.

3 dari 4 halaman

Kronologi Kematian

Pada malam itu, River berada di The Viper Room, sebuah klub malam di Los Angeles yang sebagian dimiliki oleh Johnny Depp. Ia berada di sana untuk tampil dengan bandnya, Aleka’s Attic, bersama Red Hot Chili Peppers dan band Depp. River Phoenix didampingi oleh saudara-saudaranya, Joaquin dan Rain Phoenix, serta pacarnya, Samantha Mathis.

Sekitar pukul 1 pagi, River mulai gemetar di kamar mandi pria. Para pengunjung klub berusaha menyadarkannya dengan menyiramkan air dingin ke wajahnya. Samantha kemudian membantunya keluar dari klub. River mengalami beberapa kali kejang ketika sampai di trotoar luar klub. 

Rain mencoba menenangkannya dan memberikan napas buatan, sementara Joaquin menghubungi 911. River kemudian dibawa ke Cedars-Sinai Medical Center dengan ambulans, ditemani oleh bassist Red Hot Chili Peppers, Flea. Sayangnya, upaya penyelamatan gagal dan ia dinyatakan meninggal di rumah sakit.

Menurut laporan resmi dari Kantor Koroner Los Angeles, River meninggal akibat overdosis narkoba. Laporan toksikologi menunjukkan bahwa dalam tubuhnya terdapat kadar kokain dan morfin yang mematikan. Scott Carrier, juru bicara kantor koroner, menjelaskan bahwa morfin tersebut kemungkinan berasal dari heroin, karena heroin yang telah dimetabolisme akan muncul sebagai morfin dalam tes narkoba. Selain itu, ditemukan juga kandungan Valium, ganja, dan efedrin dalam kadar lebih rendah.

Musisi Bob Forrest, teman dekat River, menceritakan bahwa pada malam itu, River tampak pucat dan mengatakan, "Bob, aku tidak merasa baik. Aku pikir aku overdosis." Meskipun Forrest berusaha menenangkan River dan menyarankan untuk pulang, River menolak dan mengatakan bahwa ia merasa lebih baik. Tak lama setelah percakapan mereka, River jatuh dan mengalami kejang di trotoar.

Kisah tragis ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan penggemarnya di seluruh dunia. River Phoenix diingat sebagai seorang aktor berbakat dengan masa depan yang cerah yang sayangnya terhenti terlalu cepat.

4 dari 4 halaman

Rasa Kehilangan Keluarga dan Penggemar

Keluarga dan teman-teman River awalnya sulit menerima bahwa narkoba adalah penyebab kematiannya. Aktris Christine Lahti, yang bekerja dengan River dalam film "Running on Empty," mengatakan bahwa River sangat menjaga gaya hidup bersih dan sehat. River sendiri adalah seorang vegan yang tidak mengonsumsi daging, produk susu, atau telur, serta tidak memakai produk kulit.

Setelah kematiannya, para penggemar mengubah trotoar di luar The Viper Room menjadi tempat peringatan sementara untuk River. Mereka menyalakan lilin dan menaruh bunga di tempat di mana River jatuh. The Viper Room sendiri sempat ditutup sementara tetapi dibuka kembali lebih dari seminggu kemudian. Kehidupan malam di Los Angeles dilaporkan kembali normal tidak lama setelah itu.

Pada saat kematiannya, River sedang menyelesaikan film "Dark Blood." Film ini tetap tidak lengkap selama hampir 20 tahun. Namun, pada tahun 2012, sutradara George Sluizer berhasil menyelesaikan "Dark Blood" dan menayangkannya di berbagai festival film.

Peninggalan River Phoenix

River Phoenix dikenal tidak hanya sebagai aktor berbakat, tetapi juga sebagai aktivis yang sangat peduli terhadap hak-hak hewan dan lingkungan. Selama hidupnya, dia aktif dalam berbagai kampanye untuk PETA dan menjalani gaya hidup vegan untuk mendukung sebab-sebab yang dia percayai. Pada tahun 1992, PETA menghargai upaya Phoenix dengan memberikan penghargaan Humanitarian of the Year.

Setelah kematiannya, keluarga Phoenix terus menjaga warisannya dengan membuat River Phoenix Humanitarian Award bersama PETA pada tahun 2015. Penghargaan ini diberikan kepada orang-orang yang mengikuti jejak kemanusiaan Phoenix. Joaquin, saudara laki-lakinya, mengatakan bahwa River memahami betapa pentingnya hubungan antara manusia, hewan, dan lingkungan.

Warisan Phoenix juga berlanjut melalui keluarganya dan para aktor yang terinspirasi olehnya. Pada tahun 2020, Joaquin Phoenix dan pasangannya Rooney Mara menamai anak mereka River untuk menghormati saudara Joaquin. Banyak aktor terkenal, seperti Leonardo DiCaprio, James Franco, dan Jared Leto, menyebut Phoenix sebagai inspirasi mereka dalam berkarier.

Dengan dedikasinya pada aktivisme dan kontribusinya di dunia perfilman, River Phoenix meninggalkan jejak yang mendalam dan terus dikenang hingga kini.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.