Liputan6.com, Jakarta Asam urat merupakan gangguan sendi yang terjadi ketika kristal asam urat menumpuk di persendian. Hal ini mengakibatkan peradangan dan nyeri hebat. Penyakit ini biasanya menimpa orang tua namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada usia muda.
Kebiasaan sehari-harimu bisa menjadi biang kerok munculnya asam urat. Meski begitu masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa kebiasaan yang sering dilakukan dapat meningkatkan risiko terkena asam urat.Â
Baca Juga
Nah, supaya kamu bisa menghindari masalah ini, yuk kita kenali kebiasaan-kebiasaan penyebab asam urat yang perlu diwaspadai yang kadang sering tidak disadari. Berikut selengkapnya delapan kebiasaan yang bisa memicu terkena asam urat sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (25/7/2024).
Advertisement
Â
1. Konsumsi Makanan Tinggi Purin
Salah satu faktor utama yang menyebabkan asam urat adalah makanan yang kaya akan purin. Purin sendiri adalah zat yang bisa ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti daging merah, jeroan, dan beberapa jenis ikan seperti sarden dan makarel. Ketika purin dipecah dalam tubuh, ia akan menghasilkan asam urat. Jika kita mengonsumsi makanan yang mengandung purin secara berlebihan, maka risiko terkena asam urat akan meningkat.Â
Advertisement
2. Konsumsi Gula dan Minuman Manis
Mengonsumsi gula dan minuman manis juga dapat meningkatkan risiko asam urat. Minuman yang tinggi kandungan fruktosa, seperti minuman bersoda dan jus buah, dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Tingginya kadar fruktosa dapat mengganggu metabolisme asam urat dan menyebabkan penumpukan dalam darah.
Â
3. Dehidrasi
Kekurangan cairan atau dehidrasi bisa menjadi penyebab buruknya kondisi asam urat dalam tubuh. Air memiliki peran penting dalam mengencerkan asam urat dalam darah dan membantu proses pengeluarannya melalui urine. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan cukup minum air setiap harinya agar asam urat dapat dengan baik dikeluarkan dari tubuh.Â
Â
Advertisement
4. Mengonsumsi Minuman Beralkohol
Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol juga dapat menjadi pemicu peningkatan kadar asam urat dalam darah. Terutama minuman beralkohol seperti bir dan minuman keras. Alkohol memiliki efek yang menghambat proses pengeluaran asam urat dari tubuh, dan juga bisa menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi ini akan mengurangi kemampuan tubuh untuk mengeluarkan asam urat. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk membatasi konsumsi alkohol agar kadar asam urat tetap terjaga.
Â
5. Kurangnya Aktivitas Fisik
Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga berperan dalam penumpukan asam urat dalam tubuh. Orang yang jarang bergerak atau berolahraga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami asam urat.
Advertisement
6. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas juga menjadi faktor risiko lain untuk asam urat. Lemak tubuh yang berlebihan dapat meningkatkan produksi asam urat dan mengurangi kemampuan tubuh untuk mengeluarkannya.
7. Stres Berlebihan
Selain itu, stres berlebihan juga bisa memengaruhi kadar asam urat dalam tubuh. Stres dapat mengganggu metabolisme dan mempengaruhi produksi serta pengeluaran asam urat. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti berlatih relaksasi atau meditasi.
Advertisement
8. Menggunakan Obat-obatan Tertentu
Penggunaan obat-obatan tertentu dapat menjadi salah satu pemicu peningkatan kadar asam urat dalam tubuh karena mekanisme kerja obat tersebut dapat mengganggu metabolisme normal asam urat. Beberapa obat seperti diuretik, aspirin dalam dosis tinggi, obat-imunosupresan, dan kortikosteroid dapat mempengaruhi cara tubuh mengolah purin, zat yang menjadi prekursor asam urat.
Diuretik, misalnya, meningkatkan pengeluaran air dan elektrolit termasuk asam urat melalui ginjal, sementara aspirin dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Kortikosteroid dan obat-imunosupresan juga dapat memengaruhi metabolisme purin yang dapat menyebabkan penumpukan asam urat.
Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan tertentu sering kali memerlukan pemantauan ketat dan mungkin perlu penyesuaian dosis atau terapi tambahan untuk mengontrol kadar asam urat dan mencegah komplikasi terkait asam urat seperti penyakit asam urat.
Dengan mengenali dan mengendalikan kebiasaan-kebiasaan ini, seseorang dapat membantu menjaga kadar asam urat dalam tubuh tetap normal dan mengurangi risiko terkena penyakit asam urat. Penting untuk konsultasi dengan profesional kesehatan jika kamu memiliki kekhawatiran atau gejala yang berkaitan dengan asam urat untuk diagnosis dan manajemen yang tepat.  Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence