Sukses

Review The Irishman: Drama Kriminal yang Mengubah Pandangan tentang Film Mafia

Ulasan mendalam tentang "The Irishman", film epik Martin Scorsese. Apakah karya berdurasi panjang ini layak ditonton?

Liputan6.com, Jakarta "The Irishman" hadir sebagai sebuah mahakarya yang telah lama ditunggu-tunggu dari maestro perfilman Martin Scorsese. Film ini menandai kembalinya Scorsese ke genre yang telah membuatnya melegenda, yaitu drama kriminal. Dibintangi oleh trio aktor legendaris Robert De Niro, Al Pacino, dan Joe Pesci, "The Irishman" menjanjikan pengalaman sinematik yang tak terlupakan.

Didasarkan pada buku "I Heard You Paint Houses" karya Charles Brandt, film ini mengangkat kisah nyata Frank Sheeran, seorang pembunuh bayaran yang terlibat dalam lingkaran mafia dan serikat buruh. Dengan durasi hampir empat jam, "The Irishman" mengajak penonton untuk menyelami dunia kriminal yang kompleks dan penuh intrik, sambil merefleksikan tema-tema universal seperti loyalitas, penuaan, dan penyesalan.

Sejak dirilis, ulasan The Irishman telah menjadi perbincangan hangat di kalangan kritikus dan penggemar film. Banyak yang mempertanyakan apakah The Irishman layak ditonton mengingat durasinya yang panjang. Film ini juga menarik perhatian karena penggunaan teknologi de-aging yang inovatif, memungkinkan aktor senior memerankan karakter mereka di berbagai periode waktu.

Lalu apakah film ini layak ditonton? Simak ulasan selengkapnya, seperti yang telah disusun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kmais (25/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sinopsis Film The Irishman

"The Irishman" mengisahkan perjalanan hidup Frank Sheeran (Robert De Niro), seorang veteran Perang Dunia II yang kemudian beralih menjadi sopir truk dan akhirnya terjun ke dunia kriminal sebagai "tukang cat rumah" - istilah slang untuk pembunuh bayaran. Film ini menyorot hubungan Sheeran dengan dua tokoh penting: Russell Bufalino (Joe Pesci), seorang bos mafia Pennsylvania yang berpengaruh, dan Jimmy Hoffa (Al Pacino), pemimpin serikat buruh yang kontroversial dan kharismatik.

Alur cerita bergerak maju-mundur dalam waktu, dimulai dengan Frank Sheeran yang sudah tua menceritakan kisah hidupnya dari sebuah panti jompo. Kita diajak menyusuri perjalanan Sheeran dari seorang sopir truk biasa menjadi salah satu tokoh kunci dalam dunia kriminal Amerika. Narasi ini tidak hanya mengungkap peristiwa-peristiwa penting, tetapi juga menggambarkan perubahan sosial dan politik Amerika selama beberapa dekade.

Hubungan Sheeran dengan Bufalino menjadi titik balik dalam hidupnya, membawanya masuk lebih dalam ke dunia mafia. Melalui Bufalino, Sheeran diperkenalkan kepada Jimmy Hoffa, yang kemudian menjadi teman dekatnya. Persahabatan ini membawa Sheeran ke dalam pusaran politik, kekuasaan, dan kejahatan yang lebih besar, menggambarkan bagaimana dunia bawah tanah dan politik saling bersinggungan.

Seiring berjalannya waktu, loyalitas Sheeran diuji ketika ketegangan antara Hoffa dan kelompok mafia meningkat. Film ini mengeksplorasi dilema moral yang dihadapi Sheeran, konflik antara kesetiaan pada teman dan kepatuhan pada perintah mafia. Penggambaran konflik internal ini menjadi salah satu kekuatan utama film, memberikan dimensi yang mendalam pada karakter Sheeran.

"The Irishman" bukan sekadar film tentang kejahatan terorganisir. Ini adalah kisah tentang persahabatan, pengkhianatan, dan konsekuensi dari pilihan hidup seseorang. Film ini juga menjadi refleksi mendalam tentang penuaan, penyesalan, dan pencarian penebusan di akhir hidup. Scorsese dengan cermat menggambarkan bagaimana keputusan-keputusan masa lalu terus menghantui karakter-karakternya hingga akhir hayat mereka.

3 dari 5 halaman

Kualitas Film The Irishman

Film ini menampilkan sejumlah elemen yang membuktikan kualitas tinggi dan keahlian para pembuatnya. Dari penyutradaraan yang matang oleh Martin Scorsese hingga akting brilian dari para aktor legendaris, "The Irishman" menawarkan pengalaman menonton yang kaya dan mendalam.

Penyutradaraan

Martin Scorsese sekali lagi membuktikan mengapa ia dianggap sebagai salah satu sutradara terbaik sepanjang masa. Dalam "The Irishman", Scorsese menunjukkan keahliannya dalam menggambarkan dunia kriminal dengan detail yang menakjubkan. Ia berhasil menjaga alur cerita tetap menarik dan menegangkan meskipun durasi film mencapai 3 jam 30 menit.

Scorsese menggunakan teknik penyutradaraan yang matang untuk menggambarkan perjalanan waktu. Ia menggunakan perubahan gaya visual dan pacing untuk membedakan era yang berbeda, dari tahun 1950-an yang enerjik hingga tahun-tahun terakhir yang lebih kontemplatif. Penggunaan voice-over Sheeran juga efektif dalam mengikat narasi yang kompleks ini.

Scorsese juga mengambil risiko dengan menggunakan teknologi CGI untuk meremajakan aktor utamanya, memungkinkan mereka memerankan karakter yang sama di berbagai periode waktu. Meskipun hasilnya tidak selalu sempurna, keberanian ini patut diapresiasi dan secara keseluruhan berhasil mendukung narasi film. Teknik ini memungkinkan Scorsese untuk mempertahankan kontinuitas emosional karakter-karakternya sepanjang film.

Akting

Review film The Irishman tidak akan lengkap tanpa membahas akting para bintangnya. Robert De Niro memberikan penampilan yang mengesankan sebagai Frank Sheeran. Ia menghidupkan karakter Sheeran dengan nuansa yang kompleks, dari seorang tentara muda yang polos hingga pembunuh bayaran yang dingin, dan akhirnya menjadi pria tua yang penuh penyesalan. De Niro berhasil menggambarkan perubahan subtil dalam karakter Sheeran seiring berjalannya waktu, dari cara ia berjalan hingga ekspresi wajahnya.

Al Pacino meledak-ledak dalam perannya sebagai Jimmy Hoffa. Ia membawa energi dan karisma yang luar biasa, menciptakan karakter yang sulit untuk tidak disukai meskipun memiliki sisi gelap. Pacino berhasil menangkap kompleksitas Hoffa - seorang pemimpin serikat buruh yang berapi-api namun juga memiliki kelemahan fatal.

Sementara itu, Joe Pesci, yang keluar dari masa pensiunnya untuk film ini, memberikan penampilan yang tenang namun mengancam sebagai Russell Bufalino. Berbeda dengan peran-peran gangster sebelumnya yang lebih eksplosif, Pesci menunjukkan kedewasaan aktingnya dengan penampilan yang lebih halus namun sama menakutkannya.

Ketiganya berhasil menciptakan dinamika yang kompleks dan meyakinkan, menjadi inti dari kekuatan emosional film ini.

Alur Cerita

Alur cerita "The Irishman" yang non-linear mungkin menantang bagi beberapa penonton, tetapi juga menjadi salah satu kekuatan film ini. Perpindahan waktu yang dinamis memungkinkan penonton untuk melihat perkembangan karakter dan hubungan antar tokoh secara lebih mendalam.

Scorsese dan penulis skenario Steven Zaillian dengan cermat membangun narasi yang kompleks. Mereka menggabungkan peristiwa-peristiwa historis dengan drama personal karakter-karakternya, menciptakan tapestri yang kaya akan detail dan emosi. Alur cerita ini tidak hanya mengeksplorasi dunia kriminal, tetapi juga menggambarkan perubahan lanskap sosial dan politik Amerika selama beberapa dekade.

Meskipun durasi film yang panjang bisa menjadi tantangan, narasi yang kaya dan detail membuat setiap menit terasa berharga. Film ini tidak hanya tentang aksi dan kekerasan, tetapi juga tentang konsekuensi jangka panjang dari pilihan hidup seseorang. Scorsese mengambil waktu untuk mengembangkan karakter-karakternya, memungkinkan penonton untuk benar-benar memahami motivasi dan dilema mereka.

Sinematografi dan Musik

Sinematografi oleh Rodrigo Prieto layak mendapat pujian tersendiri. Ia berhasil menangkap esensi setiap era yang digambarkan dalam film dengan sangat baik. Penggunaan pencahayaan dan framing memberikan kesan otentik pada setiap periode waktu yang ditampilkan. Prieto menggunakan palet warna yang berbeda untuk setiap era, dari warna-warna cerah tahun 50-an hingga tone yang lebih suram di tahun-tahun terakhir.

Penggunaan kamera juga bervariasi sesuai dengan mood setiap adegan. Adegan-adegan aksi difilmkan dengan dinamis, sementara momen-momen yang lebih reflektif menggunakan shot yang lebih statis dan kontemplatif. Prieto juga berhasil menangkap detail-detail kecil yang menambah autentisitas film, dari arsitektur hingga pakaian dan kendaraan.

Musik yang dikomposisi oleh Robbie Robertson menambah kedalaman emosional pada film. Scorenya memperkuat momen-momen kunci tanpa pernah terasa berlebihan, menciptakan atmosfer yang sempurna untuk narasi yang kompleks ini. Robertson menggunakan berbagai genre musik untuk mencerminkan perubahan era, dari doo-wop tahun 50-an hingga rock tahun 70-an. Penggunaan lagu-lagu populer juga efektif dalam menetapkan setting temporal dan emosional setiap adegan.

4 dari 5 halaman

Kelebihan dan Kekurangan The Irishman

Seperti halnya setiap karya seni, tidak ada film yang benar-benar sempurna, termasuk "The Irishman." Meskipun film ini telah mendapat pujian luas dari kritikus dan penonton, penting untuk diingat bahwa ia juga memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Kelebihan:

1. Penyutradaraan brilian oleh Martin Scorsese yang menunjukkan penguasaannya atas genre ini. Scorsese berhasil menggabungkan elemen-elemen klasik film gangster dengan refleksi yang lebih mendalam tentang penuaan dan penyesalan.

2. Akting luar biasa dari trio De Niro, Pacino, dan Pesci yang memberikan penampilan terbaik mereka. Ketiganya menunjukkan chemistry yang luar biasa dan nuansa akting yang matang.

3. Alur cerita yang kaya dan mendalam, mengeksplorasi tema-tema universal seperti loyalitas, penuaan, dan penyesalan. Narasi yang kompleks berhasil menggabungkan drama personal dengan peristiwa historis yang lebih besar.

4. Sinematografi dan musik yang mendukung atmosfer film dengan sempurna. Penggunaan visual dan audio yang cermat membantu menciptakan immersive experience bagi penonton.

5. Penggunaan teknologi de-aging yang inovatif, meskipun tidak sempurna, membuka kemungkinan baru dalam bercerita.

Kekurangan:

1. Durasi film yang sangat panjang (3 jam 30 menit) mungkin menjadi tantangan bagi beberapa penonton. Beberapa penonton mungkin merasa film ini terlalu lambat di beberapa bagian.

2. Penggunaan CGI untuk meremajakan aktor, meskipun inovatif, terkadang terasa kurang alami. Ada beberapa momen di mana efek visual ini dapat mengganggu immersivitas film.

3. Alur cerita yang non-linear mungkin membingungkan bagi penonton yang tidak terbiasa. Perpindahan waktu yang sering terjadi membutuhkan perhatian penuh dari penonton.

4. Fokus yang kuat pada karakter laki-laki mungkin dianggap sebagai kekurangan oleh beberapa penonton, mengingat kurangnya pengembangan karakter perempuan dalam film.

5 dari 5 halaman

Apakah The Irishman Layak Ditonton?

Setelah mengulas berbagai aspek film ini, pertanyaannya sekarang adalah: apakah The Irishman layak ditonton? Jawabannya adalah ya, sangat layak.

"The Irishman" adalah puncak dari karier Martin Scorsese dalam genre film kriminal. Ini adalah film yang ambisius, mendalam, dan penuh renungan tentang kehidupan di dunia kriminal. Meskipun durasinya panjang, setiap menit dari film ini dipenuhi dengan narasi yang kaya, akting yang luar biasa, dan sinematografi yang menawan.

Bagi penggemar film kriminal dan karya-karya Scorsese sebelumnya, "The Irishman" adalah tontonan wajib. Film ini menawarkan pendekatan yang lebih matang dan reflektif terhadap tema-tema yang telah lama menjadi ciri khas Scorsese. Ini bukan hanya sekadar film gangster lain, tetapi sebuah meditasi mendalam tentang konsekuensi dari kehidupan yang dijalani dalam kekerasan.

Namun, bahkan bagi penonton umum, "The Irishman" menawarkan pengalaman sinematik yang mendalam dan berkesan. Ini bukan sekadar film tentang mafia, melainkan sebuah studi karakter yang kompleks dan eksploitasi mendalam tentang konsekuensi dari pilihan hidup seseorang. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan tema-tema universal seperti penuaan, penyesalan, dan pencarian makna di akhir hidup.

Meskipun durasinya mungkin menakutkan bagi beberapa orang, kesabaran Anda akan dibayar dengan pengalaman menonton yang luar biasa. Setiap adegan dibangun dengan hati-hati, setiap dialog memiliki makna, dan setiap karakter dikembangkan dengan detail yang menakjubkan. "The Irishman" adalah bukti bahwa film epik masih memiliki tempat di era streaming ini, dan bahwa sutradara veteran seperti Scorsese masih mampu menciptakan karya yang relevan dan mengesankan.

Film ini juga menawarkan kesempatan langka untuk melihat tiga aktor legendaris - De Niro, Pacino, dan Pesci - bermain bersama dalam peran yang memamerkan bakat mereka sepenuhnya. Penampilan mereka sendiri sudah cukup menjadi alasan untuk menonton film ini.

Jadi, jika Anda mencari film yang tidak hanya menghibur tetapi juga membuat Anda berpikir dan merenungkan kehidupan, "The Irishman" adalah pilihan yang tepat. Ini adalah sebuah mahakarya yang layak untuk diapresiasi oleh setiap pencinta film. Mungkin membutuhkan komitmen waktu yang signifikan, tetapi "The Irishman" menawarkan pengalaman sinematik yang kaya, mendalam, dan tak terl

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.