Sukses

Bolehkah Memajang Foto Ulama Dirumah? Simak Pendapat Para Tokoh Agama

Benarkan memajang foto ulama di rumah itu haram?

Liputan6.com, Jakarta Memajang foto ulama atau wali Allah di rumah merupakan kebiasaan yang umum dilakukan oleh sebagian umat Muslim. Bahkan, mereka dengan cermat menata foto-foto tersebut agar terlihat indah secara estetik.

Menurut beberapa ulama terkenal seperti KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya), Habib Novel Alaydrus, dan Habib Hasan bin Ismail Al Muhdor, memajang foto ulama atau wali di rumah diperbolehkan. 

Namun, Buya Yahya menambahkan bahwa ada pendapat yang tidak memperbolehkan. Pendapat-pendapat ini memiliki dasar dan alasan masing-masing mengenai boleh atau tidaknya memajang foto di rumah.

Kembali kepada masalah memajang foto ulama atau wali di rumah, Habib Muhammad bin Alwi Al Haddad mengatakan bahwa menyimpan foto orang-orang saleh akan membawa banyak manfaat. Bahkan, melihat foto mereka dapat mengingatkan kita akan dosa-dosa kita dan meningkatkan semangat dalam beribadah.

Melihat foto mereka yang hanya berupa kertas dapat menjadi motivasi bagi kita. Dalam kesimpulannya, memajang foto ulama atau wali Allah di rumah bukanlah suatu larangan, namun tetap ada perbedaan pendapat mengenai hal ini.

Lantas bagaimana hukumnya? Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa pendapat mengenai memajang foto ulama di rumah, Selasa (23/7/2024),

2 dari 3 halaman

Apa Manfaatnya?

Lebih jauh lagi, Habib Muhammad Al Haddad menyatakan bahwa ketika melihat foto ulama atau wali di rumah, itu akan mengingatkan diri sendiri akan perilaku mereka yang patut diteladani.

"Kita melihat fotonya Fulan, ya Allah kita teringat akan ketawadhuan yang luar biasa. Seakan-akan melihat foto mereka menjadi nasihat yang berarti bagi kita. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad, di mana ketika kita melihat mereka, kita teringat kepada Allah," ujar Habib Muhammad Al Haddad.

Menurutnya, hanya dengan melihat wajah para wali saja sudah menjadi pengingat, apalagi jika kita mendengar ceramah mereka.

"Di zaman sekarang, seringkali orang bisa memberikan ceramah namun tidak membuat kita teringat kepada Allah. Namun, melihat wajah para wali, meskipun mereka diam tanpa berbicara, dapat membuat kita teringat kepada Allah, teringat akan dosa-dosa kita, dan terpanggil untuk bertaubat," tambahnya.

Ia juga menjelaskan jika memajang foto para wali di rumah juga memiliki keistimewaaan tersendiri.

"Bahkan melihat fotonya pun memiliki efek yang sama. Oleh karena itu, memiliki foto para wali ini memiliki keistimewaan jika dipajang di rumah kita. Hal ini tidak boleh dianggap remeh," lanjut Habib Muhammad Al Haddad.

3 dari 3 halaman

Benarkah Foto Auliya di Rumah Bisa Mengusir Jin dan Setan?

Menurut Habib Muhammad Al Haddad, dalam banyak cerita, rumah-rumah yang memiliki foto-foto para wali Allah akan dilindungi oleh Allah SWT dari makhluk-makhluk jahat seperti setan dan jin. Hal ini benar dan memiliki dasar dalam Islam.

Habib Abu Bakar Al Masyhur juga menjelaskan bahwa foto-foto auliya dapat membawa berkah bagi rumah yang memajangnya. Habib Abu Bakar Al Masyhur adalah seseorang yang memiliki pengetahuan spiritual yang diberikan langsung oleh Allah SWT, yang kadang-kadang tidak terpikirkan oleh kita.

Beliau menyatakan bahwa hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari atau imam lainnya menjelaskan bahwa setan takut melihat bayangan seseorang.

Jadi, setan tidak perlu melihat langsung seseorang, melihat bayangannya saja sudah membuat setan lari terbirit-birit. Sabda Rasulullah SAW ini dijadikan sebagai dalil keistimewaan memajang foto-foto auliya di rumah. 

Bayangan merupakan pantulan dari orangnya. Jika seseorang memiliki cahaya spiritual, maka bayangannya juga memiliki efek khusus yang mungkin tidak dapat dipahami oleh indera kita, tetapi memiliki aura positif yang membuat setan takut.

Penjelasan ini diterangkan berdasarkan wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, bukan sekadar asal-asalan. Oleh karena itu, foto-foto para wali Allah dapat membawa berkah dan mengingatkan kita kepada Allah SWT. Wallahu a'lam.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence