Liputan6.com, Jakarta Orang dengan kadar gula darah tinggi atau diabetes sering dianggap tidak boleh makan nasi. Namun, sebenarnya mereka tetap boleh mengonsumsi nasi.
Ahli gizi dari Instalasi Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM), Inti Makaryani, menjelaskan bahwa nasi mengandung karbohidrat yang diperlukan oleh tubuh, glukosa yang baik untuk otak dan energi. Dilansir dari Health.Liputan6.com, Selasa (23/7/2024) penderita diabetes tidak perlu menghindari makan nasi selama takarannya masih dalam batas wajar dan sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Baca Juga
Sebagai contoh, jika seseorang membutuhkan 1.700 kalori, pada waktu sarapan penderita diabetes dapat mengonsumsi nasi putih sebanyak 100 gram atau setara dengan 3/4 gelas. Namun, jika tidak ingin makan nasi, ada opsi lain seperti roti putih sebanyak 70 gram atau tiga iris. Inti juga menjelaskan bahwa penukar adalah saat kita mengganti makanan dengan kelompok yang sama. Misalnya, jika ingin makan nasi putih tetapi hanya ada roti, maka roti putih dapat menjadi pilihan yang sesuai.
Advertisement
Inti menekankan bahwa anjuran dokter yang menangani diabetes harus menjadi acuan dalam mengatur konsumsi seafood. Dengan demikian, penderita diabetes tetap boleh makan nasi dan seafood, asalkan dalam takaran yang sesuai dan dengan memperhatikan anjuran dokter.
Seain Nasi, Cara Mengolah Seafood Perlu Diperhatikan
Proses pengolahan seafood juga perlu diperhatikan dengan seksama. Salah satunya adalah menghindari penggorengan. Sebagai gantinya, kamu hanya perlu mengolah satu hidangan dengan menggunakan minyak. Jenis minyak serta takaran yang digunakan pun perlu diperhatikan.
"Misalnya, menggunakan minyak zaitun, minyak kelapa, atau santan. Namun, kita perlu menghitung jumlah minyak yang boleh digunakan terlebih dahulu," kata Inti dengan penuh pengetahuan.
Advertisement
Mengenal Diabetes
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah di atas batas normal dalam tubuh. Hal ini terjadi karena tubuh penderita diabetes tidak lagi mampu mengambil glukosa ke dalam sel dan menggunakannya sebagai sumber energi.
Akibatnya, terjadi penumpukan gula ekstra dalam aliran darah. Menurut Profesor Dr dr Pradana Soewondo SpPD-KEMD, sekitar 70 persen orang dengan kadar gula darah tinggi tidak menyadari bahwa mereka sudah masuk dalam kategori diabetes. Hanya 30 persen orang dengan kadar gula darah tinggi merasakan gejala.
"Ada 70 persen orang yang tidak menyadari bahwa mereka terkena diabetes karena tidak ada gejala, dan mereka dapat beraktivitas seperti biasa," kata Soewondo dalam Kemencast Kementerian Kesehatan.
Berikut adalah enam gejala diabetes yang klasik seperti yang diungkapkan oleh Soewondo:
1. Sering Buang Air Kecil: Kadar gula darah yang tinggi akan dikeluarkan melalui saluran kemih, sehingga frekuensi buang air kecil menjadi lebih sering dan volume yang dikeluarkan lebih banyak.
2. Mulut Kering: Penderita diabetes sering merasakan kekeringan pada mulut karena peningkatan kadar gula darah.
3. Merasa Haus Terus: Peningkatan kadar gula darah juga dapat membuat penderita merasa haus secara terus-menerus.
4. Merasa Lemah atau Tidak Bertenaga: Karena gula dalam darah tinggi namun tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi, tubuh menjadi lemah dan kehilangan tenaga.
5. Rasa Lapar yang Membuat Keinginan untuk Makan Terus: Penderita diabetes sering merasakan rasa lapar yang berlebihan dan menginginkan makanan secara terus-menerus.
6. Berat Badan Turun: Penurunan berat badan yang tidak diinginkan juga bisa menjadi gejala diabetes. Dalam penulisan ini, kami mencoba menggunakan bahasa yang menarik dalam Bahasa Indonesia.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence