Liputan6.com, Jakarta Herpes zoster, atau yang lebih dikenal dengan sebutan cacar api, adalah infeksi virus yang menyebabkan rasa nyeri, gatal, dan munculnya lepuh berisi cairan pada kulit. Penyakit ini disebabkan oleh virus varicella-zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air.
Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tetap berada dalam tubuh dan dapat aktif kembali di kemudian hari, menyebabkan herpes zoster. Meski tidak selalu berbahaya, herpes zoster dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang signifikan dan memerlukan perhatian medis.
Baca Juga
Penting untuk mengenali tanda-tanda dan gejala herpes zoster agar dapat segera mendapatkan pengobatan yang tepat. Rasa nyeri yang sering kali mendahului munculnya ruam kulit bisa menjadi petunjuk awal adanya infeksi ini.
Advertisement
Selain itu, memahami penyebab dan faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya herpes zoster dapat membantu dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit ini.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini tanda-tanda, penyebab, dan cara mengatasi herpes zoster untuk membantu Anda mengenali dan menangani penyakit ini dengan lebih baik, Kamis (25/7/2024).
Gejala Herpes Zoster
Menurut Samsuridjal, perbedaan antara cacar air dan herpes zoster terletak pada ruam yang muncul. Cacar air menyebabkan ruam menyebar di seluruh tubuh, sedangkan herpes zoster hanya menyebabkan ruam di daerah persarafan tertentu.
Misalnya, ruam herpes zoster sering muncul di dada atau perut, tetapi jika persarafannya dekat dengan mata, mata juga dapat terkena. Biasanya, ruam yang muncul pada herpes zoster hanya terbatas pada satu sisi tubuh, entah itu di sisi kanan atau kiri.
Namun, dalam kasus yang parah dan kekebalan tubuh sangat lemah, herpes zoster dapat muncul di kedua sisi tubuh. Lebih lanjut, Samsuridjal menjelaskan bahwa herpes zoster menyebabkan rasa sakit yang sangat hebat, dan umumnya akan hilang dalam waktu sekitar enam minggu.
Rasa sakit ini bisa terasa seperti disengat listrik, terbakar, atau ditusuk-tusuk dengan paku. Namun, Samsuridjal juga menambahkan bahwa sekitar 25 hingga 30 persen orang yang mengalami herpes zoster mengalami nyeri yang tidak hilang-hilang.
Advertisement
Herpes Zoster Disebabkan oleh Apa?
Samsuridjal menjelaskan bahwa Herpes Zoster disebabkan oleh virus yang sama dengan virus cacar air varicella zoster. Virus ini masuk ke tubuh saat terpapar, dan meskipun bisa ditenangkan oleh kekebalan tubuh, virus ini tetap bersembunyi di ujung-ujung saraf.
Samsu Ridjal menjelaskan, "Virus cacar air varicella yang sudah tenang, tetap ada di tubuh dan bersembunyi di ujung-ujung saraf."
Ada dua kondisi yang dapat membuat virus ini menjadi aktif. Pertama, usia di atas 45 tahun meningkatkan risiko terjadinya Herpes Zoster. Kedua, kekebalan tubuh yang menurun akibat penyakit seperti diabetes, penyakit jantung kronik, penyakit paru kronik, atau penggunaan obat-obatan yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
"Cacar api ini adalah virus cacar air atau varicella yang sudah tenang dalam tubuh, dan karena masalah usia atau penurunan kekebalan tubuh, virus ini menjadi aktif, atau yang sebut sebagai reaktivasi."
Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Herpes Zoster?
Untuk mencegah penyakit Herpes Zoster, Samsuridjal menekankan pentingnya menjalani gaya hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga, tidur cukup, dan yang paling penting adalah mendapatkan vaksin.
Menurutnya, masih ada anggapan bahwa vaksin hanya bermanfaat bagi anak-anak, namun dengan perkembangan penyakit saat ini, vaksin juga penting bagi orang dewasa. Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, mengungkapkan bahwa ada dua kelompok yang berisiko terkena Herpes Zoster yang disarankan untuk mendapatkan vaksin.
Pertama, kelompok usia lanjut yang daya tahan tubuhnya secara alami menurun. Kedua, kelompok usia dewasa lainnya yang bukan usia lanjut, namun memiliki kondisi kesehatan yang melemahkan daya tahan tubuh.
Dua kelompok ini berisiko terinfeksi Herpes Zoster beserta komplikasinya. Dalam upaya menyampaikan informasi ini, penting untuk menggunakan bahasa yang menarik agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat Indonesia.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement