Sukses

Love Bombing Adalah Sikap Manipulatif, Kenali Ciri-Ciri dan Contohnya

Love bombing adalah perilaku manipulatif di mana seseorang memberikan perhatian dan kasih sayang yang berlebihan kepada pasangannya.

Liputan6.com, Jakarta Love bombing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku manipulatif di mana seseorang memberikan perhatian dan kasih sayang yang berlebihan kepada pasangannya. Biasanya, pelaku love bombing akan membanjiri korban dengan pujian, hadiah, dan perhatian intens dalam waktu singkat. Tujuannya adalah untuk membuat korban merasa tergantung dan sulit melepaskan diri dari hubungan tersebut.

Pada awalnya, love bombing mungkin terasa seperti cinta yang tulus dan penuh gairah. Namun, seiring berjalannya waktu, pola ini dapat berubah menjadi manipulasi emosional dan kontrol. Pelaku love bombing sering kali akan mengurangi perhatian dan kasih sayangnya secara tiba-tiba setelah korban merasa terikat, menyebabkan kebingungan dan ketergantungan emosional.

Love bombing bisa memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental korban. Korban mungkin merasa bingung, cemas, dan kehilangan kepercayaan diri karena perubahan sikap yang tiba-tiba dari pelaku. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda love bombing dan menjaga hubungan yang sehat serta seimbang.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian love bombing beserta ciri-ciri dan contohnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (25/7/2024).

2 dari 5 halaman

Love Bombing Adalah

Love bombing adalah tindakan yang pasangan berikan berupa rasa kagum, perhatian, dan kasih sayang yang berlebihan dengan tujuan memanipulasi hubungan yang kalian jalani. Tujuannya, membuat seseorang ketergantungan dan jadi seorang penurut.

Melansir dari laman Cleveland Clinic, love bombing adalah bentuk pelecehan psikologis dan emosional yang melibatkan seseorang yang melampaui Anda dalam upaya memanipulasi Anda untuk menjalin hubungan dengannya. Bentuknya berbeda-beda pada setiap orang, namun biasanya melibatkan beberapa bentuk:

  1. Sanjungan dan pujian yang berlebihan.
  2. Komunikasikan perasaan mereka secara berlebihan kepada Anda.
  3. Menghujani Anda dengan hadiah yang tidak dibutuhkan/tidak diinginkan.
  4. Pembicaraan awal dan intens tentang masa depan Anda bersama.

Love bombing bisa terjadi secara disengaja maupun tidak disengaja. Meskipun hal ini paling sering dikenali oleh pasangan romantis, anggota keluarga dan teman Anda. Perlu diketahui bahwa tindakan seperti itu bisa berujung gaslighting dan tindakan abusive lainnya. Psikolog memperingatkan itu mungkin taktik manipulatif oleh seorang sosiopat dalam upaya untuk mengendalikan Anda.

3 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Love Bombing

1. Perhatian Berlebihan

Pelaku love bombing akan memberikan perhatian yang sangat berlebihan dalam waktu singkat, seperti pesan teks yang terus-menerus, panggilan telepon, atau kehadiran fisik yang intens. Mereka sering kali ingin selalu tahu apa yang sedang dilakukan korban dan dengan siapa.

2. Pujian Berlebihan

Pelaku akan membanjiri korban dengan pujian dan sanjungan yang berlebihan, membuat korban merasa sangat istimewa dan dicintai. Ini sering kali dilakukan untuk membuat korban merasa terikat dan tergantung pada pelaku.

3. Hadiah Mewah dan Kejutan

Pelaku love bombing sering memberikan hadiah yang mahal atau kejutan besar sebagai cara untuk memenangkan hati korban. Mereka mungkin memberikan hadiah tanpa alasan atau membuat rencana kejutan yang besar untuk menunjukkan "cinta" mereka.

4. Kecepatan dalam Hubungan

Pelaku cenderung ingin mempercepat proses hubungan, seperti berbicara tentang pernikahan atau komitmen jangka panjang dalam waktu yang sangat singkat. Mereka mungkin mendorong korban untuk pindah bersama atau membuat komitmen besar sebelum korban benar-benar siap.

5. Ketergantungan Emosional

Pelaku akan berusaha membuat korban merasa bahwa mereka adalah satu-satunya sumber kebahagiaan dan keamanan. Ini bisa dilakukan dengan membuat korban merasa bersalah jika mereka tidak merespons perhatian pelaku dengan cara yang diinginkan.

6. Perubahan Sikap yang Mendadak

Setelah korban merasa terikat, pelaku sering kali mengurangi perhatian dan kasih sayang mereka secara tiba-tiba. Ini dapat menyebabkan kebingungan dan kecemasan pada korban, yang merasa bahwa mereka harus berbuat lebih banyak untuk mendapatkan kembali perhatian pelaku.

7. Isolasi Sosial

Pelaku mungkin mencoba untuk mengisolasi korban dari teman dan keluarga mereka. Mereka dapat melakukan ini dengan cara yang halus, seperti mengkritik teman-teman korban atau membuat rencana yang menghalangi korban untuk bertemu dengan orang lain.

8. Menerobos Privasi

Kesal atau marah ketika Anda membicarakan tentang orang lain. Tidak memberikan privasi, misalnya memaksa meminta akses media sosial Anda. Memberikan hadiah secara berlebihan. Tidak suka saat pemberian atau pujiannya ditolak. Menerobos batas privasi, seperti tiba-tiba datang ke rumah atau ke kantor tanpa izin dengan dalih ingin segera bertemu.

4 dari 5 halaman

Bahaya Love Bombing

Love bombing sering terjadi di awal suatu hubungan, ketika Anda baru mulai mengenal satu sama lain dan mungkin menganggap orang ini sangat menarik dan perhatian. Pada tahap ini, orang tersebut akan memuji Anda secara berlebihan, memberi tahu Anda bahwa mereka memuja Anda, dan sering kali tampak terlalu cepat terikat secara emosional. Apa yang mereka lakukan mungkin membuat Anda berpikir bahwa dia adalah sosok yang terlalu sempurna untuk menjadi nyata, dan perasaan ini tidak sepenuhnya salah, bahkan mungkin justru benar.

Love bombing juga bisa terjadi setelah pasangan mengalami pertengkaran hebat atau putus. Meskipun tidak ada salahnya memberi seseorang kesempatan kedua, penting untuk berhati-hati jika seseorang yang telah menyakiti Anda kemudian memohon pengampunan, berjanji itu tidak akan pernah terjadi lagi, atau melakukan tindakan dramatis seperti mengirimi Anda lima lusin mawar untuk menunjukkan betapa menyesalnya mereka. Taktik ini sering kali dirancang untuk mendapatkan kembali kebaikan Anda dan membuat Anda merasa terjebak dalam hubungan tersebut.

Terutama dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga, pelaku akan melakukan pelecehan dan kemudian mengulangi betapa mereka mencintai Anda, menggunakan taktik dramatis untuk mendapatkan kebaikan Anda lagi. Bahaya terbesar adalah jika tindakan kekerasan yang mereka lakukan tidak pernah berubah setelah mereka meminta maaf, membuat Anda terjebak dalam siklus yang merusak.

5 dari 5 halaman

Cara Menghadapi Love Bombing

Menghadapi love bombing memerlukan kesadaran diri, batasan yang jelas, dan dukungan dari orang-orang terpercaya. Berikut beberapa cara untuk menghadapinya:

1. Kenali Tanda-tanda Love Bombing

Mengetahui ciri-ciri love bombing adalah langkah pertama untuk melindungi diri. Pujian berlebihan, hadiah mewah, dan perhatian yang intens dalam waktu singkat harus diwaspadai sebagai tanda potensial love bombing.

2. Tetapkan Batasan

Pastikan Anda memiliki batasan yang jelas dalam hubungan. Jika seseorang tampak terlalu cepat bergerak dalam hubungan atau memberikan perhatian yang berlebihan, jelaskan batasan Anda dengan tegas dan pantang mundur dari batasan tersebut.

3. Ambil Waktu untuk Diri Sendiri

Jangan biarkan diri Anda terburu-buru dalam mengambil keputusan. Beri diri Anda waktu untuk berpikir dan mengevaluasi hubungan secara objektif. Jika seseorang tampak terlalu menekan Anda untuk membuat keputusan cepat, ambillah waktu untuk mengevaluasi apakah ini adalah yang terbaik untuk Anda.

4. Evaluasi Tindakan, Bukan Hanya Kata-kata

Perhatikan apakah tindakan pelaku sesuai dengan kata-kata mereka. Pelaku love bombing mungkin membuat banyak janji besar, tetapi penting untuk melihat apakah tindakan mereka sesuai dengan janji tersebut.

5. Minta Pendapat Orang Lain

Berbicaralah dengan teman atau keluarga tentang hubungan Anda. Terkadang, orang luar dapat melihat tanda-tanda peringatan yang mungkin Anda lewatkan.

6. Cari Bantuan Profesional

Jika Anda merasa bingung atau kewalahan, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau konselor. Mereka dapat membantu Anda memahami dinamika hubungan dan memberikan strategi untuk menghadapi situasi tersebut.