Liputan6.com, Jakarta Pelukan adalah tindakan sederhana yang memiliki kekuatan luar biasa. Menurut psikolog klinis Nirmala Ika, ketika orangtua memeluk anak-anak mereka, hormon kebahagiaan dilepaskan baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Hormon ini mampu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Lebih dari itu, suasana hati akan membaik dan semua organ dalam tubuh akan berfungsi lebih optimal. Ika menjelaskan bahwa pelukan selama 10 detik sudah cukup untuk memberikan rasa bahagia kepada anak-anak. Namun, pelukan tersebut harus tulus dan dilakukan tanpa gangguan pikiran tentang hal lain.
Dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (22/7/2024) pelukan yang tulus dari orangtua dapat memberikan rasa bahagia yang mendalam kepada anak-anak. Anak-anak yang dipeluk akan merasa dicintai, disayangi, dihargai, diterima, dan menjadi lebih tenang. Meskipun anak-anak yang lebih besar mungkin jarang meminta pelukan, Ika menegaskan bahwa mereka tetap membutuhkan pelukan hangat dari orangtua.
Advertisement
Sayangnya, anggapan dari lingkungan sekitar yang melihat pelukan sebagai tanda kemanjaan membuat sebagian anak yang sudah memasuki masa pubertas enggan dipeluk, terutama di tempat umum. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk membiasakan pelukan sehingga anak-anak memahami bahwa pelukan adalah hal yang wajar dan merupakan bentuk kasih sayang dari orangtua.
Anak yang Lebih Dewasa Juga Masih Memerlukan Pelukan dari Orangtua
Walaupun anak-anak tumbuh menjadi individu yang mandiri, kebutuhan mereka akan kasih sayang dan kehangatan dari orangtua tidak pernah benar-benar hilang. Pelukan dari orangtua memiliki kekuatan magis yang mampu memberikan rasa aman, kenyamanan, dan dukungan emosional, tidak peduli berapa usia anak tersebut.
"Secara psikologis yang penting hati kita tulus atau tidak, bisa tidak dalam beberapa puluh detik kita benar-benar di situ, memeluk dia, itu yang lebih penting daripada kita mengikuti aturan tapi kita memeluk doang padahal otak kemana-mana, anak-anak lebih butuh kehadiran fisik," jelas Ika yang dikutip dari Antara.
Ika juga menyebutkan bahwa anak yang lebih dewasa sebenarnya tetap membutuhkan pelukan hangat dari orangtua. Namun, komentar dari lingkungan sekitar yang menganggap pelukan sebagai tanda kemanjaan membuat beberapa anak remaja menjadi enggan untuk dipeluk, terutama di tempat umum.
Menjadikan pelukan sebagai kebiasaan adalah salah satu cara agar anak memahami bahwa pelukan dari orangtua adalah hal yang wajar. Memeluk adalah cara untuk menunjukkan rasa sayang kepada anak. Jadi, jangan ragu untuk memeluk anak Anda, karena pelukan tersebut adalah bahasa kasih sayang yang universal dan abadi.
Advertisement
Anak Akan Tumbuh Menjadi Dewasa dengan Jiwa yang Tenang
Ika menjelaskan bahwa memeluk anak secara rutin memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan. Anak yang sering merasakan pelukan atau sentuhan fisik dari orangtua akan tumbuh menjadi dewasa dengan hati yang tenang.
Anak-anak ini akan mampu menularkan kebahagiaan kepada orang lain karena mereka tidak terpapar kekerasan. Mereka yang tumbuh dalam lingkungan penuh kasih sayang dan dukungan cenderung berkembang menjadi individu dewasa dengan jiwa yang damai. Ketika kebutuhan emosional mereka terpenuhi sejak dini, mereka belajar untuk menghargai diri sendiri dan orang lain, serta mampu menghadapi stres dengan lebih baik.
Sangat penting bagi orang tua dan pengasuh untuk menciptakan suasana yang aman dan nyaman, di mana anak-anak merasa dihargai dan didengar. Dengan cara ini, anak-anak akan merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi berbagai tantangan hidup dengan sikap positif.
Selain itu, memberikan contoh perilaku yang baik dan mengajarkan nilai-nilai moral sejak dini juga memainkan peran penting dalam pembentukan karakter anak. Melalui interaksi yang penuh perhatian dan komunikasi yang efektif, anak-anak akan belajar mengelola emosi mereka dengan bijak dan tumbuh menjadi individu dewasa yang tenang dan stabil.
Mengajarkan Anak Tentang Batasan Pelukan: Siapa yang Boleh dan Tidak
Mengajarkan anak tentang batasan fisik, termasuk pelukan, adalah bagian penting dalam mendidik mereka tentang rasa aman dan menghormati diri sendiri serta orang lain. Anak-anak perlu memahami bahwa mereka memiliki hak untuk menentukan siapa yang boleh memeluk mereka dan siapa yang tidak, tanpa merasa bersalah atau takut.
Saat berbicara tentang pelukan dan sentuhan fisik, ajarkan anak mengenai siapa saja yang boleh memeluk mereka. Jelaskan juga jenis pelukan yang diperbolehkan dan yang tidak.
“Kita juga harus mengajarinya siapa yang boleh peluk siapa yang nggak boleh, pelukan seperti apa yang boleh dan nggak," saran Ika.
"Ketika dia masih mau pelukan sama kita sebagai orangtua dia akan mau-mau saja dipeluk orangtuanya karena nggak dijudge,” katanya.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement