Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, beban pembiayaan untuk penyakit tidak menular mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu Rp24,1 triliun pada tahun 2022. Angka ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun 2021 yang berada di angka Rp17,9 triliun.
Selain itu, data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa total pengeluaran kesehatan mandiri (Out of Pocket Health Expenditure) di Indonesia mencapai 34,76%. Angka ini jauh melampaui rekomendasi WHO yang hanya sebesar 20%. Melihat data tersebut, jelas bahwa risiko penyakit tidak menular sangat tinggi dan dapat menyerang siapa saja.
Oleh karena itu, skrining kesehatan menjadi sangat penting untuk mencegah penyakit tidak menular. Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (24/7/2024) skrining kesehatan adalah proses pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi penyakit atau kondisi medis pada seseorang sebelum gejalanya muncul. Dengan melakukan skrining, masalah kesehatan dapat ditemukan sedini mungkin, sehingga penanganannya bisa lebih efektif dan peluang kesembuhan pun meningkat.
Advertisement
Pentingnya Skrining Kesehatan
Dalam program skrining kesehatan yang dilakukan, terungkap bahwa banyak warga yang memiliki kadar kolesterol tinggi. Menariknya, hal ini tidak hanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut. Dokter dari RS Abdi Waluyo, dr. Armand Achmadsyah, mengungkapkan bahwa kolesterol tinggi juga ditemukan pada individu yang masih muda.
"Statistik menunjukkan bahwa tidak hanya pasien usia lanjut yang mengalami kolesterol tinggi. Bahkan, ada yang berusia 24 tahun sudah memiliki kadar kolesterol yang tinggi," ujar dr. Armand.
Pada tahap awal, dr. Armand merekomendasikan perubahan gaya hidup sebagai langkah pertama untuk menurunkan kolesterol. Jika perubahan gaya hidup dan pola makan tidak cukup efektif, barulah terapi pengobatan akan diberikan.
"Skrining kesehatan sangat penting karena melalui skrining, kita dapat mengidentifikasi kelompok yang berisiko dan yang sehat. Skrining harus dilakukan secara rutin," tambah dr. Armand.
Advertisement
Cek Segitiga Kesehatan
Melihat situasi tersebut, sejalan dengan program transformasi kesehatan yang dicanangkan pemerintah, PT Dexa Medica melalui inisiatif sosial perusahaan, dharma dexa, mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan skrining penyakit kronis melalui kampanye bertajuk 'Cek Segitiga'.
"Kampanye ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melakukan skrining kesehatan. Kami menyelenggarakan acara tes segitiga; hipertensi, kolesterol, dan diabetes di enam kota dengan target lebih dari 2.000 pasien yang mendapatkan cek kesehatan gratis. Rangkaian acara ini digelar dalam rangka menyambut HUT ke-55 Dexa Medica," ujar Presiden Direktur PT Dexa Medica, Bapak V Hery Sutanto, saat acara yang diadakan pada 21 Juli 2024 di Plaza Tenggara, Gelora Bung Karno, Jakarta.
Bapak Hery menyatakan bahwa acara ini juga merupakan bentuk dukungan Dexa Medica terhadap program pemerintah yang mengutamakan upaya promotif dan preventif kesehatan. Kegiatan ini juga sebagai upaya edukasi kepada masyarakat untuk hidup sehat, sesuai dengan program promotif-preventif kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI.
"Nantinya, Dexa juga akan menggandeng lebih dari 1.000 apotek dan klinik untuk program edukasi dan skrining kesehatan ini," tambah Bapak Hery. Dalam acara kali ini, masyarakat memiliki kesempatan untuk memeriksa kesehatan secara gratis, mendapatkan konsultasi dokter dari RS Abdi Waluyo, edukasi dari apoteker, serta berpartisipasi dalam permainan olahraga interaktif.
Program 'Cek Segitiga' dirancang untuk memberikan layanan skrining penyakit kronis dan konsultasi gratis kepada masyarakat. Program ini mencakup tiga pemeriksaan utama, yaitu tekanan darah, gula darah sesaat, dan kolesterol dalam tiga tahapan: skrining dengan melakukan pemeriksaan kesehatan awal, konsultasi untuk mendapatkan nasihat medis dari dokter, serta edukasi dengan mempelajari cara menjaga kesehatan secara berkelanjutan.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence