Sukses

Teman Bercanda Tepuk Punggung, Wanita Ini Kesakitan Minta Tebusan Rp 90 Juta

Niat bercanda malah jadi perkara.

Liputan6.com, Jakarta Bercanda dengan teman memang sesekali perlu dilakukan. Selain memecah kebosanan, bercanda bisa menambah keakraban persahabatan. Namun terkadang bercanda kecil bisa jadi serius. Seperti sebuah kisah wanita yang ditepuk punggungnya secara bercanda oleh teman yang berujung apes ini. 

Seorang wanita Tiongkok menuntut kompensasi sebesar 40.000 Yuan atau sekitar Rp 90 juta dari rekan kerjanya setelah sebuah tepukan di punggung mengakibatkan cedera yang membuatnya tidak dapat bekerja selama setahun. 

Wanita bermarga Zheng, bekerja sebagai penjaga keamanan di stasiun metro Hangzhou, Zhejiang, ketika insiden ini terjadi. Zheng menuduh rekannya, Lu, menepuk punggungnya dengan teknik kung fu yang membuatnya menderita cedera serius. 

Dilansir Liputan6.com dari Oddity Central, Senin (29/7/2024), kisah ini bermula ketika Zheng sedang tidur siang dengan kepala di atas meja saat istirahat sore. Seorang rekan kerja laki-laki bernama Lu menepuk punggungnya untuk membangunkannya. Zheng langsung merasakan sensasi seperti sengatan listrik sebelum merasakan lengan dan lehernya mati rasa. 

Rekan kerja lain berhasil mengabadikan foto yang menunjukkan jelas tanda lima jari di punggung Zheng. Sejak itu, Zheng tidak bisa bekerja dan kini menuntut kompensasi dari Lu. Menurutnya, Lu berutang kompensasi finansial atas penderitaannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tepukan Bercanda Jadi Perkara

Setelah mendapat tepukan punggung, Zheng mengeluh dan Lu memberi 3.000 yuan (sekitar Rp 6 juta) dengan syarat Zheng tidak akan mengambil tindakan hukum. Namun, setelah kondisinya tidak membaik sebulan kemudian, Zheng pergi ke rumah sakit dan didiagnosis mengalami cakram tulang belakang yang menonjol.

Cakram tulang belakang terletak di antara 33 ruas tulang belakang, yang merupakan tulang-tulang yang saling terkait dan bertumpuk satu di atas yang lain. Cakram-cakram ini berfungsi sebagai peredam kejut bagi tulang belakang dan memungkinkannya untuk menekuk, membengkok, dan berputar.

Dokter menyarankan agar Zheng beristirahat selama beberapa minggu, namun ia akhirnya tidak bisa bekerja selama setahun penuh.

Seiring berjalannya waktu, Zheng semakin yakin bahwa Lu menggunakan teknik kung fu "telapak besi" saat menepuk punggungnya, mengingat Lu sering membanggakan keterampilan bela dirinya. Teknik ini diajarkan di banyak sekolah bela diri di Tiongkok dan digunakan untuk melatih praktisi agar mampu melancarkan serangan kuat.

 
3 dari 3 halaman

Diviralkan di Medsos

Awal tahun ini, Zheng menemui Lu dan menuntut Rp 90 juta sebagai kompensasi atas tagihan medis dan pendapatan yang hilang. Namun, Lu menolak dan memutuskan semua kontak dengan Zheng. Zheng merasa hidupnya hancur akibat tepukan yang dianggapnya berlebihan. Selama setahun penuh, Zheng harus menanggung beban finansial dan emosional karena tidak bisa bekerja.

Tidak punya pilihan lain, Zheng membawa kisahnya ke media, berharap mendapat simpati. Sayangnya, respons publik tidak seperti yang dia harapkan, dengan banyak yang mengolok-olok kelemahannya. 

“Apakah kamu terbuat dari tahu? Tubuhmu hancur berkeping-keping karena ditampar?” tanya seseorang di platform Weibo.

Zheng berharap, dengan membawa kisahnya ke publik, dia bisa mendapatkan keadilan dan kompensasi yang layak. Namun, tantangan yang dihadapinya semakin berat dengan banyaknya komentar negatif dari masyarakat. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.