Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan sehari-hari pasti kamu tidak asing dengan istilah toxic. Biasanya 'toxic' digunakan untuk menggambarkan seseorang atau situasi yang kurang baik. Atau secara umum, istilah 'toxic' digunakan untuk mendeskripsikan hal-hal lain yang berbahaya atau merusak.Â
Sementara melansir dari Psych Central, dalam perilaku manusia, 'toxic' menggambarkan seseorang yang menimbulkan penderitaan atau kerugian pada orang lain melalui kata-kata dan tindakan negatif. Di sisi lain, mengenali orang toxic pun juga perlu kepekaan seperti selalu membutukan perhatian lebih, senang berdrama, manipulatif, dan lain-lainnya.
Namun, yang mengejutkan adalah, meskipun perilaku toxic ini dianggap merugikan, orang-orang dengan sifat ini seringkali memiliki banyak teman. Mengapa hal ini bisa terjadi? Nah, berikut adalah beberapa alasan yang mungkin bisa menjelaskan fenomena ini sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (25/7/2024).
Advertisement
1. Keterampilan Sosial yang Tinggi
Orang-orang yang toxic seringkali memiliki keahlian sosial yang luar biasa. Mereka mahir dalam berkomunikasi dan memiliki kemampuan untuk menarik perhatian orang lain. Dengan kepiawaian mereka dalam berbicara dan karisma yang melekat pada diri mereka, mereka mampu membuat orang lain merasa tertarik dan terhibur. Keahlian ini memungkinkan mereka untuk membangun jaringan pertemanan yang sangat luas, meskipun di balik semua itu terdapat perilaku negatif yang seringkali merugikan orang lain.
Advertisement
2. Ahli Manipulasi dan Kontrol
Orang yang toksik sering memiliki keahlian dalam manipulasi. Mereka memiliki kemampuan untuk memanfaatkan emosi orang lain demi keuntungan pribadi mereka. Dengan berpura-pura peduli atau memberikan pujian berlebihan, mereka dapat memperoleh kepercayaan dan simpati dari orang lain.
Mereka juga sering menggunakan taktik seperti memanfaatkan rasa bersalah atau menimbulkan rasa takut agar orang lain tetap berada di dekat mereka. Hal inilah yang pada akhirnya membuat mereka dengan mudah mendapatkan teman.
3. Ketergantungan Emosional
Terdapat beberapa orang yang merasa terjerat dalam hubungan dengan individu beracun karena mereka terjebak dalam ketergantungan emosional. Orang beracun sering kali menciptakan dinamika di mana mereka menjadi pusat perhatian atau sumber dukungan utama bagi teman-teman mereka. Dalam situasi ini, para teman merasa sulit untuk melepaskan diri karena mereka telah terbiasa mendapatkan pengakuan atau dukungan dari individu beracun tersebut.
Advertisement
4. Penampilan yang Menarik
Seringkali, orang-orang toxic memiliki daya tarik yang tak terbantahkan baik dari segi penampilan. Mereka sering menjadi pusat perhatian karena memiliki segala hal yang diidamkan orang lain, seperti kekayaan, status sosial yang tinggi, atau kecantikan fisik yang mencolok. Hal ini membuat mereka dengan mudah memikat perhatian dan mendapatkan banyak teman. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa sikap mereka tidak selalu positif.
5. Rasa Takut atau Kepatuhan
Ada beberapa orang yang mungkin masih bertahan dalam pertemanan dengan individu beracun karena rasa takut atau keterikatan. Orang beracun ini seringkali menunjukkan perilaku yang dominan dan agresif yang membuat orang lain merasa terancam. Ketakutan akan konfrontasi atau dampak negatif membuat mereka tetap terjebak dalam lingkaran pertemanan tersebut, meskipun mereka sadar akan sifat beracun dari orang tersebut.
Advertisement
6. Dinamika Grup
Dalam beberapa komunitas, adanya individu beracun dapat diterima karena keunikan dinamika kelompok. Terkadang, anggota lain dalam komunitas mungkin melihat perilaku beracun sebagai sesuatu yang biasa atau bahkan menarik. Dalam situasi seperti ini, perilaku beracun menjadi ciri khas komunitas dan sulit untuk diubah.
7. Keinginan untuk Mengubah
Ada juga orang-orang yang berteman dengan individu toxic dengan harapan bisa mengubah perilaku mereka. Mereka mungkin merasa bahwa mereka bisa membantu orang tersebut menjadi lebih baik atau mereka melihat potensi positif yang tersembunyi. Meskipun niat ini baik, seringkali upaya ini tidak berhasil dan justru memperpanjang hubungan yang merugikan.
Advertisement
8. Gaya Hidup yang Menarik atau Status Sosial
Beberapa orang toxic mungkin memiliki gaya hidup atau status sosial yang menarik bagi orang lain. Hal ini bisa mencakup keberhasilan dalam karir, popularitas di kalangan tertentu, atau akses ke lingkaran sosial yang dianggap bergengsi
Meskipun perilaku toxic umumnya dianggap negatif, ada berbagai alasan mengapa orang-orang dengan sifat ini tetap memiliki banyak teman. Namun, tetap penting bagimu untuk memahami dinamika ini agar kita bisa lebih mengenali dan menghadapi perilaku toxic dengan bijaksana. Baik dalam lingkaran pertemanan kita maupun dalam diri sendiri.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence