Sukses

Sering Mengeluh Sakit Padahal Aslinya Sehat? Kenali Gangguan Psikosomatik

Pengaruh dari kondisi psikis, emosi, atau pikiran dapat memperburuk penyakit fisik yang sudah ada, yang juga dikenal sebagai gangguan psikosomatik.

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda merasa sakit secara fisik, tetapi setelah diperiksakan ke dokter atau rumah sakit, ternyata tidak ditemukan gejala penyakit apapun? Jika Anda sering mengalami hal ini, waspadalah terhadap gangguan psikosomatik. Psikosomatik adalah istilah yang menggambarkan keluhan fisik yang muncul atau dipengaruhi oleh pikiran atau emosi, bukan oleh penyebab fisik yang jelas seperti luka atau infeksi.

Gangguan psikosomatik dapat terjadi pada semua kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Biasanya, keluhan psikosomatik pada seseorang diawali oleh masalah kesehatan mental seperti ketakutan, stres, depresi, atau kecemasan.

Beberapa gejala yang mungkin muncul pada orang yang mengalami gangguan psikosomatik meliputi gangguan pencernaan (seperti sakit maag), gangguan kulit (seperti psoriasis atau eksim), tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Gangguan psikosomatik juga dapat memperburuk penyakit fisik yang sudah ada akibat pengaruh kondisi psikis, emosi, atau pikiran.

Pengobatan gangguan psikosomatik biasanya melibatkan pendekatan holistik, yang memperhatikan baik faktor fisik maupun mental pasien. Terapi perilaku kognitif dan terapi relaksasi sering digunakan untuk meredakan gejala psikosomatik. Selain itu, sangat penting untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa gejala gangguan psikosomatik yang perlu diketahui, Senin (19/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dampak buruk gangguan psikomatik

Gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan secara medis sering dianggap sebagai tanda psikosomatik dan bisa membawa beberapa risiko. Berikut adalah beberapa bahaya yang mungkin terkait dengan kondisi ini:

1. Penurunan kualitas hidup

Gejala fisik yang tidak memiliki penjelasan medis dapat sangat mengganggu kualitas hidup seseorang. Rasa sakit atau ketidaknyamanan yang terus-menerus bisa membatasi aktivitas sehari-hari dan mengganggu kesejahteraan secara keseluruhan.

2. Ketidakpastian dan kekhawatiran

Mengalami gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan secara medis dapat menimbulkan ketidakpastian dan kekhawatiran yang berlarut-larut. Ketidakjelasan mengenai penyebab gejala ini bisa meningkatkan kecemasan dan stres.

3. Pengobatan yang tidak efektif

Jika gejala fisik dianggap sebagai tanda psikosomatik, pengobatan yang hanya berfokus pada aspek fisik mungkin tidak memberikan hasil yang memuaskan. Penting untuk mengatasi faktor psikologis yang mendasari gejala agar pengobatan menjadi lebih efektif.

4. Kondisi medis yang mendasari terabaikan

Gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan secara medis kadang-kadang dapat menutupi atau mengaburkan kondisi medis yang mendasarinya. Jika gejala terus berlanjut tanpa penjelasan yang memadai, penting untuk mencari evaluasi medis yang menyeluruh guna memastikan tidak ada kondisi medis yang terlewatkan.

5. Dampak psikologis yang lebih lanjut

Gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan secara medis dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional seseorang. Rasa frustrasi, keputusasaan, atau depresi dapat berkembang akibat ketidakmampuan untuk menemukan penjelasan atau bantuan yang memadai.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, jika kamu mengalami gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan secara medis. Mereka dapat membantu dalam mengevaluasi dan mengelola faktor psikologis yang mungkin berperan dalam gejala fisik yang kamu alami.

3 dari 3 halaman

Terapi psikologis yang biasanya dipilih untuk mengatasi psikosomatik

Terapi psikologis telah terbukti efektif dalam menangani gangguan psikosomatik. Beberapa metode terapi yang menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan kesehatan mental antara lain terapi perilaku kognitif, terapi psikodinamik, dan terapi keluarga.

Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mengevaluasi dan mengubah pola pikir, emosi, serta perilaku yang menjadi sumber masalah dalam kehidupan pasien. Terapi ini melibatkan latihan-latihan yang membantu pasien merespons masalah dengan cara yang lebih positif.

Di sisi lain, terapi psikodinamik membantu pasien memahami asal-usul kesulitan yang sulit diatasi sendiri, mengenali sumber masalah, dan mencari solusi untuk mengatasinya. Terapi ini dilakukan dengan mendorong pasien untuk berbicara secara terbuka tentang berbagai hal yang terlintas dalam pikirannya, termasuk masalah saat ini, ketakutan, keinginan, impian, dan fantasi.

Sementara itu, terapi keluarga fokus pada hubungan antar anggota keluarga dan bertujuan untuk meningkatkan dukungan serta fungsi keluarga. Terapi ini sangat bermanfaat bagi mereka yang mengalami masalah psikologis yang berkaitan dengan dinamika keluarga.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua kondisi dapat diatasi hanya dengan terapi psikologis. Dalam beberapa kasus, kombinasi antara terapi psikologis dan pengobatan obat-obatan mungkin diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Jadi, jangan ragu untuk mengunjungi psikolog atau psikiater jika kamu membutuhkan bantuan profesional dalam menangani masalah kesehatan mental.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.