Liputan6.com, Jakarta Pilkada Kota Malang 2024 akan menjadi momen penting dalam perjalanan politik di kota ini. Diselenggarakan pada 27 November 2024, pemilihan ini bertujuan untuk menentukan siapa yang akan memimpin Malang selama periode 2024-2029. Sebagai bagian dari pemilihan serentak yang juga mencakup Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif, Pilkada Kota Malang 2024 akan menghadirkan berbagai dinamika politik yang menarik.
Dalam Pilkada Kota Malang 2024, perhatian publik akan tertuju pada berbagai calon yang akan bersaing memperebutkan kursi wali kota. Salah satu sorotan utama adalah apakah wali kota petahana, Sutiaji, akan kembali mencalonkan diri atau tidak. Pilkada Kota Malang 2024 ini menjanjikan persaingan yang ketat dan penuh warna, dengan calon-calon yang membawa berbagai visi dan misi untuk kemajuan kota Malang.
Keberhasilan Pilkada Kota Malang 2024 akan sangat bergantung pada partisipasi masyarakat dan dinamika politik yang berkembang. Dengan pelaksanaan yang bersamaan dengan pemilihan di seluruh Indonesia, Pilkada Kota Malang 2024 akan menjadi barometer penting untuk mengukur tren politik lokal dan nasional.Â
Advertisement
Simak terus informasi terbaru seputar Pilkada Kota Malang berikut ini, yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, pada Kamis (25/7).
Calon Potensial yang Akan Maju Di Pilkada Kota Malang 2024
Pilkada Kota Malang 2024, yang akan berlangsung pada 27 November 2024, menjanjikan kompetisi yang menarik dengan munculnya sejumlah kandidat potensial. Berikut adalah beberapa kandidat yang diperkirakan akan berkompetisi dalam pemilihan ini, masing-masing dengan latar belakang yang berbeda-beda:
- Sutiaji: Saat ini menjabat sebagai Wali Kota Malang, Sutiaji adalah calon petahana yang memiliki peluang besar untuk mencalonkan diri kembali. Dengan pengalaman sebagai wali kota, Sutiaji berpotensi menjadi kandidat yang kuat dalam Pilkada Kota Malang 2024.
-
Fairouz Huda: Mantan asisten pribadi KH. Hasyim Muzadi ini membawa pengalaman politik yang signifikan. Sebagai salah satu kandidat, Fairouz Huda diharapkan dapat menawarkan perspektif baru dalam pemilihan ini.
-
Sofyan Edi Jarwoko: Mantan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, adalah kandidat lain yang dapat menjadi pesaing kuat. Pengalaman sebelumnya dalam pemerintahan lokal memberikan nilai tambah bagi pencalonannya.
-
Mochamad Anton: Sebagai mantan Wali Kota Malang, Mochamad Anton memiliki rekam jejak yang jelas dalam memimpin kota ini. Kembalinya dia ke arena politik bisa menjadi salah satu sorotan utama dalam Pilkada ini.
-
I Made Riandiana Kartika: Ketua DPRD Kota Malang dan kader PDI Perjuangan, I Made Riandiana Kartika, berpotensi diusung oleh partainya. PDI Perjuangan, yang memiliki 9 kursi di DPRD, memiliki kekuatan untuk mencalonkan calon tanpa perlu berkoalisi.
-
Sri Untari Bisowarno: Anggota DPRD Jawa Timur ini juga masuk dalam daftar kandidat potensial. Latar belakangnya di tingkat provinsi bisa membawa perspektif yang berbeda dalam Pilkada Kota Malang.
-
Abd. Aziz: Seorang advokat dan pendiri firma hukum, Abd. Aziz merupakan kandidat yang berasal dari sektor hukum dan bisnis. Keahliannya di bidang hukum bisa menjadi nilai tambah dalam kompetisi ini.
-
Heri Cahyono: Pengusaha sukses ini juga menjadi salah satu calon yang diperkirakan akan berkompetisi. Pengalaman dalam dunia bisnis mungkin membawa pendekatan baru dalam pemerintahan kota.
-
Dewanti Rumpoko: Mantan Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, adalah kandidat dengan pengalaman dalam kepemimpinan kota yang bisa menjadi pertimbangan penting bagi pemilih di Malang.
-
Moreno Soeprapto: Anggota DPR RI ini memiliki latar belakang nasional yang bisa mempengaruhi Pilkada Kota Malang 2024. Pengalaman politiknya di tingkat nasional akan memberikan dimensi tambahan dalam pemilihan.
-
Fahmi Saguanto: Pengusaha lainnya yang juga diperkirakan akan terlibat dalam Pilkada ini. Pengalaman dalam bisnis bisa memberikan pandangan berbeda dalam kepemimpinan kota.
Â
Advertisement
Dinamika PolitikÂ
Menjelang Pilkada Kota Malang 2024, dinamika politik menunjukkan peran penting dari partai-partai politik utama, terutama PDI Perjuangan dan PKB, dalam menentukan kandidat dan arah pemilihan. Berikut adalah analisis lebih mendalam mengenai situasi ini:
PDI Perjuangan
Dengan memiliki 9 kursi di DPRD Kota Malang, PDI Perjuangan berada dalam posisi strategis yang memungkinkan mereka untuk mengusung calon wali kota tanpa perlu membentuk koalisi. Keunggulan ini memberikan mereka kekuatan tambahan dalam menentukan arah dan kebijakan yang akan dibawa dalam pemilihan. PDI Perjuangan juga dikenal memiliki basis dukungan yang kuat di kalangan masyarakat, yang dapat dimanfaatkan secara efektif dalam kampanye pemilihan.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Sebagai partai dengan 8 kursi di DPRD, PKB mungkin perlu mencari koalisi dengan partai lain untuk mengusung calon mereka. Jumlah kursi yang terbatas menunjukkan bahwa PKB harus menjalin hubungan politik dengan partai-partai lain untuk memperkuat dukungan bagi calon yang mereka usung. Selain itu, PKB memiliki basis pemilih yang solid, terutama di kalangan masyarakat yang memiliki afiliasi dengan organisasi Islam, yang dapat menjadi modal penting dalam proses koalisi.
Dengan perbedaan jumlah kursi antara PDI Perjuangan dan PKB, dinamika koalisi akan menjadi aspek krusial. PKB kemungkinan akan berusaha membentuk aliansi dengan partai-partai lain untuk memperoleh dukungan yang cukup bagi calon mereka. Proses koalisi ini akan melibatkan pertimbangan yang cermat mengenai partai mana yang akan diajak berkoalisi dan bagaimana membangun kesepakatan yang saling menguntungkan.
Dalam upaya membangun koalisi, partai-partai harus mempertimbangkan preferensi pemilih serta isu-isu yang relevan bagi masyarakat Kota Malang, seperti ekonomi, pendidikan, dan infrastruktur. Pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan dan harapan pemilih akan mempengaruhi strategi koalisi dan kampanye masing-masing partai.
Dinamika politik menjelang Pilkada Kota Malang 2024 akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan partai politik, strategi koalisi, dan respons terhadap kebutuhan masyarakat. PDI Perjuangan dan PKB, sebagai partai dengan kursi signifikan di DPRD, akan memainkan peran kunci dalam menentukan arah pemilihan serta calon yang akan diusung. Kedua partai ini akan menghadapi tantangan dan peluang yang memerlukan strategi yang cermat untuk meraih kemenangan dalam pilkada mendatang.