Sukses

Maskot Pilkada 2024 Jateng, Kenalan dengan "Semarbot" si Cyber Robotic

Maskot Pilkada 2024 Jateng "Semarbot" diadopsi dari tokoh Semar yang dikenal bijaksana dan mengayomi.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November 2024, penting bagi masyarakat Jawa Tengah untuk mengetahui maskot Pilkada 2024 Jateng. Maskot ini tidak hanya sebagai simbol visual, tetapi juga membawa pesan dan harapan bagi pelaksanaan pesta demokrasi di tingkat daerah.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah telah meluncurkan "Semarbot" sebagai maskot Pilkada 2024 Jateng untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah.

Maskot Pilkada 2024 Jateng "Semarbot" diadopsi dari tokoh Semar yang dikenal bijaksana dan mengayomi. Maskot ini mengusung konsep visual kekinian dengan gaya cyber robotic. Pemilihan karakter Semar sebagai inspirasi maskot Pilkada 2024 Jateng diharapkan dapat mencerminkan harapan akan terpilihnya pemimpin yang bijaksana dan mampu mengayomi masyarakat Jawa Tengah.

Ketentuan maskot Pilkada 2024 Jateng ini sejalan dengan upaya KPU untuk meningkatkan partisipasi dan kesadaran politik masyarakat. Slogan yang diusung, "Luwih Becik Luwing Nyenengke" (lebih baik lebih menyenangkan), menekankan pentingnya semangat gotong royong yang riang gembira dalam memilih pemimpin terbaik Jawa Tengah.

Berikut Liputan6.com ulas maskot Pilkada 2024 Jateng tersebut, Senin (22/7/2024).

2 dari 3 halaman

Maskot Pilkada 2024 Jateng

Maskot Pilkada 2024 Jateng telah resmi diluncurkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah. Melansir dari Antara, maskot yang diberi nama "Semarbot" ini diperkenalkan pada acara peluncuran pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2024 di Semarang.

Ketua KPU Jawa Tengah, Handi Tri Ujiono, menjelaskan bahwa maskot Pilkada 2024 Jateng ini diadopsi dari tokoh Semar yang dikenal dengan kebijaksanaan dan sifatnya yang mengayomi.

"Semarbot" merupakan perpaduan unik antara karakter tradisional Jawa dan konsep futuristik. Maskot Pilkada 2024 Jateng ini mengusung gaya visual cyber robotic, mencerminkan semangat modernitas sambil tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal.

Pemilihan tokoh Semar sebagai inspirasi maskot tidak hanya menegaskan identitas budaya Jawa Tengah, tetapi juga membawa harapan akan terpilihnya pemimpin yang memiliki kualitas serupa dengan tokoh pewayangan tersebut.

Makna Maskot Pilkada 2024 Jateng

Makna di balik maskot Pilkada 2024 Jateng ini sangat dalam. Semar, yang dalam pewayangan Jawa dikenal sebagai tokoh bijaksana dan pelindung, diharapkan dapat menjadi cerminan bagi para pemilih dan calon pemimpin.

KPU Jawa Tengah berharap bahwa melalui maskot ini, proses pemilihan gubernur akan menghasilkan pemimpin yang tidak hanya cakap dalam mengelola pemerintahan, tetapi juga memiliki kepedulian dan kemampuan untuk mengayomi seluruh lapisan masyarakat Jawa Tengah.

Selain maskot, KPU Jawa Tengah juga memperkenalkan slogan untuk Pilkada 2024 Jateng, yaitu "Luwih Becik Luwing Nyenengke" yang berarti "lebih baik lebih menyenangkan". Slogan ini dipilih dengan maksud agar pelaksanaan pilkada dilandasi dengan semangat gotong royong yang riang gembira.

Kombinasi antara maskot Pilkada 2024 Jateng dan slogan ini diharapkan dapat menciptakan suasana yang positif dan menyenangkan selama proses pemilihan, sekaligus mendorong partisipasi aktif masyarakat.

Peluncuran maskot Pilkada 2024 Jateng ini merupakan bagian dari strategi sosialisasi KPU Jawa Tengah untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi. Melalui "Semarbot", KPU berharap dapat menarik perhatian berbagai lapisan masyarakat, terutama generasi muda yang akrab dengan konsep visual modern.

Memadukan unsur tradisional dan modern, maskot ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan generasi dan menjadi simbol persatuan dalam keberagaman masyarakat Jawa Tengah menjelang Pilkada 2024.

3 dari 3 halaman

Ketentuan Maskot dalam Pemilu

Ketentuan maskot dalam Pemilu merupakan aspek penting yang diatur secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Melansir dari Keputusan KPU Nomor 521 Tahun 2022 tentang Penetapan Maskot Pemilihan Umum Tahun 2024, ketentuan maskot dalam Pemilu didasarkan pada kebutuhan untuk membangun identitas visual yang kuat dan strategi sosialisasi yang efektif.

Maskot tidak hanya berfungsi sebagai simbol, tetapi juga sebagai alat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilu.

Pemilihan maskot dalam Pemilu harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk nilai-nilai budaya, keunikan lokal, dan pesan yang ingin disampaikan. Ketentuan maskot dalam Pemilu juga menekankan pentingnya desain yang menarik dan mudah diingat.

Contohnya, untuk Pemilu 2024, KPU RI menetapkan sepasang burung Jalak Bali bernama "Sura dan Sulu" sebagai maskot nasional. Pemilihan ini didasarkan pada keunikan dan status burung Jalak Bali sebagai satwa endemik Indonesia yang dilindungi.

Ketentuan maskot dalam Pemilu juga mengatur tentang penggunaan dan penyebaran maskot tersebut. Maskot harus digunakan secara konsisten dalam berbagai media sosialisasi KPU, mulai dari materi cetak hingga konten digital. Tujuannya adalah untuk membangun kesadaran dan familiaritas masyarakat terhadap Pemilu melalui karakter yang menarik dan mudah dikenali. Penggunaan maskot yang konsisten ini diharapkan dapat membantu memperkuat pesan-pesan penting terkait Pemilu kepada masyarakat.

Dalam Pilkada, seperti yang terjadi di Jawa Tengah dengan maskot "Semarbot", ketentuan maskot dalam Pemilu memberikan fleksibilitas bagi daerah untuk mengadopsi karakter yang sesuai dengan kearifan lokal. Namun, pemilihan dan penggunaan maskot tetap harus sejalan dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh KPU pusat. Maskot harus mampu mencerminkan semangat demokrasi, keberagaman, dan nilai-nilai positif yang ingin dipromosikan dalam proses pemilihan.

Ketentuan maskot dalam Pemilu juga menekankan pentingnya proses kreasi yang transparan dan melibatkan partisipasi publik. KPU RI, misalnya, mengadakan lomba desain maskot yang terbuka untuk umum, yang menghasilkan maskot Pemilu 2024.

Proses ini tidak hanya menghasilkan desain yang kreatif, tetapi juga meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap proses Pemilu. Melalui ketentuan yang jelas dan proses yang inklusif, maskot Pemilu diharapkan dapat menjadi simbol yang efektif dalam mempromosikan partisipasi dan kesadaran politik di kalangan masyarakat.Â